Menetapkan Suatu Rencana Perbaikan ImprovementAction Plan

Jenis Kecacatan Night Stand Progressive 1416 Kecacatan Night Stand Progressive 1416 di PT. Iga Abadi di pengaruhi beberapa faktor penyebab, yaitu: instruksi kerja kurang jelas, inspeksi kurang belum da lembar periksa yang baku, pemeriksaan material kurang, kualitas material jelek, skill operator kurang, operator sering keluar - masuk, perawatan mesin kurang diperhatikan sedangkan rata – rata mesin yang digunakan sudah berumur lebih dari 10 tahun. Dari Potensial Root Cause tersebut, kita dapat menindaklanjuti perbaikan dengan menggunakan Failure Mode And Effect Analysis FMEA. Dimana akan dijabarkan pada tahap improve.

4.4 Improve

Tahap keempat dalam siklus DMAIC adalah tahap improvement perbaikan. Dalam tahap ini dilakukan beberapa langkah untuk menurunkan kecacatan defect produk Night Stand Progressive 1416.

4.4.1 Menetapkan Suatu Rencana Perbaikan ImprovementAction Plan

Setelah sumber-sumber dan akar penyebab dari keluhan teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan rencana perbaikan improvement untuk menurunkan jumlah cacat tersebut. Rencana perbaikan tersebut didapatkan dengan cara mengkombinasikan hasil brainstorming pihak karyawan Quality Assurance dengan kondisi lokasi di mana proses penelitian berlangsung. Alat bantu yang digunakan dalam menentukan prioritas rencana perbaikan adalah Failure Mode and Effect Analysis FMEA. Metode FMEA adalah sekumpulan proses untuk mengidentifikasikan dan mendahulukan masalah-masalah potensial defect. Pada model FMEA setiap masalah akan diberi bobot dengan mengklasifikasikan secara kualitatif berdasarkan Severity S yaitu perkiraan subjektif tentang bagaimana buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari keluhan, Occurance O yaitu perkiraan subyektif tentang probabilitas atau peluang bahwa penyebab itu akan terjadi, dan Detection D yaitu perkiraan subyektif tentang bagaimana efektifitas dari metode deteksi pencegahan untuk menghilangkan keluhan yang potensial. Setiap mode kegagalan mempunyai 1 nilai RPN Risk Priority Number. Angka RPN merupakan hasil perkalian antara ranking severity, detection, dan occurence. Dimana bobot nilai ditentukan sesuai hasil wawancara dengan karyawan PT.Iga Abadi yang terkait. Berdasarkan data potensial problem yang diperoleh maka dapat dihitung nilai RPN sebagai berikut: Untuk potential root cause Beret amplas sanding marks, nilai Severity S = 8, nilai Occurance O = 9, dan nilai Detection D = 8, maka nilai RPN yang dihasilkan = severity x detection x occurence = 8 x 9 x 8 = 576. Dengan menggunakan cara yang sama, RPN yang lain dapat dihitung. Kemudian nilai RPN tersebut disusun dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga dapat diketahui mode kegagalan mana yang paling kritis untuk segera dilakukan tindakan korektif. Perhitungan RPN dapat dilihat pada lampiran III.

4.4.2. Usulan Prioritas Rencana Perbaikan