DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI.
i
DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Khusthanul Rozak NIM 11104241063
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI” yang disusun oleh Khusthanul Rozak, NIM. 11104241063 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 28 Oktober 2016
Eva Imania Eliasa, M.Pd
(3)
iii
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khusthanul Rozak
NIM : 11104241063
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Ilmu Pendidikan
dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri,
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah
asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia
memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, 15 Desember 2016 Yang menyatakan,
Khusthanul Rozak NIM 11104241063
(4)
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS
AKHIR SKRIPSI” yang disusun oleh Khusthanul Rozak, NIM. 11104241063 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 18 November 2016 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Eva Imania Eliasa, M.Pd Ketua Penguji ... ...
Agus Triyanto, M.Pd Sekretaris Penguji ... ...
Prof. Dr. Suparno, M.Pd Penguji Utama ... ...
Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,
Dr. Haryanto, M.Pd
(5)
v MOTTO
“Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time.”
(Thomas A. Edison)
“You may delay, but time will not.” (Benjamin Franklin)
“You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today” (Abraham Lincoln)
“My advice is, never do tomorrow what you can do today. Procrastination is the
thief of time.”
(Charles Dickens, David Copperfield)
“Procrastination is opportunity's natural assassin.” (Victor Kiam)
(6)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ibuku, Ngasiyem yang selalu memberi dukungan tanpa henti dalam meraih
prestasi.
2. Ayahku, Sangidu yang telah memberikan dukungan moril dan materiil
serta selalu menguatkanku saat menghadapi berbagai ujian.
3. Kakakku, Isdiyono, S.Pd yang selalu memberiku semangat dan motivasi
tiada henti.
Yogyakarta, 15 Desember 2016 Penulis
Khusthanul Rozak NIM 11104241063
(7)
vii
DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR
SKRIPSI Oleh : Khusthanul Rozak NIM 11104241063
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Penelitian ini dilaksanakan di Prodi BK FIP UNY. Subjek penelitian diambil dengan cara purposive terdiri dari 5 orang dengan kriteria mahasiswa Prodi BK FIP UNY angkatan 2011, sedang menyelesaikan tugas akhir skripsi, dan bersedia diwawancara. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam penelitian ini bersifat induktif-final analysis mengacu pada model Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika psikologis yang terjadi pada kelima subjek dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping adalah sebagai berikut : 1) kelima subjek mengalami jenis yang berbeda yaitu positif atau functional procrastination dan negatif atau dysfunctional procrastination; 2) masing-masing subjek mengalami proses yang berbeda-beda terlihat dari kemajuan skripsi subjek ada yang bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan bab 5; 3) masing-masing subjek merasakan suatu sebab dalam penyelesaian skripsi mulai dari rasa malas, kurang perfect, suka bermain, bekerja, bermain game, kurang dorongan, dan kesulitan bertemu dosen; 4) akibat yang dirasakan oleh subjek adalah perasaan kecewa, menyesal, tertekan, malu, dan bersalah baik pada diri sendiri, orang tua, dan Perguruan Tinggi 5) Subjek TO, EN, IR, dan DR mengalami adaptive coping, sedangkan SN mengalami maladaptive coping.
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS
AKHIR SKRIPSI”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai syarat penyelesaian studi jenjang
Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang memberikan kemudahan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya.
5. Ibu Dosen Pembimbing, Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya.
(9)
ix
7. Pak Hermanto, M.Pd, Bu Sukinah, M.Pd, Bu Unik Ambarwati, M.Pd,
Mbak Novi Maesaroh, S.Pd, dan seluruh keluarga UKMF Reality yang
telah membimbing penulisan karya ilmiah.
8. Bapak Dr.Suwarjo, M.Si yang selalu siap sedia mendengarkan curahan
hatiku.
9. Bapak Bambang Saptono, M.Pd yang mengawal dan membimbingku ke
FIP UNY.
10. Teman-temanku BEM FIP 2014 yang selalu memberiku motivasi.
11. Pustakawan FIP dan UNY yang selalu saya repotkan karena keterlambatan
pengembalian buku.
12. Keluargaku Bekabe tercinta yang selalu mengingatkan agar segera
menyelesaikan skripsi.
13. Denok yang selalu memberiku semangat.
14. Presiden dan pemerintahan yang telah mendukung secara moril dan
materiil sebagai mahasiswa Bidik Misi.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia. Amiin.
Yogyakarta, 15 Desember 2016 Peneliti,
Khusthanul Rozak NIM 11104241063
(10)
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN………. ii
HALAMAN PERNYATAAN……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
HALAMAN MOTTO………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN………... vi
ABSTRAK………. vii
KATA PENGANTAR……….. viii
DAFTAR ISI………. x
DAFTAR GAMBAR……… xiii
DAFTAR TABEL………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN………. xv
BAB I PENDAHULUAN………. A. Latar Belakang Masalah………. B. Identifikasi Masalah………... C. Fokus Penelitian………. D. Rumusan Masalah……….. E. Tujuan Penelitian……… F. Manfaat Penelitian……….. 1 9 10 10 11 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA………... A. Dinamika Psikologis……….. 13
(11)
xi
B. Prokrastinasi Akademik……….
1. Pengertian Prokrastinasi...………. 2. Prokrastinasi Akademik...
3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik...
4. Jenis Tugas yang sering di Prokrastinasi...
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik....
C. Tugas Akhir Skripsi...………
D. Tujuan Penulisan Skripsi...
E. Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang Mengalami
Prokrastinasi dalam Menyelesaikan TAS...
F. Pertanyaan Penelitian……….
14 14 19 22 24 25 27 29 29 32
BAB III METODE PENELITIAN……….
A. Pendekatan Penelitian……….
B. Tempat dan Waktu Penelitian………
C. Subjek Penelitian………
D. Metode Pengumpulan Data………
E. Instrumen Penelitian………...
F. Metode Analisis Data……….
G. Keabsahan Data………..
34 35 36 37 38 40 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..
A. Hasil………...
1. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 2. Deskripsi Subjek Penelitian...
43
43
(12)
xii
3. Deskripsi Profil Observan...
4. Deskripsi hasil Penelitian...
5. Deskripsi Data Dinamika Psikologis Mahasiswa Bimbingan
dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta yang
mengalami Prokrastinasi terhadap TAS...
6. Display Data...
B. Pembahasan...
1. Jenis...
2. Proses...
3. Penyebab...
4. Akibat...
5. Coping...
C. Keterbatasan Penelitian... 47
47
48
93
96
97
99
102
105
106
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan...
B. Saran... 110
112
DAFTAR PUSTAKA... 113 LAMPIRAN... 116
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pedoman Wawancara...
Table 2. Pedoman Observasi...
Table 3. Profil Subjek Penelitian...
Table 4. Display Data... 39
39
44
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Surat Izin Penelitian Fakultas... 117
Surat Izin Penelitian Rektor... 118
Pedoman Wawancara... 119
Pedoman Observasi... 120
Data Mahasiswa BK FIP UNY Angkatan 2011... 121
Hasil Wawancara... 126
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 1 Ayat 1 berbunyi:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.” Pendidikan Tinggi menurut UU RI No. 12 Tahun 2012 Pasal 1
Ayat 2 adalah jenjang setelah pendidikan menengah yang mencakup
program diploma, program sarjana, program magister, program doktor,
dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Sedangkan
mahasiswa menurut pasal 1 ayat 15 UU RI No. 12 Tahun 2012 adalah
peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi.
