11
Puspita Sari Saragi dalam “Pasar Melati di Medan 1995-2000’’ Skripsi, membahas tentang dampak pertumbuhan Pasar Melati terhadap masyarakat di sekitar
Pasar Melati. penulis menggambarkan secara naratif mengenai Pasar Melati dari awal berdirinya, kegiatan atau aktifitas masyarakat sekitar Pasar Melati dan sampai pada
perkembangan pasar tersebut.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian yang ilmiah, pemakain metode sejarah sangatlah penting. Pada umumnya yang disebut dangan metode sejarah adalah cara, petunjuk pelaksana,
proses, prosedur atau teknik sistematis dalam penelitian untuk mendapatkan objek penelitian
6
. Sejumlah sistematika yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu penelitian di dalam merekonstruksi kejadian pada masa lalu. Dimana
metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa masa lampau. Penulisan sejarah deskriftif haruslah melalui tahapan demi tahapan. Dalam
metode sejarah ada empat tahap dalam penelitian sejarah menurut Louis Gottschalk yaitu :
1. Heuristik, yakni kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau; 2. Kritik, yakni menyelidiki apakah jejak itu sejati, baik bentuk maupun
isinya;
6
Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Interpretasi, yakni menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta- fakta yang diperoleh;
4. Historiografi, yakni menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk Tulisan sejarah
7
. Sesuai dengan metode tersebut, maka langkah proses dari penelitian ini adalah:
1.Heuristik Heuristik adalah pengumpulan data atau sumber-sumber yang ditemui
mengenai Perkembangan Pasar yang akan ditulis peneliti. Sumber-sumber ini dikumpulkan guna mendapatkan data-data yang relevan sesuai dengan topik yang
diteliti yaitu Perkembangan Pasar di Kota Laguboti. Pengumpulan sumber-sumber sejarah dilakukan dengan metode wawancara dan studi kepustakaan.
Penulis dalam penelitian ini mengunakan metode wawancara tidak terstruktur dan wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan suatu pedoman
wawancara intervieu guide dalam bentuk pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga informan tidak merasa terbatas dalam memberikan
jawaban. Informan dalam wawancara dibagi dalam dua kategori pertama informan kunci yaitu orang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman luas tentang
Perkembangan Pasar Onan Laguboti. Informan yang kedua adalah informan biasa
7
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, hal. 17.
Universitas Sumatera Utara
13
yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi untuk melengkapi data yang sudah ada.
Informan biasa yang dimaksud adalah orang-orang yang mengetahui dan terlibat di dalam Pasar Laguboti dan warga disekitar tempat tinggal. wawancara
dengan informan biasa dilakukan dengan wawancara terstruktur yaitu dengan membagikan satu set daftar wawancara yang disusun secara sistematis untuk
memudahkan peneliti menarik kesimpulan dari hasil wawancara, sample tidak diambil secara keseluruhan karena kendala-kendala di lapangan.
Untuk melengkapi sumber-sumber selanjutnya yaitu studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku, majalah, dokumen atau refrensi yang ada
hubungannya dengan Pasar yang dikaji. Sumber-sumber yang didapat dari perpustakaan digabungkan dan kemudian dijabarkan secara sistematis hingga didapat
wujud dalam bentuk penulisan. Studi lapangan yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi langsung yakni dengan mengamati dan berbelanja ke Pasar
Laguboti. 2. Kritik Sumber
Pada tahap kritik sumber, setelah sumber-sumber yang terkumpul pada kegiatan heuristik kemudian disaring dan diseleksi. Data yang terkumpul tersebut
baik merupakan data hasil wawancara maupun data tulisan pustaka akan disaring dan diseleksi guna mengetahui asli atau tidaknya sumber tersebut. Kritik sumber ini
terbagi dua, yakni kritik ekstern yakni meliputi berbagai sumber yang penulis kumpulkan baik berupa dokumen atau sumber pustaka dimana aspek fisiknya tersebut
Universitas Sumatera Utara
14
diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokument itu sehingga mendapat sumber yang autentik. Selanjutnya kritik inter adalah berupa
pengujian atas keaslian isi data yang kita peroleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data yang dipercaya credible
8
. 3. Interpretasi
Setelah diperoleh data yang valid dan akurat, maka tahap selanjutnya adalah menginterpretasikan atau menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta-fakta
yang diperoleh. Pada tahap ini sangat diperlukan kecermatan dan sikap menghindari subyektifitas terhadap fakta pada perkembangan Pasar di Laguboti.
