Metode Penelitian Perkembangan Pasar (Onan) Laguboti dari Tahun 1945 - 1999

11 Puspita Sari Saragi dalam “Pasar Melati di Medan 1995-2000’’ Skripsi, membahas tentang dampak pertumbuhan Pasar Melati terhadap masyarakat di sekitar Pasar Melati. penulis menggambarkan secara naratif mengenai Pasar Melati dari awal berdirinya, kegiatan atau aktifitas masyarakat sekitar Pasar Melati dan sampai pada perkembangan pasar tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian yang ilmiah, pemakain metode sejarah sangatlah penting. Pada umumnya yang disebut dangan metode sejarah adalah cara, petunjuk pelaksana, proses, prosedur atau teknik sistematis dalam penelitian untuk mendapatkan objek penelitian 6 . Sejumlah sistematika yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu penelitian di dalam merekonstruksi kejadian pada masa lalu. Dimana metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa masa lampau. Penulisan sejarah deskriftif haruslah melalui tahapan demi tahapan. Dalam metode sejarah ada empat tahap dalam penelitian sejarah menurut Louis Gottschalk yaitu : 1. Heuristik, yakni kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau; 2. Kritik, yakni menyelidiki apakah jejak itu sejati, baik bentuk maupun isinya; 6 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal. 11. Universitas Sumatera Utara 12 3. Interpretasi, yakni menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta- fakta yang diperoleh; 4. Historiografi, yakni menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk Tulisan sejarah 7 . Sesuai dengan metode tersebut, maka langkah proses dari penelitian ini adalah: 1.Heuristik Heuristik adalah pengumpulan data atau sumber-sumber yang ditemui mengenai Perkembangan Pasar yang akan ditulis peneliti. Sumber-sumber ini dikumpulkan guna mendapatkan data-data yang relevan sesuai dengan topik yang diteliti yaitu Perkembangan Pasar di Kota Laguboti. Pengumpulan sumber-sumber sejarah dilakukan dengan metode wawancara dan studi kepustakaan. Penulis dalam penelitian ini mengunakan metode wawancara tidak terstruktur dan wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan suatu pedoman wawancara intervieu guide dalam bentuk pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga informan tidak merasa terbatas dalam memberikan jawaban. Informan dalam wawancara dibagi dalam dua kategori pertama informan kunci yaitu orang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman luas tentang Perkembangan Pasar Onan Laguboti. Informan yang kedua adalah informan biasa 7 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, hal. 17. Universitas Sumatera Utara 13 yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi untuk melengkapi data yang sudah ada. Informan biasa yang dimaksud adalah orang-orang yang mengetahui dan terlibat di dalam Pasar Laguboti dan warga disekitar tempat tinggal. wawancara dengan informan biasa dilakukan dengan wawancara terstruktur yaitu dengan membagikan satu set daftar wawancara yang disusun secara sistematis untuk memudahkan peneliti menarik kesimpulan dari hasil wawancara, sample tidak diambil secara keseluruhan karena kendala-kendala di lapangan. Untuk melengkapi sumber-sumber selanjutnya yaitu studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku, majalah, dokumen atau refrensi yang ada hubungannya dengan Pasar yang dikaji. Sumber-sumber yang didapat dari perpustakaan digabungkan dan kemudian dijabarkan secara sistematis hingga didapat wujud dalam bentuk penulisan. Studi lapangan yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi langsung yakni dengan mengamati dan berbelanja ke Pasar Laguboti. 