3.10.2 Perhitungan Dosis Perlakuan
Dosis jus buah pepaya adalah dosis tunggal 2,6 grml setiap tikus setiap hari.
Dosis ini
Menurut Sri 2006 bahwa kebutuhan manusia akan buah pepaya per hari
adalah sebanyak 100 gram. Kusumawati 2004 menyatakan bahwa faktor konversi dari manusia ke tikus dengan berat badan untuk manusia 70 kg dan
berat badan tikus wistar 200 gram adalah 0,026. Jadi 100 g x 0,026 = 2,6 g.
Jus buah pepaya diberikan melalui sonde lambung sekali setiap hari. Skala
nominal, dengan nilai 1 jika diberi diet jus buah pepaya dan 0 jika tidak diberi jus buah papaya. Variasi pemberian jus pepaya pada kelompok kontrol dan
perlakuan adalah dosis 2,6 grekorhari hasil konversi dosis pada manusia diberikan selama 2 minggu dan 4 minggu diberikan melalui sonde lambung.
3.10.3 Persiapan Pakan Standar
Pakan standar menggunakan pakan standar berdasarkan diet untuk rodentia dari CP 551. Ransum pakan standar adalah makanan bagi semua tikus
selama penelitian. Pakan standar diberikan selama satu minggu adaptasi hewan percobaan.
3.10.4 Persiapan Diet Kuning Telur
Pembuatan diet kuning telur dilakukan dengan cara; 1 pisahkan kuning telur dari putih telur, 2 kocok kuning telur perlahan untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
emulsinya. Pemberian kuning telur 5 gram 200 gr BB dilakukan pada semua tikus kecuali kelompok kontrol negatif dan mulai hari kedelapan sampai
dengan hari terakhir perlakuan, sebelum didekapitasi Prasetyo A et al,2004; Fadhilah A, Prasetyo A,2001; Sampurno A, 2003.
3.10.5 Pembagian Kelompok dan Pemberian Perlakuan
Pada hari ke-8, setelah masa aklitimasi selama 1 minggu,kemudian dibagi secara random sederhana dilakukan pembagian menjadi 5 kelompok yang
masing-masing terdiri atas minimal lima ekor tikus dan masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda, sebagai berikut :
a. Kelompok I atau K1 kelompok kontrol negatif, adalah kelompok sample yang hanya diberi diet standar selama 2 minggu kemudian diambil sampel
darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterol total-nya kemudian didekapitasi di hari ke 15, untuk melihat gambaran histopatologis
aorta abdominalisnya yang dianggap sebagai gambaran histopatologis aorta abdominalis yang normal.
b. Kelompok II atau K2 kelompok kontrol positif, diberi pakan standar dan diet kuning telur saja selama dua minggu kemudian diberi diet standar selama
dua minggu lalu di hari ke-29 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian didekapitasi untuk melihat
gambaran histopatologis aorta abdominalisnya yang dianggap sebagai gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis.
Universitas Sumatera Utara
c. Kelompok III atau P1 kelompok perlakuan 1, diberi pakan standar dan diet kuning telur selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus buah
pepaya selama dua minggu berikutnya, lalu di hari ke-29 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian
didekapitasi untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 1.
d. Kelompok IV atau P2 kelompok perlakuan 2, diberi pakan standar dan diet tinggi kolesterol selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus
buah pepaya selama empat minggu berikutnya,lalu di hari ke-43 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya
kemudian didekapitasi untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 2.
e. Kelompok V atau P3 kelompok perlakuan 3, diberi pakan standar dan diet kuning telur selama dua minggu kemudian diberi diet standar dan jus buah
pepaya selama 8 minggu dan di hari ke-57 diambil sampel darah venanya untuk mengukur kadar LDL dan kadar kolesterolnya kemudian didekapitasi
untuk melihat gambaran histopatologis lesi fatty streak aorta abdominalis kelompok kontrol perlakuan 3.
3.10.6 Pemberian jus Buah Pepaya