92
4.1.5 Uji Hipotesis
1. Uji Parsial Uji t
Secara parsial
model regresi
dapat diuji
kebermaknaannya menggunakan uji t, dapat dilihat hasil uji t pada tabel berikut:
Tabel 4.19 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -29,414
13,269 -2,217
,028 X1
,785 ,388
,133 2,023
,044 X2
3,259 1,451
,143 2,246
,026 X3
,537 ,149
,240 3,610
,000 X4
,199 ,312
,042 ,637
,525 X5
,717 ,164
,285 4,363
,000 a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah tahun 2016 Hasil uji statistik pada variabel sosialisasi X
1
diperoleh nilai t hitung = 2.023 dengan signifikansi = 0,044 0,05, dan nilai B pada kolom
Unstandardized Coefficients
sebebsar 0,785, maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi SAK ETAP berpengaruh terhadap implementasi SAK ETAP pada
UMKM. Oleh karena itu, H
1
yang menyatakan sosialisasi SAK ETAP berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM
diterima. Hasil uji statistik variabel tingkat pendidikan X
2
diperoleh nilai t hitung = 2,246 dengan signifikansi = 0,026 0,05, dan nilai B pada kolom
Unstandardized Coefficient
sebesar 3,259, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pemilik berpengaruh positif terhadap implementasi SAK
ETAP pada UMKM. Oleh karena itu, H
2
yang menyatakan tingkat
93
pendidikan pemilik berpengaruh terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM diterima.
Hasil uji statistik variabel skala usaha X
3
diperoleh nilai t hitung = 3,610 dengan signifikansi = 0,000 0,05, dan nilai B pada kolom
Unstandardized Coefficient
sebesar 0,537, maka dapat disimpulkan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap implemetasi SAK ETAP pada
UMKM. Oleh karena itu, H
3
yang menyatakan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM
diterima. Hasil uji statistik variabel umur usaha X
4
diperoleh nilai t hitung = 3,610 dengan signifikansi = 0,525 0,05, dan nilai B pada kolom
Unstandardized Coefficient
sebesar 0,199. Karena nilai signifikansinya jauh diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa umur usaha tidak berpengaruh
terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM. Oleh karena itu, H
4
yang menyatakan bahwa umur usaha berpengaruh negatif terhadap implementasi
SAK ETAP pada UMKM ditolak. Hasil uji statistik pada variabel Budaya Organisasi X
5
diperoleh nilai t hitung = 4.363 dengan signifikansi = 0,000 0,05, dan nilai B pada kolom
Unstandardized Coefficients
sebebsar 0,717, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP
pada UMKM. Oleh karena itu, H
5
yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM
diterima.
94
2. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Hasil perhitungan
R
2
secara keseluruhan digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linear berganda. Jika R
2
mendekati satu berarti semakin kuat kemampuan variasi dari variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikatnya dan sebaliknya. Untuk mengukur besarnya kontribusi simultan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi pada tabel
Model Summery
pada kolom
Adjusted R Square.
Berikut adalah hasil koefisien determinasi model regresi berganda.
Tabel 4.20 Hasil Koefisien Determinasi Simultan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,508
a
,258 ,239
23,597 a. Predictors: Constant, X5, X4, X2, X1, X3
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah tahun 2016 Berdasarkan Tabel 4.20 terlihat bahwa nilai
Adjusted R Square
yaitu sebesar 0,239 atau 23,9. Hal ini berarti 23,9 variabel implementasi SAK
ETAP pada UMKM mampu dijelaskan oleh variabel sosialisasi SAK ETAP, tingkat pendidikan pemilik, skala usaha, umur usaha, dan budaya organisasi.
Sedangkan sisanya 76,1 dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar model. 4.2
Pembahasan 4.2.1
Pengaruh Sosialisasi SAK ETAP terhadap Implementasi SAK ETAP
Berdasarkan hasil uji hipotesis H
1
yang berbunyi sosialisasi SAK ETAP berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM dinyatakan
95
diterima. Dari hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sosialisasi SAK ETAP berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP
pada UMKM. Pengaruh sosialisasi SAK ETAP ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sosialisasi SAK ETAP yang diperoleh pemilik UMKM, maka semakin
tinggi pula implementasi SAK ETAP pada UMKM. Sosialisasi SAK ETAP merupakan pemberian sosialisasi terkait SAK ETAP
oleh pihak-pihak terkait yang dapat memberikan sosialisasi SAK ETAP Seperti Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, dan Ikatan Akuntan
Indonesia. Pemberian sosialisasi yang dilakukan oleh pihak eksternal UMKM, baik Ikatan Akuntan Indonesia IAI atau lembaga lainnya mampu menambah
pengetahuan pemilik terkait SAK ETAP dan memotivasi pengusahamanajer untuk menerapkan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh hasil rata-rata sosialisasi SAK ETAP sebsar 12,08 termasuk dalam kriteria jarang. Hal tersebut
mernunjukkan masih jarangnya pemilik UMKM mendapatkan sosialisasi SAK ETAP. Sosialisasi SAK ETAP oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
sosialisasi SAK ETAP, seperti Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Ikatan Akuntan Indonesia, dan pihak lainnya perlu dilakukan guna memberikan
pemahaman kepada UMKM terkait SAK ETAP. Rudiantoro dan Siregar 2012 menyatakan metode sosialisasi yang
diharapkan oleh para pengusaha UMKM terkait SAK ETAP adalah dengan pelatihan yang berkelanjutan dengan pemberian modul praktik kepada para
pengusaha, dengan cara ini lebih mudah untuk langsung dipraktikkan. Pihak yang
96
dinilai paling bertanggung jawab untuk pelaksanaan sosialisasi ini adalah Kementerian Koperasi dan UKM, sebab Kementerian Koperasi dan UKM yang
paling mengerti kondisi UMKM saat ini, mulai dari kondisi geografis, latar belakang pengusaha, jenis usaha sehingga pelatihan dapat sesuai dengan
kebutuhan pengusaha UMKM. Penelitian ini sejalan dengan
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
UTAUT, dimana teori tersebut menjelaskan bahwa pengaruh sosial
socialiInfluence
, yaitu sejauh mana persepsi individu akan keyakinan orang lain dalam menggunakan sistem. Sosilaisasi SAK ETAP merupakan pengaruh sosial
yang mempengaruhi persepsi pemilik UMKM terkait SAK ETAP sehingga dapat berpengaruh terhadap implementasi SAK ETAP. Pada penelitian ini menunjukkan
terdapat pengaruh sosialisasi SAK ETAP terhadap implementasi SAK ETAP, sehinga mendukung teori UTAUT tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rudiantoro dan Siregar 2012 bahwa informasi dan sosialisasi SAK ETAP berpengaruh positif terhadap
pemahaman UMKM terkait SAK ETAP, sehingga mendukung implementasi SAK ETAP.
4.2.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilik terhadap Implementasi SAK