Masa studi mahasiswa diatur dalam Pasal 13 Ayat 5 UU RI No. 12
Tahun 2012 yang menyebutkan bahwa mahasiswa dapat menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan
tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh Perguruan
Tinggi.
Untuk dapat menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi dan
(17)
2
berupa Tugas Akhir Skripsi (TAS) atau Tugas Akhir Bukan Skripsi
(TABS).
Tugas akhir (TA) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011),
merupakan karya tulis ilmiah mahasiswa, yang merupakan kulminasi
proses berpikir ilmiah sesuai dengan disiplin ilmunya, yang disusun untuk
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya.
Skripsi atau sering disebut Tugas Akhir Skripsi (TAS) atau Tugas Akhir
Bukan Skripsi (TABS) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011) adalah
bentuk dari tugas akhir program S1, sedangkan untuk program diploma
tugas akhir berupa projek akhir.
Rochmat Wahab, dkk (2011) mengemukakan bahwa TAS adalah
karya tulis ilmiah mahasiswa yang mencerminkan kemampuan melakukan
proses dan pola berpikir ilmiah melalui kegiatan penelitian. Sedangkan
TABS dapat berbentuk: (1) makalah ilmiah yaitu hasil analisis suatu karya
produk, dan (2) karya desain teknologi atau seni, yaitu merupakan produk
keilmuan mahasiswa melakukan penemuan yang bersifat terapan. Projek
akhir adalah karya tulis ilmiah yang berbentuk kajian, produk, desain
teknologi yang menekankan pada kajian kritis atau gagasan inovatif
berdasarkan penguasaan materi program studi tertentu secara
komprehensif sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya.
Sarjana yang terlambat lulus lebih sering mengalami gangguan
(18)
3
(Johana E. Prawitasari, 2012). Menurut Cone (Johana E. Prawitasari,
2012) mengemukakan bahwa keterlambatan kelulusan mahasiswa sangat
merugikan lembaga Perguruan Tinggi. Selain merugikan Perguruan Tinggi
juga berdampak pada penumpukan tuntutan kerja serta beban psikologis
dosen, sedangkan dari sisi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi juga
rentan disertai ketidakjujuran akademik.
Senada dengan Prawitasari, M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S,
(2014) mengemukakan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai
prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting,
berulang-ulang secara sengaja, dan menimbulkan perasaan tidak nyaman
secara subjektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator.
Selain itu, Millgram (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014)
menjabarkan ke dalam poin-poin tertentu mengenai prokrastinasi, yaitu:
a. suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai
maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas,
b. menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya
keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam
mengerjakan tugas,
c. melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi
sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas
kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah tangga,
d. menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya
(19)
4
Prokrastinasi dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu functional
procrastination dan disfunctional procrastination. Menurut Ferrari (M.
Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengatakan bahwa functional
procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. Disfunctional
procrastination adalah penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek,
dan menimbulkan masalah.
Berdasarkan jenis-jenis tugas, menurut Peterson (M. Nur Ghufron
& Rini Risnawita S, 2014) ada beberapa, yaitu tugas pembuatan
keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan
kantor, dan lainnya. Menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014)
prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang
digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas diatas.
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan
pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik,
misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Prokrastinasi non-akademik
adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah
tangga, tugas sosial, tugas kantor, dan lain sebagainya. Masalah non
akademik berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan kampus,
kesukaran dalam mencari teman atau kesukaran dalam pergaulan,
pengembangan diri, dan masalah pribadi yang antara lain menyangkut
(20)
5
Adapun Solomon dan Rothblum (M. Nur Ghufron & Rini
Risnawita S, 2014) menyebutkan enam area akademik untuk melihat
jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu tugas
mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kerja administratif,
menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Tugas
mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas
menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang
lainnya. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar
untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir semester,
atau ulangan mingguan.
Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku
atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.
Kerja tugas administratif, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri
dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya.
Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam
menghadiri pelajaran, praktikum, dan pertemuan-pertemuan lainnya, Dan
keenam adalah penundaan dalam kinerja akademik secara keseluruhan,
yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik
secara keseluruhan.
Sementara itu, Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014)
mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu, yaitu (1)
(21)
6
dalam mengerjakan tugas, (3) kesenjangan waktu antara rencana dan
kinerja aktual, dan (4) melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi menurut M. Nur Ghufron
& Rini Risnawita S (2014) dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu
yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu berupa pengasuhan
orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
Senada dengan Solomon dan Rothblum, Burka & Yuen (2008:8)
mengemukakan bahwa orang yang menunda-nunda memiliki konsekuensi
internal, yaitu perasaan iritasi, menyesal, kecaman dan putus asa. Mereka
mungkin sangat sukses tetapi mereka frustrasi dan marah dengan diri
mereka sendiri karena menunda-nunda telah mencegah mereka dari
melakukan semua yang mereka pikir mereka mampu.
Penundaan tidak hanya konsekuensi internal yang terjadi, tetapi
juga untuk konsekuensi eksternal yang signifikan. “Kadang-kadang konsekuensi eksternal datang sebagai kejutan, jika Anda belum bahkan berpikir tentang kemungkinan akibat” (Burka&Yuen, 2008). Konsekuensi tersebut ada yang ringan, seperti hukuman kecil untuk keterlambatan
pembayaran, tetapi banyak penunda telah mengalami kemunduran besar di
tempat kerja, di sekolah, dalam hubungan, atau di rumah dan telah
(22)
7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Solomon dan
Rothblum (1984), diketahui bahwa 50% sampai 90% terjadi prokrastinasi
akademik pada mahasiswa. Dalam penelitiannya, Solomon dan Rothblum
mengemukakan faktor yang terjadi pada prokrastinator, yaitu sebagai
berikut:
a. menyumbang 49,4% dari semua faktor, mencerminkan rasa takut akan
kegagalan (faktor 1). Faktor 1 meliputi kecemasan memenuhi harapan
(kecemasan evaluasi), kekhawatiran tentang memenuhi standar sendiri
(perfeksionisme), dan kurangnya percaya diri,
b. menyumbang 18% dari semua faktor, berhubungan dengan penolakan
tugas dan kemalasan (faktor 2). Hal tersebut mencerminkan
kekurangan energi sehingga tugas yang ada menjadi tidak
menyenangkan,
c. faktor 3 sampai 7 adalah ketergantungan, pengambilan risiko,
kurangnya penegasan, pemberontakan terhadap kontrol, dan kesulitan
membuat keputusan. Takut gagal dan penolakan terhadap tugas adalah
dua alasan utama untuk prokastinasi yang independen.
Prokrastinasi akademik juga terjadi di kalangan mahasiswa
Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata dan Tjundjing
(Meirina Dian Mayasari; Dewi Mustami’ah; & Weni Endahing Warni, 2010) di sebuah Perguruan Tinggi di Surabaya terdapat 95% dari angket
(23)
8
pernah melakukan prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat
mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi antara lain rasa malas
mengerjakan tugas (42%) dan banyak tugas lain yang harus dilakukan
(25%), serta sisanya dikarenakan hal-hal lain (28%). Penelitian lain juga
dilakukan oleh Sari (Dianrika Pramedyasari, 2012) menunjukkan bahwa
48,5% dari 66 subjek mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Sumatera
Utara melakukan prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik juga terjadi di Universitas Negeri
Yogyakarta, terutama Prodi Bimbingan Konseling. Menurut data yang
diperoleh dari Subbag Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Yogyakarta pada Program Studi Bimbingan dan Konseling ternyata
masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyelesaikan TAS hingga
saat ini.