4. Historigrafi Historigrafi atau penulisan sejarah adalah tahap akhir metode penelitian
sejarah. Pada tahap ini, studi ini berusaha untuk memahami historic realite sejarah sebagaimana yang dikisahkan, sehingga mampu dikisahkan dan disajikan masalah
”Perkembangan Pasar Onan Laguboti dari Tahun 1945-1999” secara kronologis pada masyaraka Laguboti.
8
Ibid hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA PASAR ONAN LAGUBOTI DARI TAHUN
1945-1999 2.1
Letak Geografis Kecamatan Laguboti
Kecamatan Laguboti merupakan salah satu kecamatan dari 27 Kecamatan yang ada di Daerah Tk II Kabupaten Tapanuli Utara dengan Ibukotanya Laguboti
berjarak 55 Km dari Tarutung Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara
9
. Secara geografis kecamatan Laguboti terletak pada Lintang Utara 2.30 – 2.15 dan pada bujur
timur 99.00 – 99.14 dengan batas-batasnya adalah: Sebelah Timur
: Kecamatan Habinsaran dan kecamatan Silaen Sebelah Barat
: Kecamatan Balige Sebelah Utara
: Danau Toba Sebelah Selatan
: Kecamatan Siborong-borong Luas wilayah Kecamatan Laguboti adalah 7.390 Ha 73,90 Km atau 1125
dari luas Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Kecamatan ini terdiri dari satu kelurahan dan tiga puluh Desa. pada tahun 1999 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan dari
Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara setelah menjalani waktu yang cukup
9
Pemda Tk. II Tapanuli Utara Kantor Sensus dan Statistik Laguboti , kecamatan Laguboti Dalam Angka, 1989, Laguboti, Hal. 5
Universitas Sumatera Utara
16
lama dan melewati berbagai proses, pada akhirnya terwujud menjadi kabupaten baru dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten
DATI II Toba Samosir dan Kabupaten DATI II Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Kabupaten Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid atas
nama Presiden Republik Indonesia sekaligus melantik Drs.Sahala Tampubolon selaku Penjabat Bupati Toba Samosir. Pada saat itu, sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten
adalah Drs. Parlindungan Simbolon. Kecamatan Laguboti Terdiri atas 31 DesaKelurahan yaitu:
1. Kel. Pasar
Laguboti 20.
Somarhirhir 2. Sibuea
21. Gompar
Jonggara 3. Sitangkola
22. Sidulang
4. Sibarani nasampulu 23.
Ujung Tanduk
5. Huta Tinggi 24.
Sintong Marnipi
6. Lumban Dolok
25. Sitoluama
I 7. Simatibung
Dolok 26.
Sitoluama II
8. Simatibung Toruan 27.
Gasaribu 9. Lumban
Ria-ria 28.
Pintu Bosi
10. Siraja Bondar
I 29.
Ompu Raja
Hutapea 11. Siraja
Bondar II
30. Simatupang
12. Siraja Lubis 31.
Pardingaran 13. Siraja Gorat
14. Aruan 15. Lumban Bagasan Dolok
16. Lumban Bagasan Toruan 17. Banua luhu
18. Gompar Sigiring 19. Siringo-ringo
Universitas Sumatera Utara
17
2.2 Sejarah Pasar Laguboti