Pemetikan Pucuk Teh Penghamparan Pelayuan

49

1. Pemetikan Pucuk Teh

Pemetikan upaya memungut atau mengumpulkan pucuk yang ada pada perdu teh yang sesuai dengan tujuan pengolahan. Maksud dan tujuan pengolahan teh adalah memungut semua pucuk tertentu agar dapat dicapai hasilnya yang maksimal serta tanaman tetap berproduksi tinggi dalam jangka waktu tertentu.

2. Penghamparan

Tujuan penghamparan dalam pengolahan teh hijau adalah untuk menguapkan kadar air daun teh mejadi 65 sampai 70. Proses ini dilakukan dengan cara menghamparkan daun teh dalam ruangan yaitu dengan diletakkan pada lantai dengan ketinggian maksimal 40cm, dibalik dan diwiwir setiap 2 jam dengan suhu kurang lebih 26°C, hal ini dilakukan untuk menghindarkan pucuk teh terjadi longsong. Penghamparan biasa disebut juga proses pelayuan pendahuluan. Prinsip penghamparan daun teh adalah penguapan kadar air daun teh mula-mula 74-84 diturunkan menjadi 65-70 dengan membiarkan daun teh dengan mengalami proses metabolisme yang akan menghasilkan uap air dengan bantuan suhu dan aliran udara didalam ruangan, sehingga setiap kali harus dilakukan pembalikan agar uap air daun hilang dan siap untuk dilakukan pelayuan atau proses selanjutnya. Hal ini dapat menjadikan daun teh tidak rusak terkena panas karena mengalami penyesuaian dengan cara penghamparan. Penghamparan daun teh dapat dilihat pada Gambar 4.7 Gambar 4.7 Rawat Pucuk atau Penghamparan 50