Mahasiswa BK Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011
yang berjumlah 138 mahasiswa dari 3 kelas, sebanyak 47 mahasiswa
sudah menepuh ujian akhir skripsi. Sisanya sebanyak 91 yang belum dapat
menyelesaikan TAS. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan TAS sesuai
waktunya (4 tahun atau kurang dari 4 tahun) hanya 34 orang.
Dari data yang diperoleh diatas, maka diketahui bahwa selama
empat tahun terakhir prokrastinasi akademik banyak dilakukan oleh
mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling yang sedang menyelesaikan TAS.
Dari fakta diatas masih belum diketahui bagaimana dinamika psikologis
(24)
9
peneliti berusaha mengungkap dinamika psikologis pada mahasiswa yang
melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
Prokrastinasi akademik merupakan salah satu permasalahan dalam
BK di bidang pribadi. Menurut Syamsu Yusuf. L. N & A. Juntika
Nurihsan (2012) yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi
adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen dan staf,
pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan
penyelesaian konflik.
Dengan banyaknya mahasiswa Prodi BK FIP UNY yang
melakukan prokrastinasi, maka diperlukan adanya upaya untuk mencari
tahu dan mengidentifikasi dinamika psikologis yang terjadi pada
mahasiswa BK FIP UNY yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Sarjana yang terlambat lulus lebih sering mengalami gangguan karier,
konflik peran, kecemasan, kepercayaan diri, dan relasi sosial.
2. Keterlambatan kelulusan mahasiswa sangat merugikan lembaga
Perguruan Tinggi.
3. Masalah non akademik berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap
(25)
10
dalam pergaulan, pengembangan diri, dan masalah pribadi yang antara
lain menyangkut masalah pergaulan, konflik dengan teman, keluarga,
dan pacar.
4. Masih banyak mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang belum mampu
menyelesaikan TAS hingga saat ini.
5. Banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studi secara
tepat waktu.
6. Masih belum diketahui bagaimana dinamika psikologis mahasiswa BK
yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah dinamika psikologis mahasiswa BK
yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi
dilihat dari aspek jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalahnya adalah bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan
dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari aspek
(26)
11 E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi
tentang dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari jenis, proses, penyebab,
akibat, dan coping.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
a. Memberikan deskripsi tentang dinamika psikologis pada
mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri
Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
b. Menjadi pedoman teori bagi penelitian yang akan dilakukan di
masa mendatang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Mengetahui dinamika psikologis pada mahasiswa
Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang
melakukan prokrastinasi terhadap TAS.
b. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dinamika psikologis
(27)
12
memahami dampaknya, dan selanjutnya mampu melakukan
tindakan preventif sebelum terjadi perilaku prokrastinasi pada
dirinya.
c. Bagi dosen
Dosen BK dapat mengetahui dinamika psikologis
mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang melakukan
prokrastinasi terhadap TAS dan memahami mahasiswa yang
melakukan prokrastinasi sehingga mampu memberikan pengarahan
kepada mahasiswa yang prokrastinasi agar bisa meninggalkan
(28)
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dinamika Psikologis
Dikutip dari American Heritage Dictionary (Papalia, 1985) bahwa
dinamika adalah “One of the meanings of dynamic is characterized by or tending to produce continuous change. Koestoer Partowisastro (1983:9) lebih menegaskan bahwa dinamika merupakan sebuah proses yang terjadi
dan bergejolak dalam diri manusia. Proses itu timbul dan dapat dihayati.
Jika dalam diri manusia mengalami suatu hal, maka akan terjadi
perubahan-perubahan baik itu cara hidup maupun tingkah laku. Perubahan
tersebut akan memberi akibat dalam interaksi sosial maupun gejolak
dalam diri manusia, karena interaksi timbul dari impuls egoistis dan timbul
dari hasrat-hasrat sosial.
Psikologis berasal dari kata psikologi, sedangkan menurut asal
katanya berasal dari kata Yunani, psyche yang berarti jiwa dan logos yang
berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa (Sarlito W.
Sarwono, 2010:1). Menurut Boring, Edwin G; Herbert S.; Langfeld, Harry
P. Weld (Sarlito W. Sarwono, 2010:6) mengemukakan bahwa psikologi
adalah studi tentang hakekat manusia, sedangkan menurut Clifford T.
Morgan (Sarlito W. Sarwono, 2010:6) psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
Kamus psikologi Handbook of Psychological Terms
(29)
14
“dinamika psikologis” yang berarti ”any systematic theory of psychology which emphasizes drives, wishes, motives, and the like, whether unconscious or conscious, as the primary determinants of behavior.”
Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber diatas, maka
dinamika psikologis dapat dimaknai sebagai suatu proses dan gejolak yang
terjadi pada manusia yang menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan
pada cara hidup maupun tingkah laku seseorang. Perubahan yang terjadi
tersebut menekankan pada dorongan, keinginan , motif , dan sejenisnya
seperti jenis, penyebab, proses, akibat, dan coping. Perubahan tersebut terjadi secara sadar ataupun tak sadar , sebagai penentu utama perilaku dan
berakibat pada interaksi sosial di lingkungan sekitarnya.
B. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi
Definisi prokrastinasi menurut kamus (Burka & Yuen, 2008)
adalah to postpone (menunda), put off (menunda), defer (menunda), dan
prolong (memperpanjang). Kata prokrastinasi menurut Burka dan Yuen
(2008) berasal dari bahasa latin “pro”berarti maju, dan “crastinus” yang berarti “hal yang dimiliki sampai besok”. Jadi jika digabung dapat
dimaknai menjadi “teruskan besok, atau aku akan melakukannya nanti.”
Menurut Solomon & Rothblum (1984) “procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjectives discomfort, is an all-too-familiar problem.” Prokrastinasi adalah sebuah
(30)
15
tindakan yang sia-sia berupa penundaan terhadap tugas hingga
prokrastinator mengalami ketidaknyamanan pada titik tertentu, dan
prokrastinasi ini merupakan masalah yang umum terjadi pada seseorang.
Brown (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengatakan
bahwa istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu
kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.
Sementara menurut Silver (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014)
menyatakan bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak
bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang
dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk
mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal
menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Brown memiliki pandangan yang sama dengan Silver bahwa
prokrastinasi merupakan suatu istilah, yaitu istilah untuk menunjukkan
suatu kecenderungan menunda penyelesaian tugas atau pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang. Kemudian Silver lebih menekankan bahwa
seseorang yang melakukan penundaan terhadap tugas bukan berarti orang
tersebut menghindari tanggung jawabnya, tetapi mereka hanya
menunda-nunda sehingga tugasnya menjadi terbengkalai dan memerlukan waktu
yang cukup lama untuk selesai.
