p. Sedangkan satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
2.3.5 Proses Pembelajaran Pendidikan Nonformal
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Namun pembelajaran yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan yang ditempuh oleh instruktur dan warga belajar dalam belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menyusun progam pembelajaranpemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan nonformal merupakan suatu proses kegiatan yang tediri dari serangkaian tahapan dan dilaksanakan secara berurutan, dimulai dari: a
identifikasi dan perumusan masalah dan kebutuhan, b penetapan prioritas masalah, dan kebutuhan, c perumusan kebijakan, strategi perencanaan
program, perumusan tujuan, dan d preumusan perencanaan pelaksanaan program, supervise, monitoring, dan evaluasi. Identifikasi kebutuhan dan
perumusan masalah meupakan upaya awal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
masalah apa
sebenarnya yang
terjadi pada
lembagaorganisasimasyarakat dan individu dalam suatu kelompok masyarakat. Sutarto, 2013:167.
Beberapa analisis menengarai bahwa proses pembelajaran pendidikan nonformal dipengaruhi oleh tiga faktor Green 1980 dan Dahama 1980
sebagaimana dikutip oleh Sutarto 2007:127 yaitu:
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi disebut juga faktor yang mempermudah atau faktor pertama yang mempengaruhi untuk berperilaku, yang
mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.
Dalam arti umum dapat dinyatakan faktor predisposisi sebagai
preferensi “pribadi” yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Pada latar proses pembelajaran pendidikan
nonformal preferensi ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku pendidikan pendidikan nonformal dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai proses pembelajaran.
b. Faktor Pemungkin atau Pendukung
Faktor pemungkin mencakup berbagai suasana, kondisi yang memungkinkan keberlangsungan pendidikan nonformal secara efektif
khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Faktor kepemimpinan, faktor iklim dan budaya organisasi ditengarai
berpengaruh sangat kuat terhadap keberlangsungan pendidikan nonformal yang efektif dan efisien, meskipun tentunya masih ada
faktor pemungkin yang lain.
c. Faktor Penguat atau Pendorong
Salah satu faktor pendorong yang mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan nonoformal adalah dukungan pembiayaan,
dan dukungan saranaprasarana pembelajaran. Biaya pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pendidikan, sebab tanpa atau
kekurangan biaya yang dikeluarkan proses pendidikan akan terhambat. Biaya pendidikan cukupnya sangat luas, yaitu uang,
barang, dan jasa yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan.
Peaturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 9 yang berbunyi:
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan penyelenggaraan pendidikan.
2.3.5.1 Tahap Perencanaan
Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukan hasil yang yang optimal
dalam pembelajaran. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan
mudah dan tepat sasaran. Davies dalam sutarto, 2008:170 kegiatan perencanaan pembelajaran
meliputi kegiatan analisis tugas dan pekerjaan, menentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan, menentukan kemampuan populasi
target, mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran, dan merumuskan tujuan pembelajaran.
Dalam perencanaan
pogram pembelajaran
pendidikan nonformalpemberdayaan masyarakat mempunyai langkah-langkah yang harus
memenuhi syarat-syarat tertentu dengan mempetimbangkan karakteristik warga belajarkelompok sasaran. La Bella dalam sutarto, 2008:171
mengemukakan beberapa hal yang patut dipahami dalam merancang suatu program pembelajaranpemberdayaan masyarakat yang efektif dalam modus
pendidikan nonformal, yaitu: 1 Pemahaman sumber-sumber cultural dan historika. Bahwa setiap masyaakat memiliki sistem nilai yang mewanai
pendidikannya. Pemahaman tersebut penting dalam merancang pembelajaan pendidikan nonformal, 2 Pemahaman terhadap target populasi, yaitu petama,
motivasi yang mendorong warga belajar dan penghargaan psiko-sosial- ekonomi yang memungkinkan untuk bertahan untuk belajar, kedua, kebiasaan-
kebiasaan dan ekspektasi yang telah diperoleh sebelumnya, gaya proses-proses