Pemberdayaan Penyandang Tunanetra Penegasan Istilah
demokratis, partisipasi dengan titik fokusnya pada lokalita, sebab masyaakat akan merasa siap diberdayakan melaui issue-issue local.
Dalam pengetian tersebut, pemberdayaan mengandung arti pebaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik dalam arti:
1 Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan. 2 Perbaikan kesejahteraan sosial pendidikan dan kesehatan. 3 Kemerdekaan dari segala
bentuk penindasan. 4 Terjadinya keamanan, terjadinya hak asasi manusia yang bebas dari asa-takut dan kekhwatiran.
Dalam upaya memperdayakan masyarakat tesebut dapat dilihat dari tiga sisi yaitu Theresia, Aprillia. Andini, Krisnha S. Nugraha, Prima G.P.
Mardikanto, Totok, 2014:119-121: Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling. Disinih titik
tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiapa masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat
yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya sertaa berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat empowering. Dalam rangka ini dipelukan langkah-langkah lebih positif,
selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Pekuatan ini meliputi langkah-langkah lebih positif, selain hanya dari menciptakan iklim dan
suasana. Pekuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyedian berbagai masukan input, serta pembukaan akses ke dalam
berbagai peluang opportunities yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.Dalam prosesw pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh
karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya
dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya pesaingan yang tidak
seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada
berbagai program pemberian. Dengan demikian pembedayaan adalah sebuah poses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk mempekuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyaakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadilan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang besifat fisik, ekonomi, maupun social.