Senada dengan Brown dan Silver, M. Nur Ghufron & Rini
(31)
16
sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang
penting, berulang-ulang secara sengaja, dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman secara subjektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator. Jika
Brown menyatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu istilah untuk
menunjuk pada seseorang yang melakukan kecenderungan
menunda-nunda suatu tugas, kemudian Silver menyatakan bahwa orang yang
melakukan prokrastinasi tidak berarti orang tersebut melarikan diri dari
tanggung jawab, maka M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014)
memiliki pandangan yang lebih menjurus lagi yaitu prokrastinasi
dilakukan pada suatu tugas yang penting dan diulang-ulang secara sengaja.
Walaupun M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) menyatakan bahwa
prokrastinasi dilakukan secara sengaja, akan tetapi dia tidak mengatakan
bahwa orang tersebut meninggalkan tanggung jawabnya terhadap tugas.
Artinya pendapat M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) tidak
menentang pendapat Silver.
Sementara itu, Millgram (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S,
2014) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah perilaku spesifik yang
meliputi:
a. suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai
maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas,
b. menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya
keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam
(32)
17
c. melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi
sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas
kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah tangga,
d. menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya
perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya.
Selain tokoh diatas, Glenn (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S,
2014) mengemukakan bahwa prokrastinasi berhubungan dengan berbagai
sindrom-sindrom psikiatri. Seorang prokrastinator biasanya juga
mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang kronis,
penyebab stres, dan berbagai penyebab penyimpangan psikologis lainnya.
Burka dan Yuen (2008) menegaskan adanya aspek irasional yang
dimiliki oleh seorang prokrastinator. Seorang prokrastinator memiliki
pandangan bahwa suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna
sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera.
Dikarenakan jika segera mengerjakan tugas, akan menghasilkan sesuatu
yang tidak maksimal. Dengan kata lain, penundaan yang dikategorikan
sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut sudah merupakan
kebiasaan atau pola yang menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika
menghadapi suatu tugas dan penundaan tersebut disebabkan oleh adanya
keyakinan-keyakinan yang irasional dalam memandang tugas.
Ferrari, dkk (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014)
menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari
(33)
18
(1) Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu setiap
perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut
sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta
alasan penundaan;
(2) Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang
dimiliki individu yang mengarah kepada trait, penundaan yang
dilakukan sudah merupakan respons tetap yang selalu dilakukan
seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya
keyakinan-keyakinan yang irasional;
(3) Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini
prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, tetapi
merupakan trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku
maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat
diketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Selain para pendapat diatas, Flett, Blankstein, & Martin (1995)
menegaskan bahwa proses yang terjadi pada prokrastinator dimulai dengan
early attachment experiences/sebuah pengalaman, kemudian timbul ketidakpastian diri/self-uncertainty. Timbulnya ketidakpastian pada diri
sendiri mempengaruhi hubungan dengan dunia sosial/self-comparison,
kemudian dari subjek munculah perilaku prokrastinasi dan
penghindaran/procrastination and avoidance. Setelah mengalami
prokrastinasi, subjek akan dihadapkan pada dua pandangan dalam
(34)
19
mengatasinya secara adaptif/adaptive coping atau tidak mampu
mengatasinya/maladaptive coping. Jika subjek mampu mengatasi
perilakunya maka subjek akan semakin optimis tugasnya akan selesai
meski sebelumnya subjek mengalami prokrastinasi, namun subjek yang
mengalami maladaptive coping akan menuju pada perasaan cemas dan
stress.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, penulis berusaha
mengkaji dan memaknai arti penting prokrastinasi, kemudian
menyimpulkan pengertian prokrastinasi. Prokrastinasi dapat dimaknai
sebagai suatu kebiasaan menunda-nunda terhadap suatu tugas yang sangat
penting dan kebiasaan ini dilakukan secara sengaja serta berulang-ulang.
Orang yang melakukan prokrastinasi melakukan kebiasaan tersebut secara
sengaja dan tidak bermaksud menghindari tugas, tetapi hannya menunda
sehingga menyita banyak waktu dan menyebabkan keterlambatan serta
menyebabkan dampak negatif terhadap orang yang melakukannya seperti
perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya.
2. Prokrastinasi Akademik
M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014: 156) mengungkapkan
bahwa prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan
pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik,
misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Sedangkan menurut Green (M.
(35)
20
prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja
akademik. Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas
akademik dipilah dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur
prokrastinasi akademik.
Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014), mengatakan
bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati
ciri-ciri tertentu. Berikut ini adalah keterangannya:
a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas. Seseorang yang
melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera
diselesaikan. Akan tetapi, dia menunda-nunda untuk mulai
mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai
tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan
prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjkan suatu tugas. Seorang
prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan. Selain itu, juga melakukan
hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
(36)
21
lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat
menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang
prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang
prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi
deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana
yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah
merencanakan mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah dia
tentukan sendiri. Akan tetapi, ketika saatnya tiba dia tidak juga
melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga
menyebabkan keterlambatan ataupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas secara memadai.
d. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. Melakukan aktivitas
lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus
dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya. Akan tetapi, menggunakan waktu yang dia miliki
untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan
dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau
buku cerita lainnya), nonton, mengobrol, jalan, mendengarkan music,
dan sebagainya sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
(37)
22
Dari pendapat diatas dapat dimaknai dan ditarik kesimpulan bahwa
prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai dan
menyelesaikan tugas penting yang sedang dihadapi, keterlambatan dalam
mengerjakan suatu tugas penting, kesenjangan waktu antara rencana dan
kinerja nyata, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
daripada menyelesaikan tugas.
3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik
Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) membagi
prokrastinasi menjadi dua, yakni (1) functional procrastination, yaitu
penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan akurat; (2) disfunctional procrastination,
yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan menimbulkan
masalah. Contoh perilaku functional procrastination adalah melakukan
aktivitas rutin di perpustakaan untuk memperoleh informasi lengkap dari
banyak buku dan mempelajarinya sehingga menyita waktu yang cukup
banyak.
Ada dua bentuk prokrastinasi yang disfunctional berdasarkan
tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu decisional procrastination dan
avoidance procrastination. Decisional procrastination adalah suatu
penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini
merupakan sebuah antiseden kognitif dalam menunda untuk memulai
melakukan suatu pekerjaan dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan
(38)
23
identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri
individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan
sesuatu. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan atau
kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya
tingkat intelegensi seseorang.
Avoidance procrastination menurut Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014), yaitu penundaan yang dilakukan dengan suatu
cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit
untuk dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
L. Catrunada & I. puspitawati (2009) bahwa orang yang mencari
kenyamanan cenderung tidak ingin meninggalkan zona nyaman yaitu
kesenangan dalam bermain dan menyebabkan control impuls yang rendah,
sehingga penundaan pun tidak dapat dihindari.
Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam
menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam
dirinya atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda
untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dimaknai dan ditarik
kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan manfaat dan tujuan penundaan. Dua jenis tersebut adalah
prokrastinasi yang disfungsi (menampakan penundaan yang tidak
bertujuan dan merugikan) dan prokrastinasi yang fungsional (penundaan
(39)
24
merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar
suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik).
4. Jenis Tugas yang sering di Prokrastinasi
Adapun Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan enam area
akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh
pelajar, yaitu tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kerja
administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara
keseluruhan.
Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban
atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas
mengarang lainnya. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan
belajar untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir
semester, atau ulangan mingguan. Tugas membaca meliputi adanya
penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan
tugas akademik yang diwajibkan. Kerja tugas administratif, seperti
menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar
peserta praktikum, dan sebagainya. Menghadiri pertemuan, yaitu
penundaan maupun keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum,
dan pertemuan-pertemuan lainnya.
Keenam adalah penundaan dalam kinerja akademik secara
keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas
(40)
25
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014: 163) mengkategorikan
faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik menjadi dua
macam, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-fakor itu meliputi
kondisi fisik dan kondisi psikologis dari diri individu. Kondisi fisik
individu yaitu faktor dari dalam individu yang turut mempengaruhi
munculnya prokrastinasi akademik, meliputi keadaan fisik dan kondisi
kesehatan individu.
Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang tidak
mempengaruhi perilaku prokrastinasi walaupun prokrastinasi sering
disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional yang
dimiliki seseorang. Kondisi psikologis individu menurut Millgram,
dkk (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menyatakan bahwa
trait kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan. Semisal trait kemampuan sosial yang tercermin
dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan
sosial.
Semakin tinggi motivasi intrinsit yang dimiliki individu ketika
menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk
(41)
26
aspek-aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi
seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku
prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu berupa
pengasuhan orangtua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan
lenient. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter
ayah memunculkan kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis
pada subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan
otoritatif ayah menghasilkan anak perempuan yang bukan
prokrastinator.
Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance
procrastination menghasilkan anak perempuan yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan avoidance procrastination pula.
Sedangkan kondisi lingkungan lenient prokrastinasi akademik lebih
banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan
daripada lingkungan yang penuh pengawasan. Tingkat atau level
sekolah, juga apakah sekolah terletak di desa ataupun di kota tidak
mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang.
Dari pendapat diatas dapat dimaknai dan ditarik kesimpulan bahwa
(42)
27
berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar
diri individu. Menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) faktor
tersebut dapat memunculkan perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor
kondusif yang akan menjadi katalisator sehingga perilaku prokrastinasi
akademik seseorang semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor
tersebut.
Solomon & Rothblum (1984) lebih menegaskan faktor-faktor
tersebut menjadi 7, yaitu pertama kecemasan memenuhi harapan lain
(kecemasan evaluasi), kekhawatiran tentang memenuhi standar sendiri
(perfeksionisme), dan kurangnya percaya diri. Faktor kedua berhubungan
dengan penolakan tugas dan kemalasan. Faktor 3 sampai 7 adalah
ketergantungan, pengambilan risiko, kurangnya penegasan,
pemberontakan terhadap kontrol, dan kesulitan membuat keputusan.
C. Tugas Akhir Skripsi
Tugas akhir (TA) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011),
merupakan karya tulis ilmiah mahasiswa, yang merupakan kulminasi
proses berpikir ilmiah sesuai dengan disiplin ilmunya, yang disusun untuk
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya.
Skripsi atau sering disebut Tugas Akhir Skripsi (TAS) atau Tugas Akhir
Bukan Skripsi (TABS) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011) adalah
bentuk dari tugas akhir program S1, sedangkan untuk program diploma
(43)
28
Rochmat Wahab, dkk (2011) mengemukakan bahwa TAS adalah
karya tulis ilmiah mahasiswa yang mencerminkan kemampuan melakukan
proses dan pola berpikir ilmiah melalui kegiatan penelitian. Sedangkan
TABS dapat berbentuk: (1) makalah ilmiah yaitu hasil analisis suatu karya
produk, dan (2) karya desain teknologi atau seni, yaitu merupakan produk
keilmuan mahasiswa melakukan penemuan yang bersifat terapan. Projek
akhir adalah karya tulis ilmiah yang berbentuk kajian, produk, desain
teknologi yang menekankan pada kajian kritis atau gagasan inovatif
berdasarkan penguasaan materi program studi tertentu secara
komprehensif sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya.
Senada dengan Rochmat Wahab, Sugiyono (2013) juga
mengungkapkan hal sama bahwa skripsi adalah karya ilmiah hasil
penelitian yang dikerjakan oleh mahasiswa program sarjana (S1), sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu pula Masnur Muslich
(2010) mengatakan bahwa skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang
disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan
program pendidikan sarjana strata satu (S1).
Dari beberapa pengertian diatas maka Tugas Akhir Skripsi (TAS)
dapat dimaknai sebagai suatu karya tulis ilmiah yang disusun oleh
mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)
(44)
29 D. Tujuan Penulisan Skripsi
Menurut Rochmat Wahab, dkk (2011), TAS disusun untuk
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya.
Sama halnya Sugiyono (2013) juga mengemukakan tujuan membuat TAS
adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Demikian pula
Masnur Muslich (2010) bahwa TAS disusun oleh mahasiswa sebagai salah
satu persyaratan akhir pelulusan program pendidikan sarjana strata satu
(S1).
Dari pendapat ketiga ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mendapatkan gelar
sarjana sesuai dengan jenjangnya.
E. Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang Mengalami
Prokrastinasi dalam Menyelesaikan TAS
Prokrastinasi ada dua macam yaitu prokrastinasi akademik dan
prokrastinasi non akademik. Prokrastinasi non-akademik adalah
penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga,
tugas sosial, tugas kantor, dan lain sebagainya, sedangkan prokrastinasi
akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas yang
berkaitan dengan kehidupan di sekolah maupun lingkungan akademik
(45)
30
Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap Tugas Akhir
Skripsi (TAS) sering mengalami banyak permasalahan. Secara garis besar
permasalahan yang timssssbul akibat melakukan prokrastinasi disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah menunda memulai dan
menyelesaikan tugas, terlambat mengerjakan tugas, kesenjangan waktu
antara rencana dengan kinerja nyata, dan melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan.
Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dilakukan
secara sadar maupun tak sadar. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh
mahasiswa melibatkan unsur penundaan dan memberikan akibat yang
lebih jauh , yaitu keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Keadaan
tersebut seperti perasaan bersalah, kekecewaan, keterlambatan lulus dan
mendapatkan gelar sesuai jenjangnya, kejenuhan mahasiswa maupun
dosen pembimbing, dan merugikan pihak Perguruan Tinggi.
Banyaknya mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap
penyelesaian TAS menjadi menarik untuk diteliti. Kasus pada penelitian
terdahulu ditemukan bahwa kepribadian individu turut mempengaruhi
munculnya perilaku prokrastinasi, misalnya kemampuan sosial yang
tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam
berhubungan sosial. Semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki
individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah
kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik. Berbagai hasil penelitian
(46)
31
mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku
prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri.
Selain temuan diatas, penelitian lain menemukan bahwa tingkat
pengasuhan otoriter ayah memunculkan kecenderungan perilaku
prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan,
sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan anak
perempuan yang bukan prokrastinator. Berdasarkan temuan-temuan
tersebut, dapat ditegaskan bahwa perilaku prokrastinasi dapat disebabkan
oleh berbagai macam faktor yang berasal dari dalam diri maupun dari luar.
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang mengalami
prokrastinasi terhadap TAS mengalami berbagai perubahan dan gejolak
dalam diri baik disadari maupun tidak. Perubahan dan gejolak-gejolak
yang terjadi dalam diri prokrastinator disebut sebagai dinamika psikologis.
