Sejarah dan Status Perusahaan

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Status Perusahaan

Dahulu perkebunan teh Medini merupakan kebun kina dan kopi milik N.V. Cultur My Medini yang dimiliki oleh Firman Francis Perk Co. Ltd di Jakarta yang berkebangsaan Inggris, firman merupakaan perseroan dagang yang masing-masing anggotanya turut bertanggung jawab. Kurang menguntungkannya perkebunan kopi dan kina maka diganti dengan tanaman teh yang pelaksanaannya jatuh pada tanggal 17 April 1958. Pada waktu jepang berkuasa kebun medini menjadi tidak terawat. Tanaman kina habis ditebang dan batang-batangnya digunakan Jepang dalam pembuatan bangunan gua sebagai pertahanan. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu kebun teh Medini dirintis kembali oleh pemiliknya yang sesuai dengan perjanjian renville. Pada waktu perang kemerdekaan Republik Indonesia yang kedua, tentara Belanda melakukan agresinya masuk ke wilayah Republik Indonesia dan kebun Medina tidak luput dari pergolakan yang menggakibatkan pabrik teh dan kina serta perumahan administratif dihancurkan. Dengan adanya persetujuan konferensi Meja Bundar di Belanda maka semua wilayah Republik Indonesia dikembalikan kepada republik Indonesia. Dan perkebunan Medini dikembalikan kepada pemiliknya semula. Kerusakan akibat perang fisik mulai diperbaiki yaitu dengan membangun kembali pabrik teh dan perumahan administratif, sedangkan pabrik kina tidak dibangun lagi. Kebun teh Medini pada tahun 1951 dijual oleh pemiliknya kepada N V. Kencanawati Co Ltd dengan alamat Jalan Beringin No. 23 A Semarang yang merupakan gabungan saham dari Aci, Arif dan Tarn Jasen. Sejak saat itu hanya tanaman teh saja yang diusahakan, sedangkan hak 14 guna usahanya telah diperpanjang oleh keputusan Menteri Agraria No. 160 KA sampai tanggal 17 April 1983. Meletusnya G 30 SPKI pada tahun 1965 membuat kebun teh Medini menjadi rusak. Sehingga oleh pemiliknya diserahkan ke Departemen Perkebunan Jakarta yang pelaksanaannya diserahkan kepada Inspektorat Perkebunan Propinsi Jawa Tengah karena pemimpinnya dan sebagaian besar karyawannya langsung atau tidak langsung terlibat G 30 S PKI. PT. Rumpun yang terbentuk pada tahun 1967 dengan Akte Notaries No. 997 maka semua kebun di wilayah Dati I Jawa Tengah telah di ambil alih oleh Kodam 4 Diponegoro yang pengelolaannya di serahkan kepada PT. Rumpun, termasuk kebun teh medini. PT. Rumpun mengajukan hak guna usahanya dalam mengelola kebun teh Medini kepada Dirjen Agraria pada tahun 1968. Tahun 1973 surat keputusan hak guna usaha keluar dengan nomor 10HGUDA1973 yang berarti kebun teh Medini sepenuhnya dikelola oleh PT. Rumpun dengan luas 450,070 Ha nomor SK 10HGUDA 1973 tanggal 31 Desember 1973. PT. Rumpun pada tanggal 2 Maret 1973 membentuk dua PT yaitu PT. Rumpun teh dan PT. Rumpun Aneka Tanaman ANTAN. Kebun- kebun PT. Rumpun teh meliputi kebun teh Medini di kabupaten Kendal, kebun teh Kemuning di Surakarta dan kebun kopi Kaligantung di Tamaggung, sedangkan PT. Rumpun ANTAN meliputi kebun kluwak di Pati, kebun Larui Rejodadi, kebun Samudra Bumi Ayu dan kebun Darma Kradenan Majenang. Berdasarkan surat keputusan direksi PT. Rumpun Teh SK No: Dirkop 043MA1984 tertanggal 17 Maret 1984 kebun teh Medini menerima penggabungan dengan kebun Kaligantung yang mempunyai area 148.101 ha. Pada tahun 1989 dengan surat keputusan Dir. Kep. 29teh121989 dengan tertanggal 20 Desember 1989 luas area kebun teh Medini menjadi kebun teh Medini terhitung mulai tanggal 1 Januari 1989. 15 PT. Rumpun Sari Medini yang merupakan anak perusahaannya bekerja sama dengan PT. Astra Agroniaga yang merupakaan anak perusahaan PT. Astra Internasional. Kerja sama tersebut dapat teralisasi pada bulan Febuari 1990, maka dengan akte notaris Ny. Liliana Tedjosaputra SH secara asset milik PT. Rumpun dan pengolahan dilakukan oleh PT. Astra Agroniaga. Kepemilikan PT. Rumpun Sari Medini pada tanggal 1 Mei 2004 yang semula di bawah managemen PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta, sekarang dipegang oleh PT. Sumber Abadi Tirta Santosa yang beralamat di Jl. Boulevard Raya Wisma Gading Jakarta utara.

2. Tujuan Pendirian Pabrik