72
Tabel 3.11 Kriteria Budaya Organisasi
No. Interval Skor Kriteria
1. 18
– 34 Tidak Baik
2. 35
– 51 Kurang Baik
3. 52
– 68 Cukup Baik
4. 69
– 85 Baik
5. 86
– 102 Sangat Baik
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi,
tidak bias dan konsisten. Berikut merupakan uji asumasi klasik yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas yang dijelaskan oleh Ghozali 2011:160 adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual yaitu implementasi SAK
ETAP Y, sosialisasi SAK ETAP X
1
, tingkat pendidikan pemilik X
2
, skala usaha X
3
, umur usaha X
4
, dan budaya organisasi X
5
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data titik pada sumbu histogram residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2011:160. Uji
73
normalitas data juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov K-S, apabila nilai signifikansi 0,05 maka
data dalam penelitian berdistribusi normal, dan sebaliknya jika nilai signifikansi 0,05 maka data dalam penelitian tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Ghozali 2011:105 mengemukakan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang
tinggi atau sempurna antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk
mendeteksi apakah model regresi linear mengalami multikolinearitas dapat dilihat menggunakan
Variance Inflation Factor
VIF dan nilai toleransi untuk masing-masing variabel bebas. Model regresi bebas multikolinearitas
memiliki VIF di bawah 10 dan nilai toleransi di atas 0,1. 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan
variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2011:39. Jika
variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan uji
glejser
, apabila signifikansinya 0,05 artinya terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika signifikansinya 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara
lain untuk
mendeteksi ada
tidaknya
74
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot
antara SRESID dan ZPRED. Jika pada grafik
scatterplot
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.3 Analisis Regresi Berganda