Gejolak dan perubahan dalam diri yang terjadi merupakan sebuah proses,
mulai dari mengawali hingga berakhirnya perilaku prokrastinasi. Dalam
proses pasti ada penyebab-penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi,
baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar.
Prokrastinasi yang dialami oleh mahasiswa juga memiliki jenis,
apakah menunda karena malas atau bisa jadi mengalami prokrastinasi
karena sibuk mencari buku diperpustakaan hingga memakan waktu lama.
Mahasiswa yang mengalami prokrastinasi juga mendapatkan tekanan
psikologis berupa akibat-akibat yang tidak diinginkan seperti perasaan
(47)
32
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut (coping) baik dari dosen,
orang tua, maupun prokrastinator, namun ada juga yang tidak
mendapatkan arahan dari orang tua atau dosen.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menyadari bahwa prokrastinasi
akademik perlu dipelajari lebih lanjut, maka dari itu peneliti ingin
mengidentifikasi dinamika psikologis Mahasiswa Prodi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi
terhadap TAS.
F. Pertanyaan Penelitian
Berikut ini adalah pertanyaan penelitian yang diajukan:
1. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat
dari jenis?
2. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat
dari proses?
3. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat
(48)
33
4. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat
dari akibat?
5. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan
prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat
(49)
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Sukandarrumidi (2006:113) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial, data yang dikumpulkan
dinyatakan dalam bentuk nilai relatif, dan hasilnya bersifat obyektif serta
sesaat. Sedangkan Bogdan dan Taylor (Tohirin,2012) mengemukakan
bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Selain pengertian diatas, Sugiyono (2014:15) mengemukakan bahwa,
“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.”
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologi. Menurut Engkus Kuswarno (2009:2) tujuan utama
fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam
kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena
(50)
35
menambahkan bahwa sebagai disiplin ilmu, fenomenologi mempelajari
struktur pengalaman dan kesadaran.
Secara harfiah, fenomenologi adalah studi yang mempelajari
fenomena, seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam
pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki
dalam pengalaman kita. Fokus perhatian fenomenologi lebih luas daripada
sekedar fenomena, yakni pengalaman sadar dari sudut pandang orang
pertama (yang mengalaminya secara langsung).
Menurut Engkus Kuswarno (2009:22) fenomenologi pada
dasarnya mempelajari struktur tipe-tipe kesadaran yang terentang dari
persepsi, gagasan, memori, imajinasi, emosi, hasrat, kemauan, sampai
tindakan, baik itu tindakan sosial maupun dalam bentuk bahasa.
Sesuai dengan uraian diatas, peneliti lebih memilih fenomenologi
karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dinamika
psikologis mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan
tugas akhir skripsi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta. Tempat tersebut dipilih
oleh peneliti sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan pengamatan,
(51)
36
dan Konseling ditemukan mahasiswa yang sedang menyelesaikan TAS
namun sudah melewati delapan semester. Penelitian dilakukan di
lingkungan kampus, diluar kampus, di kost tempat subjek penelitian,
dan rumah subjek.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi.
Pengambilan data dilaksanakan berdasarkan kesepakatan waktu dan
tempat terlebih dahulu dengan subjek.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya menggunakan
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014:300) purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.
Adapun pertimbangan untuk menjadi subjek penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas
Negeri Yogyakarta angkatan 2011.
2. Sedang menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi. Mahasiswa yang
sedang menyelesaikan TAS dan melebihi batas waktu normal
(52)
37
3. Sedang menyelesaikan proposal (bab 1, 2, dan 3), dan sudah
melaksanakan penelitian (bab 4 dan 5).
4. Bersedia di wawancara sebagai subjek penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
Estesberg (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga didapat makna dalam topik tertentu. Wawancara
yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan wawancara
semi terstruktur.
Menurut Sugiyono (2014:320) jenis wawancara semi
terstruktur termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur.
Tujuannya adalah menemukan permasalahan secara terbuka dari pihak
yang diwawancara. Tujuan menggunakan wawancara jenis ini selain
untuk menemukan permasalahan secara terbuka juga memberikan
kebebasan kepada subjek mengungkapkan pendapatnya namun tidak
(53)
38 2. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif dilakukan
dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas
(Sugiyono, 2014:313). Menurut Sugiyono dalam melakukan
pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku,
tetapi hanya rambu-rambu pengamatan. Dengan demikian observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tak berstruktur,
tetapi meskipun tak berstruktur peneliti tetap menggunakan
rambu-rambu pengamatan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumennya adalah peneliti sendiri.
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen
utamanya adalah peneliti, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas,
maka dikembangkan instrumen sederhana berupa pedoman wawancara
dan pedoman observasi. Instrumen penelitian sederhana tersebut
diharapkan mampu melengkapi data dan membandingkan dengan data
yang ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data, maka
peneliti membuat rambu-rambu wawancara dan observasi. Berikut adalah
(54)
39 Tabel 1. Pedoman Wawancara
No. Fokus
1. Jenis Prokrastinasi Akademik 2. Penyebab Prokrastinasi Akademik
3. Proses Terjadinya Prokrastinasi Akademik 4. Akibat Prokrastinasi Akademik
5. Coping
Pedoman wawancara mendalam diatas dibuat berdasarkan tema
dalam pertanyaan penelitian yang akan ditanyakan langsung kepada subjek
penelitian. Pertanyaan dalam wawancara dibuat pertanyaan terbuka agar
subjek penelitian bebas mengungkapkan jawabannya dan memberikan
keuntungan bagi peneliti yaitu akan mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya yang dapat mendukung dalam penelitian.
Tabel 2. Pedoman Observasi
No. Fokus
1. Jenis Prokrastinasi Akademik 2. Penyebab Prokrastinasi Akademik
3. Proses Terjadinya Prokrastinasi Akademik 4. Akibat Prokrastinasi Akademik
5. Coping
Pedoman observasi digunakan sebagai pegangan dalam melakukan
pengamatan terhadap subjek untuk memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya. Saat melakukan pengamatan bisa melebar aspek-aspek yang
(55)
40 F. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah induktif
berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang
kemudian dikembangkan menjadi pola tertentu. Selanjutnya mencari data
berulang-ulang sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan data yang
terkumpul (Sugiyono, 2014:335). Teknik analisis data ini bersifat on going
maupun final analysis. Nasution (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa
analisis dilakukan sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan komponen yang serupa melalui observasi dan wawancara
yang terfokus. Menurut Sugiyono (2014:359) pada analisis komponensial
yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan
dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras.
Analisis komponensial yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
memperoleh data yang spesifik dan kontras pada setiap pelaku
prokrastinasi pada aspek jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini mengacu pada teori
Miles dan Huberman (Emzir, 2012:129-135). Berikut ini adalah bagan
(56)
41
Gambar 1. Proses analisis data penelitian
Langkah-langkah teknik analisis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data/Data collection
Dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah mencari,
mencatat, dan mengumpulkan semua data objektif melalui observasi
dan wawancara. Peneliti mengumpulkan data dari lapangan
berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan selama
penelitian. Peneliti mencatat semua data yang diperoleh dari informan
dan key informan.
