Latar Belakang Perkembangan Pasar (Onan) Laguboti dari Tahun 1945 - 1999

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, ekonomi, dan sosial, dan kebudayaan pada waktu serta tempat tertentu 1 . Peristiwa sejarah itu mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia. Peristiwa sejarah itu memiliki hubungan sebab akibat yaitu peristiwa yang satu saling berkaitan dengan peristiwa yang lainnya. Objek kajian sejarah bukan saja mencakup segala aktifitas manusia tetapi juga mencakup suatu kajian mengenai fungsi dan dampak suatu tempat yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan perubahan dan aktifitas manusia tersebut. Pada kesempatan ini penulis mencoba mengangkat sebuah studi kajian mengenai Perkembangan Pasar Onan Laguboti dari Tahun 1945-1999 2 . Pengertian perkembangan yang dimaksud penulis di sini adalah sebuah proses yang mengalami perubahan ke arah yang lebih besar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi ketiga disebutkan bahwa perkembangan itu berkaitan dengan perihal 1 Louis Gottschalk, Understanding History, Mengerti Sejarah, Terj Nugroho Notosusanto Jakarta: UI press, 1985. hal.2 2 Balai Pustaka, Kamus Besar Indonesia KBBI edisi ketiga, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2007. Universitas Sumatera Utara 2 berkembang yang mana berkembang itu sendiri artinya menjadi besar luas, banyak, dsb. Manusia sebagai pelaku utama dalam kehidupan ini selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan itu sudah ada sejak dari dulu manusia ada diciptakan. Dalam usaha memenuhi kebutuhannya tersebut salah satu kegiatannya memerlukan adanya suatu Pasar Onan sebagai sarana pendukungnya. Kegiatan di pasar berarti melibatkan setiap masyarakat, baik selaku pembeli maupun penjual yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pengertian pasar yang dimaksud adalah hidup dan mencari kehidupan, tempat bertemu, dan bertransaksi untuk saling memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Pasar dapat dikatakan sebagai tempat yang nyata dimana terdapat lokasi, bangunan, dan ada orang-orang di dalam bangunan tersebut 3 . Di Pasar kita bisa berbelanja sayuran, daging, sembilan kebutuhan pokok, bumbu dapur, buah-buahan, pakaian, barang kelontong, dan sebagainya. Pasar kemudian bukan hanya menjadi tempat untuk menjual dan membeli barang, tetapi meluas pada transaksi alat-alat produksi dan jasa. Pasar menjadi ajang pertemuan dari segenap penjuru desa bahkan digunakan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting. Areal pasar juga merupakan kawasan pembauran karena berbagai macam suku hadir disana. Ada banyak suku dan karakter bertemu dan hidup bersaing di pasar. Di pasar tidak ada lagi budaya tertentu 3 Malano Herman, Selamatkan Pasar Tradisional, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, IKAPI, 2001. Hal.10 Universitas Sumatera Utara 3 yang mendominasi karena mereka sudah menyatu dalam budaya pasar. Kita bisa menjumpai orang Jawa, Minang, Batak, Sundah, dan lain sebagainya mencari nafkah saling berdampingan dalam lapak dan kios yang sempit. Pasar memegang peranan penting dalam menyediakan berbagai kesempatan untuk mencari dan memperoleh pendapatan. Selain itu pasar juga dapat berperan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan masyarakat setempat dengan dunia luar. Dengan adanya pasar, maka orang-orang dari daerah lain akan berdatangan, baik untuk berbelanja, berdagang, maupun menjual jasa. Orang – orang yang datang dari daerah inilah yang akan membawa pengetahuan maupun informasi tentang berbagai hal. Dengan demikian pasar merupakan salah satu media informasi bagi masyarakat. Melihat begitu penting dan besarnya pengaruh pasar bagi kondisi perekonomian dan tumpuan pembangunan secara luas, maka penulis dalam penelitian ini mencoba untuk merekonstruksi dan menelusuri perkembangan dan keberadaan Onan Laguboti dengan judul ’’Perkembangan Pasar Onan Laguboti dari Tahun 1945-1991. Kata Onan berasal dari kata bahasa Batak Toba yang terdiri dari 2 suku kata yaitu ‘’On’’ dan ‘’an’’ yang artinya ini dan itu. Secara umum dapat diartikan bahwa Onan berarti proses memilih barang yang akan dibeli di pasar atau yang sering disebut masyarakat Batak Toba dengan Sebutan Onan. Kata ini telah sejak lama dipergunakan oleh masyarakat Batak Toba jika mereka hendak membeli barang- barang keperluan mereka ke pasar Onan. Pasar Onan sebagai tempat pertemuan transaksi antara pedagang dan pembeli dalam satu produk mempunyai arti penting bagi pertumbuhan perekonomian Universitas Sumatera Utara 4 penduduk lokal daerah, baik secara langsung maupun tidak 4 . Dengan adanya pasar akan memungkinkan berkembangnya tingkat dan taraf ekonomi masyarakat karena mampu memberikan lowongan pekerjaan dalam upaya peningkatan taraf hidup. Pasar adalah salah satu tempat yang paling ramai, bahkan disebut sebagai pusat kota. Dalam hal ini pasar sudah menjadi kebutuhan akan pertukaran perekonomian masyarakat. Kegiatan berdagang merupakan salah satu bentuk yang dilakukan manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Kegiatan ini dilakukan dimana saja dan salah satunya dilakukan di pasar. Berbicara mengenai kegiatan ekonomi tidak terlepas dari faktor yang mendukung adanya kegiatan perdagangan. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar karena didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, misalnya: transportasi, produk yang diperdagangkan, dan terutama tempat berlangsungnya kegiatan, yaitu pasar. Bagi pedagang, Pasar merupakan tempat bekerja untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan perdagangan awalnya dilakukan dengan sistem barter pada daerah yang terbuka barang ditukar dengan barang. Pasar yang merupakan kegiatan jual beli itu biasanya: 1 terletak di tempat yang mudah didatangi dari berbagai arah: 2 berlangsung pada waktu tertentu 3 mengutamakan benda-benda keperluan untuk rumah tangga. 4 Muharji Utomo, Dampak Pengembangan Ekonomi Pasar Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat, Jakarta : Pradnya Paramitha, 1996, hal.77. Universitas Sumatera Utara 5 Keberadan pasar ada pada masyarakat dimana saja, termasuk pada orang Batak Toba. Biasanya orang Batak Toba menyebut pasar dengan istilah Onan. Sebagai pusat aktifitas ekonomi di daerah-daerah, Onan terdapat di hampir setiap wilayah yang didiami sub etnik Batak Toba di Tapanuli. Salah satu Onan tersebut adalah Onan Lagubot yang terdapat di kecamatan Laguboti. Pasar Onan Laguboti adalah salah satu pasar yang terdapat di Kelurahan Laguboti yang berada di wilayah Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tapanuli Utara. Pasar Laguboti ini disebut sebagai pasar tradisional; yang digunakan masyarakat sebagai tempat berdagang. Onan Laguboti melakukan aktifitas pada setiap hari dari pagi sampai sore dan hari pekannya hari Senin. Pada hari senin para pedagang berdatangan dari penjuru daerah bahkan dari luar kecamatan Laguboti karean hanya di Laguboti saja Onan yang di dapatkan di Tapanuli Utara. Para pedangang dan pembeli berdatangan ke Onan Laguboti untuk melakukan transaksi jual beli barang. Dari uraian di atas dapat dikatakan kedatangan pedagang mempengaruhi perkembangan pasar Onan Laguboti. Uraian tersebut di atas membuat penulis tertarik untuk mendalami kehidupan masyarakat Laguboti. Karena salah satu pendorong utama perkembangan ekonomi dan aspek lainnya adalah pasar. Ruang lingkup temporal yang diambil adalah 1945- 1999. Tahun 1945 adalah awal perkembangan pasar dengan dipindahkannya Onan Magodang ke pusat kota Laguboti dan kedatangan para pedagang dari Balige, Parsoburan, Porsea, Silaen, Dolok sanggul, Borbor, Silimbat dan lain-lain. Sebelum Universitas Sumatera Utara 6 tahun 1945 pasar ini dulunya berada di perkampungan Omp Raja Hutapea yang berjarak sekitar 500 meter, pasar ini disebut Onan Magodang. Pada tahun 1945 telah terjadi perubahan di daerah tersebut karena semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang tinggal di Kecamatan Laguboti. Dalam proses perkembangannya, pemerintahan daerah berlangsung secara bertahap, yang ditandai dengan adanya perubahan maupun peningkatan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, ekonomi, sarana dan prasarana, sosial budaya, sistem pemerintahan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan tuntutan hidup masyarakat yang juga semakin meningkat dan jenis barang dagangan pun bertambah, yang sebelumnya jenis barang yang dijual adalah berupa hasil-hasil pertanian dan kebutuhan dapur untuk sehari-hari menjadi lebih banyak dengan munculnya pedagang lain dari luar daerah. Selain itu Laguboti termasuk kota kecil di Tanah Batak di Kabupaten Toba Samosir sebelumnya Tapanuli Utara. Sejak dulu masyarakat kota Laguboti ini teruji mampu berpikir bisnis maju melebihi kebesaran kotanya. Dari kota ini terkenal pemuka bisnis angkutan massal terkenal seperti Makmur, Bintang Utara dan armada angkot lainnya. Adapun alasan penelitian ini dilihat mulai kurun waktu 1945, karena pada tahun tersebut adalah perpindahan Onan Magodang ke pusat Kota Laguboti dan pada tahun ini mulai berkembang pesat melebihi kotanya 5 . Penelitian ini diakhiri pada tahun 1999 adalah karena pada tahun ini Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan dari Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara setelah menjalani waktu yang cukup 5 Wawancara, Lely Kustinova Samosir, Laguboti, 20 Desember 2013. Universitas Sumatera Utara 7 lama dan melewati berbagai proses, pada akhirnya terwujud menjadi kabupaten baru dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten DATI II Toba Samosir dan Kabupaten DATI II Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid atas nama Presiden Republik Indonesia sekaligus melantik Drs.Sahala Tampubolon selaku Penjabat Bupati Toba Samosir. Pada saat itu, sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Drs.Parlindungan Simbolon.

1.2 Rumusan Masalah