3. Pelayuan

Pelayuan pada pengolahan teh hijau adalah untuk menginaktifkan enzim polifenol oxidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk hingga menjadi lentur dan mudah tergulung. Mesin yang digunakan adalah rotary paner. Pada proses pelayuan ini mula-mula pucuk daun dimasukkan dalam hong yang berputar. Putaran hong sebanyak 19 rpm dengan waktu pelayuan 4-6 menit. Pemanasan pelayuan berlangsung melalui dinding hong dan udara yang panas, sehingga pelayuan dapat merata pada semua pucuk, kemudian pucuk layu keluar. Suhu optimal pada proses pelayuan di PT. Rumpun Sari Medini adalah 90°C-120°C, selama kurang lebih 5 menit. Pengaruh hasil pelayuan terhadap proses pelayuan adalah bila terlalu lama layu maka akan mempersulit penggulungan dan penggilingan. Pada proses pelayuan akan terjadi perubahan fisik dan kimia pada pucuk teh. Perubahan fisik dapat dilihat pada warna daun dan perubahan kimia ditandai dengan meningkatnya aktifitas enzim, terurainya protein menjadi asam amino bebas dan meningkatnya kandungan kafein sehingga menimbulkan aroma yang harum. Mesin pelayuan yang dipakai Kebun Medini adalah Rotary Panner RP type double cylinder roll yang berjumlah dua unit dengan kapasitas 600-800 kg berbentuk tabung silinder yang berputar dipanasi dengan suhu 90 C – 120 C yang digerakan oleh electromotor, 1-6 burner kompor minyak yang digunakan nozzle , conveyor yang dilengkapi dengan alat perata dan blower. Mesin Rotarry Panner berfungsi untuk melayukan pucuk segar melalui induksi panas sehingga pucuk lemas dan juga untuk menonaktifkan enzim polifenol oksidasi sehingga tidak terjadi proses fermentasi. Sebelum pucuk dimasukan, mesin trsebut dipanasi terlebih dahulu kurang lebih 15 menit dengan suhu 100 C. pucuk yang akan dilayukan dimasukan dalam konveyor dengan feed hopper tempat pengisian dan diratakan dengan alat perata yang berputar leaf spreader dengan tujuan pucuk tidak menggumpal. Diatas konveyor blower yang berfungsi untuk membuang 51 udara jenuh uap air. Suhu lebih dari 100 C tidak dianjurkan karena merusak klorofil. Pucuk dilayukan kurang lebih 5 menit. Setelah keluar dari mesin pelayuan, pucuk yang tadinya hijau berubah jadi hijau zaitun dengan kadar air 65-70. Selain itu, hasil pelayuan yang baik juga dapat diketahui jika pucuk layu tersebut digenggam dan diperas, airnya tidak mengucur tetapi terasa lengket di tangan dan tidak terdengar bunyi patah jika diperas. Proses pelayuan di Kebun Medini dilakukan dengan 2 shif kerja yaitu pukul 11.00-18.00 dan 18.00-02.00 WIB sampai selesai dengan waktu istirahat dilakukan bergantian antar pekerja diusahakan mesin tidak ditinggal. Tenaga kerja yang diperlukan untuk proses ini adalah 4 pekerja BHLLPT. Proses dengan digunakan Mesin Rotarry panner dapat dilihat pada Gambar 4.8 Gambar 4.8 Mesin Rotarry Panner di Perkebunan Rumpun Sari Medini Inaktivasi enzim terjadi karena unsur penyusun enzim adalah protein yang ada pada suhu tinggi akan terdenaturasi. Lapisan molekul yang bersifat hidrofobik akan keluar sedang yang bersifat hidrofil terlipat kedalam, akhirnya protein akan menggumpal dan mengendap. Proses pelayuan dikatakan baik apabila pucuk layu berwarna hijau, lentur atau lemas, timbul bau harum dan kalau diremas tidak ada air yang menempel di telapak tangan, ada beberapa hal yang perlu diketahui selama proses pelayuan dalam hong yaitu : 52 a. Inaktifnya Enzim Polifenol Oksidase Suhu yang paling baik di dalam pelayuan berkisar 80°C- 100°C, karena pada suhu ini enzim polifenol oksidase aktivitasnya terhenti. Pada suhu ini pula enzim akan inaktif selama 2-3 menit. b. Penguapan Air dan Pelemasan Daun Hilangnya sebagian air yang terdapat di dalam pucuk akan mengakibatkan lemasnya daun. Pengujian lemasnya daun selama pelayuan biasanya daun diremas apabila pucuk patah-patah berarti pelayuan belum baik, tetapi bila pucuk terasa lekat maka pucuk layu sudah dianggap baik. Berkurangnya kadar air ini akan menyebabkan pemekatan cairan sel, sehingga daun mudah tergulung dengan baik pada tahap penggulungan. c. Kemasakan Daun Pelayuan teh hijau dapat menghasilkan hasil layuan yang masak dan harum. Tingkat kemasakan biasanya diketahui dengan daun tersebut, daun yang masak bila digenggam sifatnya lekat. Untuk mengetahui hasil pelayuan yang diperoleh dapat diketahui dengan tanda-tanda antara lain : warna daun kekuning- kuningan, keluar aroma khas teh, apabila diremas pucuk tidak pecah. Pelayuan ini dipengaruhi oleh suhu yang digunakan, apabila suhu yang digunakan dibawah 90°C maka daun yang dihasilkan kurang lemas, akibatnya daun akan mudah pecah dan dapat terjadi fermentasi. Sedangkan apabila suhu di atas 100°C akan terjadi case hardening. Kapasitas alat pelayuan ini rata-rata sebesar 600 kgjam. d. Perubahan Klorofil Selama pelayuan pucuk yang berwarna hijau karena mengandung klorofil akan berubah warnanya menjadi hijau zaitun karena adanya pemanasan. Pemanasan yang berlebihan, dalam hal ini melebihi 100°C akan menyebabkan perubahan warna hijau pada daun teh menjadi coklat karena klorofil kehilangan unsur Mg dan berubah feofitin yang berwarna hitam. 53 e. Pelayuan Pada Teh Hijau Pelayuan pada teh hijau diharapkan dapat menghasilkan hasil layuan yang masak dan harum. Diperkirakan dalam pemanasan ini terjadi penjendalan pectin, sehingga daun yang sudah tergulung tidak akan terurai lagi.

4. Penggulungan