2. Reduksi data/Data reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak diperlukan dalam penelitian. Data
collection
Data Display
Data reduction
Conclusions: drawing/verifying
(57)
42
Dalam hal ini peneliti mereduksi data untuk memperoleh data yang
lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data selanjutnya.
3. Display data/Data display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data atau menyajikan data. Display data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan bentuk uraian singkat.
4. Penarikan kesimpulan/Conclusion: drawing/verifying
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat dalam pengumpulan data selanjutnya. Namun apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-bukti
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka
kesimpulan yang dikemukakan adalah kredibel.
G. Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dalam penelitian ini
yaitu dilakukan dengan cara mengecek dan membandingkan data hasil
wawancara dengan data hasil observasi. Data yang dihasilkan melalui
(58)
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Yogyakarta, yaitu pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas
Akhir Skripsi (TAS). Mahasiswa BK, FIP, UNY angkatan 2011 sendiri
berjumlah 138 mahasiswa dan dibagi ke dalam tiga kelas.
Dari tiga kelas tersebut hingga bulan Februari 2016 atau semester 9
masih menyisakan banyak mahasiswa yang masih mengerjakan TAS.
Sebanyak 47 mahasiswa sudah menempuh ujian akhir skripsi dan masih
ada 91 mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan TAS.
2. Deskripsi Subjek Penelitian dan Observan.
Subjek penelitian telah ditentukan terlebih dahulu dengan
memperhatikan kriteria tertentu, yaitu mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011, sedang
menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi, melebihi batas waktu normal
penyelesaian studi yaitu 8 semester, sedang menyelesaikan proposal (bab
(59)
44 Tabel 3. Profil Subjek Penelitian
No. Ket. Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4
Subjek
5
1. Nama SN TO EN IR DR
2. Umur 25 tahun 23 tahun 24 tahun 23 tahun
23
tahun
3. Agama Islam Islam Islam Islam Islam
4.
Tempat, tinggal
Cirebon
Bantul, Yogyakarta
Yogyakarta Jawa Timur
Bantul, Yogyak
arta
5. Kost Condongcatur - - Yogyakarta -
6.
Status
TAS
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Berikut ini adalah deskripsi profil subjek penelitian.
a.Subjek 1 (SN)
SN merupakan salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011.
SN memiliki postur tubuh sedang, sedikit gemuk dan berkulit sawo
matang. SN berasal dari Cirebon. Selama menempuh kuliah, SN tinggal
disalah satu asrama di Yogyakarta.
SN dikenal sebagai mahasiswa yang ramah. Namun, SN seringkali
tidak menghadiri perkuliahan dengan alasan bisnis sehingga banyak tugas
(60)
45
semester) untuk fokus pada usaha kuliner. Saat ini SN sedang menempuh
bab satu pada penyelesaian Tugas Akhir Skripsi (TAS).
b. Subjek 2 (TO)
TO merupakan anak tunggal dari keluarga sederhana dan tinggal di
Yogyakarta bersama orang tuanya. TO berpostur tinggi, kurus, dan
berkulit sawo matang. TO merupakan salah satu mahasiswa Bimbingan
dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
angkatan 2011 yang masih menempuh mata kuliah skripsi.
TO dikenal cukup pendiam sehingga jarang membicarakan
masalah pribadi dengan orang lain. Selama menjadi mahasiswa, nilai
akademik yang diperoleh TO cukup bagus akan tetapi TO memiliki
kebiasaan menunda tugas kuliah. Sebenarnya TO memiliki hobi membaca,
sehingga TO sering mengunjungi perpustakaan. Saat ini, perkembangan
skripsi TO sudah sampai pada bab kedua dan sekaligus mempersiapkan
pengerjaan bab 3.
c. Subjek 3 (EN)
EN merupakan mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang
sedang menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS). EN berpostur tinggi
dan berkulit putih. EN tinggal bersama dengan orang tuanya di
(61)
46
EN termasukmahasiswa yang rajin namun cepat sekali merasa
kebingungan dengan tugas-tugas kuliahnya. EN sering meminta bantuan
teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Saat ini, EN
sedang menempuh semester ke 10 dan perkembangan skripsi yang dia
kerjakan sudah sampai pada bab tiga.
d. Subjek 4 (IR)
IR adalah salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011
yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS). IR berpostur
tinggi, kurus, dan berkulit sawo matang. IR berasal dari keluarga yang
tergolong mampu. IR tinggal di kost yang lokasinya dekat dengan kampus.
IR sangat menyukai game online, sehingga tugas-tugas kuliahnya
seringkali terbengkalai. Meskipun begitu, selama ini kuliah IR terlihat
lancar dan baik-baik saja. Saat ini, IR sedang menempuh Bab 4 dalam
menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS).
e. Subjek 5 (DR)
DR adalah salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011.
DR berperawakan kurus, tidak terlalu tinggi dan berkulit sawo matang. DR
dikenal ramah dan pendiam. DR tinggal bersama kedua orang tuanya.
(62)
47
Selama menjadi mahasiswa, DR terkenal pendiam. DR cukup
sering mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugas
kuliahnya. Saat ini, DR sedang menyelesaikan bab lima dalam
penyelesaian tugas skripsi.
3. Deskripsi Profil Observan
Dalam mengambil data penelitian, peneliti mengajak observan
yang bertugas untuk mengawasi proses pengambilan data baik saat
observasi maupun wawancara. Observan disini hanya bertugas untuk
mengawasi bukan membantu mengambil data. Tujuan dari keikutsertaan
observan adalah untuk mengawasi agar tidak terjadi subjektivitas saat
pengambilan data, pengolahan data, dan tidak adanya kecurangan data.
Observan yang membantu peneliti berinisial AM.
AM merupakan mahasiswa FIP UNY yang menjadi relawan dalam
membantu mengawasi peneliti mengambil data penelitian. AM berjenis
kelamin laki-laki dengan postur tinggi, kurus, dan berkulit putih. AM
tinggal di kost di Condongcatur Yogyakarta. AM saat ini berumur 23
tahun.
5. Deskripsi Hasil Penelitian.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan di FIP UNY berusaha untuk
menganalisis dan mendeskripsikan dinamika psikologis mahasiswa
(63)
48
Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas
Akhir Skripsi (TAS).
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Mei
2016. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan
wawancara mendalam dan observasi. Proses wawancara menggunakan
pedoman wawancara semi terstruktur, karena data yang diperoleh akan
selalu berkembang. Wawancara dilakukan secara mendalam agar data
yang dikumpulkam lebih jelas dan lengkap. Proses observasi
menggunakan pedoman observasi untuk mempermudah pengambilan data
mengenai dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011
yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS).
Dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011
yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS) dapat
dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.
Selanjutnya, jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping pada
masing-masing subjek penelitian telah diuraikan dalam hasil reduksi data
wawancara dan observasi.
6. Deskripsi Data Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang
(64)
49
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek dan observasi selama
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut disajikan hasil reduksi data
sesuai dengan tujuan penelitian tentang dinamika psikologis mahasiswa
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas
Akhir Skripsi (TAS). Berikut ini adalah dinamika psikologis yang
diuraikan menurut jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping yang
didapatkan dari hasil wawancara dan observasi terhadap subjek.
a. Jenis Prokrastinasi
1) Subjek SN
SN merupakan subjek penelitian yang hingga saat ini masih proses
mengerjakan skripsi dan masih dalam pencarian judul. Berikut adalah
pengakuannya berdasarkan wawancara.
