12
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Pelaksanaan Magang
Tempat pelaksanaan magang atau praktek kerja lapangan dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Medini, Desa Medini, Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
2. Waktu Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan magang di PT. Rumpun Sari Medini telah dilaksanakan terhitung mulai tanggal 5 April 2010 sampai 5 Mei 2010.
B. Metode Pelaksanaan
1. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung pada proses produksi teh hijau di PT. Rumpun Sari Medini yang
meliputi aktivitas dan kinerja karyawan dari pengadaan bahan baku, proses produksi, sanitasi pengolahan limbah sampai produk teh dapat dipasarkan
sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aspek-aspek yang dikaji.
2. Wawancara
Melakukan serangkaian wawancara langsung dengan semua pihak yang terlibat langsung dalam proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun
Sari Medini.
3. Terjun Langsung
Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung di lokasi baik di pabrik maupun di kebun.
4. Studi Pustaka
Melakukan studi pustaka sebagai pembanding dan data pelengkap serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Status Perusahaan
Dahulu perkebunan teh Medini merupakan kebun kina dan kopi milik N.V. Cultur My Medini yang dimiliki oleh Firman Francis Perk
Co. Ltd di Jakarta yang berkebangsaan Inggris, firman merupakaan perseroan dagang yang masing-masing anggotanya turut bertanggung
jawab. Kurang menguntungkannya perkebunan kopi dan kina maka diganti dengan tanaman teh yang pelaksanaannya jatuh pada tanggal 17
April 1958. Pada waktu jepang berkuasa kebun medini menjadi tidak terawat. Tanaman kina habis ditebang dan batang-batangnya digunakan
Jepang dalam pembuatan bangunan gua sebagai pertahanan. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu kebun teh Medini dirintis
kembali oleh pemiliknya yang sesuai dengan perjanjian
renville.
Pada waktu perang kemerdekaan Republik Indonesia yang kedua, tentara
Belanda melakukan agresinya masuk ke wilayah Republik Indonesia dan kebun Medina tidak luput dari pergolakan yang menggakibatkan pabrik
teh dan kina serta perumahan administratif dihancurkan. Dengan adanya persetujuan konferensi Meja Bundar di Belanda maka semua wilayah
Republik Indonesia dikembalikan kepada republik Indonesia. Dan perkebunan Medini dikembalikan kepada pemiliknya semula. Kerusakan
akibat perang fisik mulai diperbaiki yaitu dengan membangun kembali pabrik teh dan perumahan administratif, sedangkan pabrik kina tidak
dibangun lagi. Kebun teh Medini pada tahun 1951 dijual oleh pemiliknya kepada
N V. Kencanawati Co Ltd dengan alamat Jalan Beringin No. 23 A Semarang yang merupakan gabungan saham dari Aci, Arif dan Tarn Jasen.
Sejak saat itu hanya tanaman teh saja yang diusahakan, sedangkan hak