2. Kritik Sumber Pada tahap kritik sumber, setelah sumber-sumber yang terkumpul pada kegiatan heuristik kemudian disaring dan diseleksi. Data yang terkumpul tersebut baik merupakan data hasil wawancara maupun data tulisan pustaka akan disaring dan diseleksi guna mengetahui asli atau tidaknya sumber tersebut. Kritik sumber ini terbagi dua, yakni kritik ekstern yakni meliputi berbagai sumber yang penulis kumpulkan baik berupa dokumen atau sumber pustaka dimana aspek fisiknya tersebut Universitas Sumatera Utara 14 diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokument itu sehingga mendapat sumber yang autentik. Selanjutnya kritik inter adalah berupa pengujian atas keaslian isi data yang kita peroleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data yang dipercaya credible 8 . 3. Interpretasi Setelah diperoleh data yang valid dan akurat, maka tahap selanjutnya adalah menginterpretasikan atau menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta-fakta yang diperoleh. Pada tahap ini sangat diperlukan kecermatan dan sikap menghindari subyektifitas terhadap fakta pada perkembangan Pasar di Laguboti. 4. Historigrafi Historigrafi atau penulisan sejarah adalah tahap akhir metode penelitian sejarah. Pada tahap ini, studi ini berusaha untuk memahami historic realite sejarah sebagaimana yang dikisahkan, sehingga mampu dikisahkan dan disajikan masalah ”Perkembangan Pasar Onan Laguboti dari Tahun 1945-1999” secara kronologis pada masyaraka Laguboti. 8 Ibid hal. 20. Universitas Sumatera Utara 15 BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA PASAR ONAN LAGUBOTI DARI TAHUN 1945-1999 2.1 Letak Geografis Kecamatan Laguboti Kecamatan Laguboti merupakan salah satu kecamatan dari 27 Kecamatan yang ada di Daerah Tk II Kabupaten Tapanuli Utara dengan Ibukotanya Laguboti berjarak 55 Km dari Tarutung Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara 9 . Secara geografis kecamatan Laguboti terletak pada Lintang Utara 2.30 – 2.15 dan pada bujur timur 99.00 – 99.14 dengan batas-batasnya adalah: Sebelah Timur : Kecamatan Habinsaran dan kecamatan Silaen Sebelah Barat : Kecamatan Balige Sebelah Utara : Danau Toba Sebelah Selatan : Kecamatan Siborong-borong Luas wilayah Kecamatan Laguboti adalah 7.390 Ha 73,90 Km atau 1125 dari luas Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Kecamatan ini terdiri dari satu kelurahan dan tiga puluh Desa. pada tahun 1999 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan dari Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara setelah menjalani waktu yang cukup 9 Pemda Tk. II Tapanuli Utara Kantor Sensus dan Statistik Laguboti , kecamatan Laguboti Dalam Angka, 1989, Laguboti, Hal. 5 Universitas Sumatera Utara 16 lama dan melewati berbagai proses, pada akhirnya terwujud menjadi kabupaten baru dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten DATI II Toba Samosir dan Kabupaten DATI II Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid atas nama Presiden Republik Indonesia sekaligus melantik Drs.Sahala Tampubolon selaku Penjabat Bupati Toba Samosir. Pada saat itu, sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Drs. Parlindungan Simbolon. Kecamatan Laguboti Terdiri atas 31 DesaKelurahan yaitu: 1. Kel. Pasar Laguboti 20. Somarhirhir 2. Sibuea 21. Gompar Jonggara 3. Sitangkola 22. Sidulang 4. Sibarani nasampulu 23. Ujung Tanduk 5. Huta Tinggi 24. Sintong Marnipi 6. Lumban Dolok 25. Sitoluama I 7. Simatibung Dolok 26. Sitoluama II 8. Simatibung Toruan 27. Gasaribu 9. Lumban Ria-ria 28. Pintu Bosi 10. Siraja Bondar I 29. Ompu Raja Hutapea 11. Siraja Bondar II 30. Simatupang 12. Siraja Lubis 31. Pardingaran 13. Siraja Gorat 14. Aruan 15. Lumban Bagasan Dolok 16. Lumban Bagasan Toruan 17. Banua luhu 18. Gompar Sigiring 19. Siringo-ringo Universitas Sumatera Utara 17

2.2 Sejarah Pasar Laguboti