commit to user
I V - 21
4.1.4 Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan
1. Sistem Sirkulasi Horizontal Dasar pertimbangan:
Sistem sirkulasi dalam bangunan akan menentukan pola- pola ruang yang ada. Sistem sirkulasi ditentukan dengan beberapa
pertimbangan yaitu kebutuhan, sifat kegiatan, serta aspek arsitektur modern yang terkait seperti faktor sosial yang terbentuk
Servis servis
§
membuang sampah
§
istirahat
§
ibadah
§
metabolisme
§
gudang peralatan
§
janitor
§
r. sampah
§
r. karyawan
§
mushola umum
§
lavatory Office boy
§
melayani pengelola
§
membantu pekerjaan pengelola
§
istirahat
§
ibadah
§
metabolisme
§
pantry dapur
§
r. karyawan
§
mushola umum
§
lavatory Security
§
menjaga keamanan bangunan
§
melayani informasi
§
istirahat
§
ibadah
§
metabolisme
§
main security post
§
security post
§
r. karyawan
§
mushola umum
§
lavatory Petugas parkir
§
mengatur parkir
§
istirahat
§
ibadah
§
metabolisme
§
tp. parkir
§
r. karyawan
§
mushola umum
§
lavatory
§
melakukan perawatan sarana utilitas dan
mekanikal elektrikal
§
istirahat
§
ibadah
§
metabolisme
§
r. reservoir
§
r. pompa
§
r. WWTP
§
r. STP
§
r. genset
§
r. MEE panel primer
sekunder
§
r. chiller
§
r. AHU
§
r. water treatment
§
r. karyawan
§
mushola umum
§
lavatory
Tabel 4.1
Pendekatan Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang Sumber : analisa penulis
commit to user
I V - 22
dalam tiap pola sirkulasi, serta faktor atraktif dan komunikatif yang dapat mempengaruhi bentukan pola.
Analisa: ·
Pola Linier:
Merupakan deretan ruang-ruang yang berjajar, dihubungkan oleh suatu jalan
lurus sebagai penghubung antar ruang, sekaligus
sebagai unsur
pembentuk ruang. Aplikasi pada bangunan: koridor.
·
Pola radial
Berupa ruang-ruang terpola dalam bentuk yang memusat atau menyebar sehingga
bentuk radial ini mempunyai jalan yang berkembang dari atau menuju sebuah titik
pusat. Aplikasi pada: atrium.
·
Pola terpusat
Satu pusat ruang, dimana sejumlah ruang sekunder dikelompokkan. Aplikasi pada
bangunan: atrium, plasa, dan open space.
·
Pola Grid
Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu, yang dihubungkan dengan
pola jalan linier yang saling bersilangan. Aplikasi pada: area pengelola, retail shop.
ruang sirkulasi
ruang sirkulasi
ruang sirkulasi
sirkulasi ruang
commit to user
I V - 23
·
Pola Cluster
Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara bersama berhubungan.
Aplikasinya pada: sound lighting room,
ruang persiapan, kargo gudang.
Hasil analisa: Dari analisa di atas, maka pola sirkulasi yang digunakan
dalam bangunan Pusat Buku di Surakarta yaitu gabungan antara beberapa pola sirkulasi, yaitu:
· Pola linier, aplikasinya sebagai koridor yang menghubungkan
ruang-ruang pada kelompok promosi dan penjualan juga pada kelompok sosialisasi. Dengan pola linier dapat memudahkan
arah pergerakan pengunjung dalam bangunan serta aliran udara yang bergerak.
· Pola grid, aplikasinya sebagai ruang-ruang pengelola dan
beberapa ruang pada toko buku, digilib, dan perpustakaan. Pertimbangan penggunaan pola grid adalah keefisienan lahan
dalam bangunan, mengingat bangunan bersifat komersial. ·
Pola terpusat, aplikasinya sebagai ruang perlombaan, ruang pameran, dan open space. Dengan pola terpusat diharapkan
aspek sosial dapat tercapai karena ruang yang ada ditengah dapat berfungsi sebagai pengikat dari beberapa arah
pergerakan pengunjung. Selain itu sirkulasi udara dan penyebaran cahaya juga dapat bergerak bebas.
sirkulasi ruang
commit to user
I V - 24
· Pola cluster, aplikasinya sebagai ruang-ruang pada kargo dan
gudang yang saling berkaitan antar ruangnya. Pemilihan pola cluster disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat kegiatannya yang
saling terkait. 2. Sistem Sirkulasi Vertikal
Dasar pertimbangan:
1.
Fungsi kegiatan yang dikelompokkan dengan pemisahan lantai.
2.
Kemudahan akses bagi pengunjung sehingga bangunan yang direncanakan dapat aksesibel.
Analisa: Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar
lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam, yaitu:
· Eskalator, sebagai alat angkut pengunjung dari lantai satu ke
lantai berikutnya. ·
ElevatorLift, digunakan sebagai alat angkut pengunjung serta angkut barangservis.
· Tangga, digunakan untuk penunjang sirkulasi vertikal pada
ruang servis, serta digunakan pula untuk tangga darurat. ·
Ramp, biasa digunakan sebagai elemen sirkulasi aksesibilitas bagi para difabel penyandang cacat, ibu hamil, manula.
Kemiringan standar ramp yang biasa digunakan adalah 5
o
– 6
o
.
commit to user
I V - 25
Hasil analisa: Pada bangunan Pusat Buku di Surakarta digunakan
beberapa sistem sirkulasi vertikal yaitu eskalator sebagai penghubung utama antar ruang, lift sebagai alternatif alat angkut
pengunjung serta penyedia sirkulasi vertikal bagi pengunjung difabel serta lift servis alat angkut barangservis. Tangga
penunjang kegiatan servis dan tangga darurat sebagai syarat keamanan dan keselamatan bangunan. Ramp sebagai elemen
sirkulasi aksesibilas menuju bangunan dan atau di dalam
bangunan. Selain itu juga sebagai sirkulasi yang memudahkan kegiatan servis.
4.1.5 Pendekatan Besaran Ruang