commit to user
II - 17
diharapkan ex-user
mendapat identitas
baru, seseorang yang baru dengan kehidupan yang baru
pula.
2.4.3 Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Dapat juga disebut sebagai media sosialisasi. Jacobs
dan Fuller 1973, mengidentifikasi empat agen utama
sosialisasi, yaitu: 1 keluarga, 2 kelompok pertemanan, 3 lembaga pendidikan, dan 4 media massa. Santosa, 2009
2.4.3.1 Keluarga kinship
Bagi keluarga inti nuclear family agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan
saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan
pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas extended family, agen sosialisasinya
menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Gb. 2.3
Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi Sumber :
www.google.com kinship , 2010
commit to user
II - 18
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang
yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang
merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi baby sitter, menurut Gertrudge Jaeger
peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak
sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
2.4.3.2 Kelompok Pertemanan atau Teman Pergaulan
Dalam lingkungan teman sepermainan lebih banyak
sosialisasi yang
berlangsung equaliter,
seseorang belajar bersikap dan berperilaku terhadap orang-orang yang setara kedudukannya, baik tingkat
umur maupun
pengalaman hidupnya.
Melalui lingkungan
teman sepermainan
seseorang mempelajari
nilai-nilai dan
norma-norma dan
interaksinya dengan orang-orang lain yang bukan anggota keluarganya. Di sinilah seseorang belajar
mengenai berbagai keterampilan sosial, seperti kerjasama, mengelola konflik, jiwa sosial, kerelaan
untuk berkorban, solidaritas, kemampuan untuk mengalah dan keadilan. Di kalangan remaja kelompok
sepermainan dapat berkembang menjadi kelompok persahabatan
dengan frekuensi
dan intensitas
commit to user
II - 19
interaksi yang lebih mantap. Bagi seorang remaja, kelompok persahabatan dapat berfungsi sebagai
penyaluran berbagai perasaan dan aspirasi, bakat, minat serta perhatian yang tidak mungkin disalurkan di
lingkungan keluarga atau yang lain.
Peran positif kelompok sepermainanpersahabatan:
1.
memberikan rasa aman dan rasa yang dianggap penting dalam kelompok yang berguna bagi
pengembangan jiwa
2.
menumbuhkan dengan baik kemandirian dan kedewasaan
3.
tempat yang baik untuk mencurahkan berbagai perasaaan: kecewa, takut, kawatir, suka ria, dan
sebagainya, termasuk cinta.
4.
Merupakan tempat
yang baik
untuk mengembangkan ketrampilan sosial seperti
kemampuan memimpin, menyamakan persepsi, mengelola konflik, dan sebagainya.
Gb. 2.4
Kelompok Pertemanan Sebagai Agen Sosialisasi Sumber :
www.google.com , 2010
commit to user
II - 20
Tentu saja ada peran kelompok persahabatan yang
negatif, seperti
perilaku-perilaku yang
berkembang di lingkungan delinquen menyimpang, misalnya geng.Santosa, 2009
2.4.3.3 Lembaga Pendidikan