g. Materi tentang pelaksanaan Al-Qur‟an Digital
4.1.6.3 Program pelayanan pembelajaran Pijat Refleksi a.
Materi tentang pengetahuan Pijat Refleksi b.
Materi tentang pengenalan titik tubuh c.
Materi tentang peraktik penggunaan titik tubuh d.
Materi Cara mengurut e.
Materi cara menangani bagian yang sakit
4.1.7 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an Khusus Tunanetra
Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana Pendukung
No Sarana dan Prasarana
Keterangan 1.
1 Gedung kantor Terdiri dari ruang ketua
2. 2 Asrama
1 asrama putra terdiri dari 4 kamar, 2 kamar mandi, 1 dapur, serta ruang tamu dan 1 asrama
putri terdiri dari 2 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur serta ruang tamu.
3. Rumah Sahabat
3 ruang untuk pembelajaran, digunakan untuk pembelajaran
teori dan
praktek, 2
perpustakaan. 4.
Ruang Penyiaran Radio SAMA
FM Rumah
Sahabat Terdiri dari alat-alat untuk penyiaran
5. Mushola
Digunakan untuk sholat berjamaah dan kegiatan agama lainnya
4.1.8 Gambaran Subjek
Subjek penelitian dari penelitian tentang Pembedayaan Penyandang Tunanetra Melalui Pendekatatan Pendidikan Nonformal Studi Kasus di
Pondok Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an Khusus Tunanetra Desa Jatisari
Kecamatan Mijen Kabupaten Semaang Tahun 2015 adalah 6 informan, yaitu 3 warga belajar Pondok Pesantren Sahabat Mata, 1orang ketua Pondok
Pesantren sekaligus instruktur dan 2 instruktur Program pembelajaran di Pondok Pesantren Tahfidz Al-
Qur‟an yang dijadikan sebagai informan.
Tabel 4.2 Data Identitas Nara Sumber
No Nama
Usia Pendidikan
Jabatan Keadaan
1. Basuki
43 SMA
Ketua YayasanInstruktur
Tunanetra
2. Sofyan
28 SLB
Instruktur Tunanetra
3. Teguh
40 SMK
Instruktur Normal
Sumber: Data Pendukung
Dari penelitian ini diambil 3 orang informan kunci yang terdiri dari Ketua Program sekaligus merangkap sebagai instruktur di program
pemberdayaan pembelajaran Al- Qur‟an Digital adan instruktur program
pemberdayaan pembelajaran Al- Qur‟an Braille dan Pijat Refleksi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui informasi dari ketua program dan masing- masing instruktur yang akan digunakan untuk mengecek kebenaran dari data
dan informasi yang diperoleh.
Tabel 4.3 Data Identitas Warga Belajar Informan Tambahan
No Nama Umur
Program 1.
Atep 27
Al- Qur‟an Braille
2. Solehuddin
20 Al-
Qur‟an Digital 3.
Joyo 34
Pijat Refleksi Sumber: Data Pendukung
Dalam penelitian ini diambil 3 orang warga belajar, sebagai informan tambahan untuk cek dan ricek. Dengan harapan dapat memperoleh informasi
yang berkaitan dengan pemberdayaan penyandang tunanetra melalui pendekatan pendidikan nonformal di Pondok Pesantren Tahfidz Al-
Qur‟an Khusus Tunanetra.
4.1.9 Penggalangan Dana
Pondok Pesantren Tahfidz AL- Qur‟an Khusus Tunanetra mendapatkan
dana secara mandiri dan melalui donasi.
4.1.10 Aspek Hukum dan Legalitas
Aspek hokum dan legalitas Pondok Pesantren Tahfidz AL- Qur‟an
Khusus Tunanetra adalah SK Menkumham RI no.AHU 2429.AH.01.04. Tahun 2010.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap subyek-subyek yang terlibat dalam Pemberdayaan Penyandang Tunanetra Melalui Pendekatan
Pendidikan Nonformal Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an
Khusus Tunanetra Desa Jatisari Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang, maka penelitian menemukan hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.1 Proses Pembelajaran Penyandang Tunanetra pada Program
Pembelajaran Al- Qur’an Braille.
Pembelajaran sebagai suatu proses pengelolaan kegiatan, tediri atas tiga tahapan. Tahap-tahap dalam proses pembelajaran Al-
Qur‟an Braille yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pengawasan. Adapun dari ketiga tahap ini akan dibahas sebagai berikut:
4.2.1.1 Tahap Perencanaan
Berdasarkan dari hasil obsevasi dan wawancara dengan pihak yayasan pembelajaran Al-
Qur‟an Braille adalah bagian dari program layanan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesanten yang bertujuan untuk memberikan
akses kemudahan bagi tunanetra dalam mempelajari dan membaca Al- Qur‟an.
Pembelajaran Al- Qur‟an Braille sendiri diselenggarakan setiap tahun dan
pembelajaan diadakan seminggu empat kali dengan alokasi waktunya yaitu senin-kamis pukul 08.00-09.30 WIB. Sedangkan warga belajarnya untuk
tahun ini ada 5 orang yang terdiri dari daerah yang berbeda-beda. Kemudian berdasarkan observasi peneliti melihat dan memperhatikan proses
pembelajaran Al-Qur ‟an Braille dalam tahap perencanaan ini, yang peneliti
dapat ungkapkan serta laporkan adalah persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh instruktur. Karena instruktur satu asrama bersama warga
belajar lainnya, oleh karena itu instuktur sekaligus memberitahu kepada warga belajar untuk segera ke rumah sahabat mata sebelum pukul 08.00 pelatihan