25
TABEL II Komposisi Pedagang Laguboti Menurut Apa saja yang diperjualbelikan di Pasar
Laguboti. NO
Dagang yang diperjualbelikan Laki-laki perempuan
Jumlah 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
Pedagang pakaian jadi Pedagang pakaian bakal
Pedagang pakaian bekas Monza Pedagang perabotan rumah tangga
Pedagang bumbu dapur Pedagang ulos
Pedagang ikan Pedagang makanan
Pedagang klontong Pedagang sayur dan buah
Pedagang asesosir 27
15 5
15 8
- 5
7 13
5 5
20 10
8 5
20 12
17 13
9 10
11 47
25 13
20 28
12 22
20 22
15 16
TOTAL 105 135
240 Sumber ; Petugas Peraturan Pasar Laguboti.
2.4 Kondisi Masyarakat
Berbicara mengenai kondisi masyarakat maka disini penulis akan menguraikan keadaan masyarakat Laguboti dengan :
2.4.1 Mata Pencaharian
Masyarakat Laguboti pada dasarnya memiliki sumber mata pencaharian dari bertani, beternak, dan mengambil ikan dari danau Toba martoba . Mereka bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Memenuhi kebutuhan hidup keluarga sudah menjadi tujuan paling utama dari setiap kepala keluarga. Seiring munculnya
beragam kebutuhan hidup yang akan dipenuhi dan lebih berbeda dari biasanya maka tidak jarang mereka melakukan sistem barter yaitu menukarkan barang ataupun benda
Universitas Sumatera Utara
26
yang mereka inginkan dengan barang yang mereka punya untuk saling melengkapi dan memenuhi barang kebutuhan tadi. Misalkan saja pisang dari petani di tukar
dengan ikan hasil tangkapan orang pinggiran danau, jagung ditukar dengan beras, ikan di tukar dengan beras dan lain lain. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
masyarakat Laguboti sudah memiliki pekerjaan yang bermacam-macam. Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
TABEL III Mata Pencaharian Penduduk Laguboti Tahun 1989
NO Mata Pencaharian
Jumlah 1 Bertani
8.725 2
Pegawai Negeri Sipil 468
3 Polisi 10
4 Nelayan 93
5 Wiraswasta 7.658
Jumlah 16954
Sumber: Kantor Statistik Kab. Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara
27
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan
pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada
peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berpretasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar
dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan out put yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan
penduduk. Kombinasi antara investasi dalam modal manusia dan modal fisik diharapkan akan semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi. Titik singgung antara
pendidikan dan pertumbuhan ekonomi adalah produksi tenaga kerja. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi
produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan suatu masyarakat. Pendidikan merupakan usaha dalam meningkatkan
kwalitas kehidupan intelektual bangsa, konkritnya untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur
hidup. Dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan mereka dapat menghadapi perubahan zaman yang terjadi. Dari data yang penulis dapatkan bahwa pada tahun
1989 jumlah sekolah 36 unit. Ditinjau bahwa kecamatan Laguboti dapat digolongkan sebagai daerah pendidikan, terbukti dengan adanya 25 unit sekolah Dasar, 4 unit
sekolah SLTP dan 7 unit sekolah SLTA.
Universitas Sumatera Utara
28
TABEL IV Jumlah Sekolah
No Tingkat Sekolah
Jumlah Sekolah 1 SD
25
2 SLTP 4
3 SLTA 7
Sumber: Kantor Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara Tahun 1989
2.4.3 Agama
Penduduk Kecamatan Laguboti menurut Agama, mayoritas adalah penganut agama Kristen Protestan sebanyak 95,7 menyusul penganut Islam lainnya seperti
Parmalim sebanyak 0,59 , Islam 2,25 , Katolik 1,39 dan agama Budha 0,09 sedangkan Hindu tidak ada penganutnya. Menurut data yang terdapat di Kantor
Kelurahan Laguboti untuk lebih jelasnya dapat dilihat komposisi penduduk menurut pemeluk agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
29
TABEL V Komposisi penduduk Menurut Agama Yang Dianut
NO Agama Yang Dianut
Jumlah 1 Kristen
Protestan 17.669
2 Katolik
257 3
Islam 415
4 Budha
17 5
Aliran kepercayaan 109
Jumlah 18.467
Sumber: Kantor Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara dalam Angka 1989 Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas bahwa penduduk
Kecamatan Laguboti sebagian besar penduduknya menganut suatu agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Para warga tidak ada yang memeluk agama selain
yang telah disebutkan di atas setiap penduduk Kecamatan Laguboti ini taat menjalankan ibadahnya masing-masing dan kerukunan antar umat beragama berjalan
dengan baik, dimana masing-masing umat agama saling menghormati. Dalam melaksanakan ibadah mereka memiliki sarana ibadah masing-masing seperti: Gereja,
Mesjid, Parsanggarahan. Bangunan tempat peribadatan tersebut telah diakui dan mendapat izin mendirikan bangunan dari pejabat pemerintah setempat. Adapun
jumlah sarana ibadah yang terdapat di Kecamatan Laguboti adalah sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
30
TABEL VI Jumlah Sarana Ibadah Menurut Agama Yang Ada Di Kelurahan Laguboti
N0 Jenis Sarana Ibadah Jumlah
1 Gereja 22
2 Mesjid 2
3 Parsaktian 1
Jumlah 25
Sumber: Kantor Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara 1989 Bila kita perhatikan jumlah sarana ibadah yang terdapat di Kecamatan
Laguboti dapatlah dikatakan bahwa sarana yang tersedia sudah memadai serta telah menampung banyaknya pemeluk tiap-tiap agama.
2.4.4 Pengertian Pasar
Dalam ilmu ekonomi, Pasar merupakan suatu tempat dimana terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran terhadap suatu jenis barang atau jasa
tertentu. Selanjuntnya ilmu ekonomi membagi pasar atas dua bagian yaitu: 1. Pasar Abstrak, yaitu tempat bertemuanya pembeli dan penjual terhadap
sesuatu atau beberapa jenis barang yang mana barang tersebut tidak ada di tempat, jadi barang yang diperjualbelikan hanyalah berupa contohnya saja.
Universitas Sumatera Utara
31
2. Pasar Konkrit, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli terhadap sesuatu atau beberapa jenis barang yang terdapat disana.
Konteks penelitian ini menggunakan konsep pasar konkrit, yang mana pasar merupakan suatu tempat dimana masyarakat dapat membeli dan lansung
mendapatkan barang yang dibutuhkan. Di dalam pasar senantiasa terjadi interaksi yang ada di dalamnya, maka pasar dapat digolongkan sebagai suatu masyarakat atau
kelompok sosial. Pergertian pasar ditunjau dari segi ilmu sosial berarti pasar adalah suatu komunitas yang khusus.
Pasar digolongkan kedalam crowd adalah karena pasar hanya beroperasi dalam kegiatan ekonomi dalam waktu-waktu tertentu saja, misalnya pagi, siang, dan
sore hari. Walaupun masyarakat pasar bersifat kerumunan, namun kerumunan tersebut bukan karena tidak disengaja, tetapi sudah direncanakan. Disamping itu
pasar juga merupakan suatu organisai ekonomi yang bergerak dalam bidang distribusi barang dan jasa melalui bekerjanya dua mekanisme yaitu fungsi permintaan
dan fungsi penawaran.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III PERKEMBANGAN PASAR ONAN LAGUBOTI DARI TAHUN 1945-1999
3.1 Keadaan Onan Sebelum dipindahkan ke Pasar Laguboti