“Skripsi saya masih ngambil judul, baru saya kerjain.”(24 April 2016).
Alasan SN hingga sampai saat ini masih tertunda skripsinya adalah
disebabkan oleh aktivitas diluar kampus yang dia lakukan, yaitu aktif
berwirausaha. Hal ini sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti,
bahwa SN membuka sebuah usaha di dua tempat yaitu Jalan Kaliurang
dan Jalan Colombo. Selain itu SN juga mengaku pernah mengambil cuti
kuliah selama satu tahun. Berikut penuturannya:
“Oya alasan itu ya karena saya aktif di wirausaha. Waktu itu saya memiliki usaha yang sangat besar, satu tahun itu saya cuti, nah disitu saya gabung dengan temen-temen wirausaha di UNY.
(65)
50
Selama satu tahun itu saya vakum untuk kuliah dan itu berdampak e keselanjutnya, gitu, dan saya rada menurun nilainya, karena
masih fokus diwirausaha.”(24 April 2016).
Berdasarkan observasi yang dilakukan saat menjawab pertanyaan
wawancara, SN terlihat senang saat mengatakan memiliki usaha yang
besar.
Selain usaha diatas, SN mengaku bahwa pada 24 Mei 2016
memiliki rencana usaha baru dan menginginkan kehidupan baru untuk
masa depan, bahkan baginya skripsi untuk saat ini tidak lebih penting dari
usaha baru yang akan dijalaninya.
“…dibandingkan dengan target pekerjaan, target usaha saya itu nggak …timpang gitu lho, saya lebih memilih usaha saya itu untuk sementara ini gitu , memilih ke jalur lain. Nah skripsi nanti
sebentar, sebentarr..gitu.”(24 Mei 2016).
Saat mengatakan memiliki target pekerjaan diatas, SN terlihat
cukup senang dan semangat. Selain memiliki usaha yang besar, SN juga
mengatakan bahwa pemilihan judul di awal juga menjadi penyebab
lamanya penyelesaian skripsi. Hingga saat ini SN masih kebingungan
dengan judul yang diambilya sendiri karena menurut SN dan dosennya
kurang sinkron, akibatnya SN kesulitan mencari teori. Alasan SN salah
mengambil judul memang disengaja. SN mengatakan bahwa pengambilan
judul hanya asal-asalan agar nilai pada mata kuliah yang berkaitan dengan
skripsi yaitu penelitian pendidikan dan seminar BK segera keluar.
“Eeee..dari pertama tu saya mengajukan judul itu dipenelitian pendidikan kalau nggak salah saya ngajuin judulnya dan disetujui oleh ketua jurusan karena berkaitan dengan pengeluaran nilai KRS-an, kalau belum disetujui maka nilai belum bisa keluar, jadi saya cari judul itu masih sembarangan. Masih acak-acakan nggak sesuai
(1)
184
184
mengerjakan
proposal skripsi
walau merasa
kebingungan
terhadap ketepatan hasil
pengerjaannya.
2. DR sering terlihat
di gazebo FIP UNY untuk mengerjakan
skripsi, di
perpustakaan FIP,
dan di laboratorium BK FIP UNY
terbebani. segera menyelesaikan
skripsinya.
b. Disfunctiona
l
Procrastinat ion
√ Tidak terlihat Tidak terlihat Tidak terlihat
b.1. Decisional Procrastina tion
√ Tidak terlihat Tidak terlihat Tidak terlihat
b.2. Avoidance Procrastina
√
(2)
185
185
tion
2. Penyebab
Prokrastin asi
Akademik
a. Menunda
memulai dan
menyelesaik an tugas
√ DR kesulitan dalam
merangkai kata-kata
sehingga DR sulit
membuat instrumen
penelitian dan terlalu lama di instrumen.
DR merasa malas mengerjakan Bab satu.
DR membutuhkan
waktu 1.5 bulan untuk memantapkan
proposal skripsi dan
terkadang menunda
mengerjakan karena
bingung.
b. Terlambat
mengerjakan tugas
√ DR membutuhkan
waktu 1.5 bulan untuk memantapkan
proposal skripsi dan
terkadang menunda
mengerjakan karena
bingung.
Tidak terlihat Tidak terlihat
c. Kesenjangan
waktu antara rencana dengan kinerja nyata
√
Tidak terlihat Tidak terlihat Penyelesaian skripsi
kurang sesuai dengan harapan
d. Melakukan
aktivitas lain yang
menyenangk
(3)
186
186
an
3. Proses
terjadinya prokrastin asi
akademik
a. Perilaku
yang melibatkan unsur penundaan
√
Berkali-kali revisi
instrumen penelitian
Tidak terlihat Tidak terlihat
b. Menghasilka
n
akibat-akibat yang
lebih jauh,
misal terlambat menyelesaik an tugas
√
Terlambat
menyelesaikan tugas
akhir skripsi
Tidak terlihat Tidak terlihat
c. Melibatkan
suatu tugas akademikya ng penting
√
Melibatkan tugas
penting yaitu skripsi
Tidak terlihat Tidak terlihat
d. Menghasilka
n keadaan
emosional
yang tidak
menyenangk an
√
Tidak terlihat Malu bertemu
dengan adik kelas
Tidak terlihat
(4)
187
187
prokrastin asi
akademik
bersalah √ terbebani, terutama
jika memikirka
biaya yang
dikeluarkan
orangtua untuk
kuliahnya. Selain itu, DR merasa memiliki
tanggungjawab
untuk segera
mengurangi beban orangtuanya sehingga orangtua bisa berkonsentrasi
membiayai
adik-adiknya. Hal ini
sesuai dengan
penuturannya saat wawancara
jadwal bimbingan
setelah menyelesaikan
proposal skripsi,
dengan menemui
dosen pembimbing
selama 2 kali dalam seminggu.
b. Perasaan
kecewa
√ Tidak terlihat Tampak takut
terhadap skripsi
Tidak terlihat
c. Keterlambat
an lulus dan mendapat gelar
√ Penyelesaian skripsi
yang lama
(5)
188
188
d. Kejenuhan
mahasiswa maupun dosen pembimbing
√ DR aktif bertemu
dosen dan
mengerjakan skripsi
Tidak terlihat DR aktif bertemu
dosen
e. Merugikan
pihak Perguruan Tinggi
√
Tidak terlihat Tidak terlihat Tidak terlihat
5. Coping a. Coping yang
dilakukan orang tua
√
Tidak terlihat Tidak terlihat Sering menanyakan
kemajuan skripsi saat
peneliti bermain
dirumah DR
b. Coping yang
dilakukan dosen pembimbing
√
Dosen pembimbing
banyak membantu DR
dalam menyusun
instrumen penelitian
Tidak terlihat Dosen pembimbing
mendorong DR untuk
segera melakukan
bimbingan kembali
saat revisi sudah
selesai dikerjakan
dengan memberi
keleluasaan DR untuk melakukan bimbingan (dosen terlihat selalu ada dikampus hampir setiap hari).
(6)
189
189
c. Coping yang
dilakukan prokrastinat or
√ Tidak terlihat Tidak terlihat DR memperketat
jadwal bimbingan
setelah menyelesaikan proposal skripsi. DR
juga menghindari
mengerjakan skripsi
bersama temannya
agar dapat
berkonsentrasi penuh
dalam mengerjakan