29
D. Tujuan Penulisan Skripsi
Menurut Rochmat Wahab, dkk 2011, TAS disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya.
Sama halnya Sugiyono 2013 juga mengemukakan tujuan membuat TAS adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Demikian pula
Masnur Muslich 2010 bahwa TAS disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan program pendidikan sarjana strata satu
S1. Dari pendapat ketiga ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mendapatkan gelar sarjana sesuai dengan jenjangnya.
E. Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang Mengalami Prokrastinasi dalam Menyelesaikan TAS
Prokrastinasi ada dua macam yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non akademik. Prokrastinasi non-akademik adalah
penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga,
tugas sosial, tugas kantor, dan lain sebagainya, sedangkan prokrastinasi akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas yang
berkaitan dengan kehidupan di sekolah maupun lingkungan akademik yang lain.
30
Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi TAS sering mengalami banyak permasalahan. Secara garis besar
permasalahan yang timssssbul akibat melakukan prokrastinasi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah menunda memulai dan
menyelesaikan tugas, terlambat mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja nyata, dan melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan. Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dilakukan
secara sadar maupun tak sadar. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa melibatkan unsur penundaan dan memberikan akibat yang
lebih jauh , yaitu keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Keadaan tersebut seperti perasaan bersalah, kekecewaan, keterlambatan lulus dan
mendapatkan gelar sesuai jenjangnya, kejenuhan mahasiswa maupun dosen pembimbing, dan merugikan pihak Perguruan Tinggi.
Banyaknya mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap penyelesaian TAS menjadi menarik untuk diteliti. Kasus pada penelitian
terdahulu ditemukan bahwa kepribadian individu turut mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi, misalnya kemampuan sosial yang
tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial. Semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki
individu ketika
menghadapi tugas,
akan semakin
rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik. Berbagai hasil penelitian
juga menemukan aspek-aspek lain pada diri individu yang turut
31
mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri.
Selain temuan diatas, penelitian lain menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah memunculkan kecenderungan perilaku
prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan anak
perempuan yang bukan prokrastinator. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat ditegaskan bahwa perilaku prokrastinasi dapat disebabkan
oleh berbagai macam faktor yang berasal dari dalam diri maupun dari luar. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang mengalami
prokrastinasi terhadap TAS mengalami berbagai perubahan dan gejolak dalam diri baik disadari maupun tidak. Perubahan dan gejolak-gejolak
yang terjadi dalam diri prokrastinator disebut sebagai dinamika psikologis. Gejolak dan perubahan dalam diri yang terjadi merupakan sebuah proses,
mulai dari mengawali hingga berakhirnya perilaku prokrastinasi. Dalam proses pasti ada penyebab-penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi,
baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Prokrastinasi yang dialami oleh mahasiswa juga memiliki jenis,
apakah menunda karena malas atau bisa jadi mengalami prokrastinasi karena sibuk mencari buku diperpustakaan hingga memakan waktu lama.
Mahasiswa yang mengalami prokrastinasi juga mendapatkan tekanan psikologis berupa akibat-akibat yang tidak diinginkan seperti perasaan
bersalah dan kecewa. Untuk mengatasi perilaku prokrastinasi ada cara
32
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut coping baik dari dosen, orang tua, maupun prokrastinator, namun ada juga yang tidak
mendapatkan arahan dari orang tua atau dosen. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyadari bahwa prokrastinasi
akademik perlu dipelajari lebih lanjut, maka dari itu peneliti ingin mengidentifikasi dinamika psikologis Mahasiswa Prodi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
F. Pertanyaan Penelitian