Pemberian jus Buah Pepaya Penghitungan Jumlah Sel Busa Pengukuran Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis

c. Kelompok III atau P1 kelompok perlakuan 1, diberi pakan standar dan diet kuning telur selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus buah pepaya selama dua minggu berikutnya, lalu di hari ke-29 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian didekapitasi untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 1. d. Kelompok IV atau P2 kelompok perlakuan 2, diberi pakan standar dan diet tinggi kolesterol selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus buah pepaya selama empat minggu berikutnya,lalu di hari ke-43 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian didekapitasi untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 2. e. Kelompok V atau P3 kelompok perlakuan 3, diberi pakan standar dan diet kuning telur selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus buah pepaya selama 8 minggu dan di hari ke-57 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian didekapitasi untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 3.

3.10.6 Pemberian jus Buah Pepaya

Jus buah pepaya dibuat dengan menggunakan alat juicer dari bahan daging buah papaya yang diblender menjadi sangat halus kemudian di saring dan Universitas Sumatera Utara ditampung setelah itu diberikan ke sampel percobaan sesuai dosis yang telah ditentukan sekali dalam sehari dengan menggunakan sonde lambung.

3.10.7 Penghitungan Jumlah Sel Busa

Penghitungan jumlah sel busa dilakukan dengan menghitung dari irisan penampang melintang aorta abdominalis yang diproses dan dipulas dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Pewarnaan HE dilakukan dengan cara sebagai berikut; 1 sisa jaringan aorta abdominalis difiksasi dalam larutan formalin buffer 10 selama 18 – 24 jam, lalu dimasukkan ke dalam larutan aquades selama 1 jam untuk menghilangkan larutan fiksasi, 2 jaringan didehidrasi dengan larutan alkohol bertingkat dari konsetrasi 30, 50, 70, 80, 90 sampai alkohol absolut, 3 jaringan dimasukan ke dalam larutan alkohol-xylol selama 1 jam, diteruskan ke larutan xylol murni selama dua kali dua jam, 4 jaringan diimpregnasi dengan paraffin cair histoplast selama dua kali dua jam, 5 embedding jaringan dilakukan ke dalam blok, 6 jaringan dipotong dalam blok parafin dengan mikrotom, setebal 4 mikron, 7 irisan potong beku diletakan pada kaca obyek yang sebelumnya telah diolesi poly-l-lisin, pencairan dan pembuangan parafin dari irisan jaringan dilakukan dengan pemanasan dalam inkubator, 8 kemudian dilakukan deparafinasi, 9 setelah bersih, dilakukan pemulasan dengan pewarnaan rutin HE, dan setelah kering diberi balsam Canada dan ditutup dengan kaca penutup. Sel busa dilihat di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000 X dan hitung jumlah sel busa di tunika intima dan tunika media pada penampang melintang aorta. Universitas Sumatera Utara

3.10.8 Pengukuran Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis

Pengukuran ketebalan dinding aorta abdominalis dilakukan dengan cara yang sama seperti pada proses penghitungan jumlah sel busa, sebagai berikut; 1 tikus didekapitasi dan diambil aorta abdominalis sepanjang 5 cm, 2 jaringan aorta abdominalis difiksasi dalam larutan formalin buffer 10 selama 18 – 24 jam, lalu dimasukkan kedalam larutan aquades selama 1 jam untuk menghilangkan larutan fiksasi, 3 jaringan didehidrasi dengan larutan alkohol bertingkat dari konsetrasi 30, 50, 70, 80, 90 sampai alkohol absolut, 4 jaringan dimasukan ke dalam larutan alkohol-xylol selama 1 jam, diteruskan ke larutan xylol murni selama dua kali dua jam, 5 jaringan diimpregnasi dengan paraffin cair histoplast selama dua kali dua jam, 6 embedding jaringan dalam blok parafin, 7 jaringan dipotong dalam blok parafin dengan mikrotom setebal 4 mikron. 8 irisan potong beku diletakan pada kaca obyek yang sebelumnya telah diolesi poly-l-lisin. Pencairan dan pembuangan parafin dari irisan jaringan dilakukan dengan pemanasan dalam inkubator, 9 dilakukan deparafinasi, 10 setelah bersih dilakukan pemulasan dengan pewarnaan rutin HE, setelah selesai beri balsam Canada dan ditutup dengan kaca penutup, 11 ketebalan aorta abdominalis diukur di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 X, 12 ketebalan dinding aorta diukur dari tunika intima sampai adventitia pada delapan zona yaitu zona jam 12.00, 13.30, 15.00, 16.30, 18.00, 19.30, 21.00, 22.30, 13 cara penghitungannya adalah jumlah skala rerata pengukuran delapan zona : 400 X 1000 mikron, atau jumlah rata-rata skala pengukran delapan zona X 2,5 mikron. Universitas Sumatera Utara 3.11 Cara Pengolahan Data 3.11.1 Cara Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Penentuan Lc50 Dari Getah Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

4 94 64

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Penggunaan Sari Buah Pepaya ( Carica papaya L.) Dalam Sediaan Krim Pelembab

35 151 58

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 1 21

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 2

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 9

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 16

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 2 4

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol Dan Tingkat Oksidasi Plasma Darah Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik Yang Diinduksi Dengan Kuning Telur

0 0 65

PENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIAPENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS JANTAN GALUR

0 0 13