Arteri kecil dan arteriol. Arteri Khusus

Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media.Tunika intima memiliki lapisan subendotel yang agak lebih tebal daripada di arteriol. Lamina elastika interna yaitu komponen terluar dari intima, tampak jelas dan tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-sel iniberbaur dengan lamella-lamella elastistergantung ukuran pembuluh maupun serat –serat retikulin dan proteoglikan yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang bervariasi. Lamina elastika interna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya terdapat pada arteri muskular yang lebih besar. Tunika adventisia sering setebal tunika media, Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan elastin yang hampir diseluruhnya tersusun memanjang atau melingkar. Serat elastin terutama terdapat dibagian dalam tempat mereka biasanya membentuk membran elastika eksterna. Bagian luar, tunika adventisia berbaur dengan jaringan ikat disekitarnya tanpa batas yang jelas diantaranya Leeson et al, 1996.

2.10.1.3 Arteri kecil dan arteriol.

Pembuluh ini bergaris tengah 100 um atau kurang, mempunyai tunika intima terdiri atas endotel dan membran elastika interna saja. Tidak didapati jaringan subendotel. Membran elastika interna berupa jalinan serat yang terlihat dengan mikroskop cahaya sebagai garis tipis berkilau tepat dibawah endotel. Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis utuh sel otot dengan serat serat elastin bertebar diantaranya. Jumlah lapisan sel otot berkurang dan saat tengahya Universitas Sumatera Utara 20 um, tinggal selapis saja. Tunika adventisia yang biasanya lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang. Lapisan ini menyatu dengan jaringan ikat disekitarnya. Tidak terdapat tunika elastika eksterna yang jelas. Arteriol mempunyai dinding lumen yang relatif tebal dengan lumen yang relatif sempit. Pembuluh ini mampu mengontrol distribusi darah kedalam berbagai jaring-jaring kapiler yang berbeda dengan vasokonstriksi dan vasodilatasi setempat. Merekalah yang merupakan pengendali utama tekanan darah sistemik. Sebagian besar penurunan tekanan darah terjadi didalam arteriol dan karenanya aliran darah yang masuk jarng-jaring kapiler hanyalah yang lunak sedang saja. Dibandingkan dengan kapiler, arteriol mempunyai dinding yang relatif kedap dan tidak terlibat dalam saling-tukar antara darah dan cairan jaringan Leeson et al, 1996.

2.10.1.4 Arteri Khusus

Arteri tertentu memperlihatkan penyimpangan struktur yang mencolok dari susunan yang lazim. Variasi ini mencerminkan penyesuaian terhadap tempatnya yang khusus dan tuntutan akan fungsinya. Arteri yang terlindung didalam tengkorak berdinding tipis dengan tunika elastika interna yang sangat berkembang. Arteri paru berdinding tipis akibat berkurangnya jumlah otot dan jaringan elastisnya. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tekanan darah didalam sirkulasi paru. Arteri umbilikalis mempunyai tunika media terdiri atas dua lapis otot tebal: memanjang yang sebelah dalam dan melingkar yang sebelah luar. Arteri ini tidak mempunyai tunika elastika interna ataupun bila ada, tidak Universitas Sumatera Utara sempurna. Pada arteri penis, tunika intima sangat menebal dan mengandung banyak serat otot memanjang. Kelompokan serat otot polos ini membentuk isu utama bantal intima yang berfungsi sebagai katup. Otot jantung merasuk ke dalam pangkal aorta dan arteri pilmonalis Leeson et al, 1996.

2.10.2 Vena :

Dokumen yang terkait

Penentuan Lc50 Dari Getah Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

4 94 64

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Penggunaan Sari Buah Pepaya ( Carica papaya L.) Dalam Sediaan Krim Pelembab

35 151 58

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 1 21

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 2

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 9

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 16

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 2 4

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 65

PENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIAPENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS JANTAN GALUR

0 0 13