Tingkat Pendidikan Pemilik Skala Usaha

37 3. Indikator Sosialisasi SAK ETAP Indikator sosialisai SAK ETAP merujuk pada sumber-sumber yang dapat memberikan sosialisasi SAK ETAP yang dikemukan oleh Rudiantoro dan Siregar 2012, yaitu sebagai berikut: a. Media, seperti koran, majalah, internet. b. Seminar atau pelatihan akuntansi. c. Instansi Pemerintah, seperti: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, dan atau dinas lainnya. d. Lembaga Ikatan Akuntan Indonesia IAI. e. Pelatihan akuntansi dari Lembaga Pendidikan Tinggi. f. Pelatihan akuntansi dari organisasi, seperti: Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan atau organisasi lainnya.

2.4.2 Tingkat Pendidikan Pemilik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan 38 nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan informal merupakan kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan. Pemilik UMKM sangatlah dominan dalam menjalankan usaha dalam perusahaan Solovida, 2003. Tingkat pendidikan pemilik adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pemilik UMKM Rudiantoro dan Siregar, 2012. Indikator tingkat pendidikan pemilik menurut Rudiantoro dan Siregar 2012 yaitu pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal antara lain: Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, Diploma, dan Sarjana.

2.4.3 Skala Usaha

Skala perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang, dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan Suwito dan Herawaty, 2005 Skala perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan skala besar kecilnya perusahaan ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan Seftianne, 2011. 39 Skala usaha merupakan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva Ferry dan Jones, 1979 dalam Ambarwati dkk., 2015. Menurut Holmes dan Nicholls 1988, ukuran usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan dan besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi. Indikator skala usaha menurut Holmes dan Nicholls 1988 adalah dapat dilihat dari jumlah karyawan dan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan. Setiyadi 2007 menyatakan skala usaha yang bisa dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah: a. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu. b. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu. d. Total aset, merupakan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu.

2.4.4 Umur Usaha

Dokumen yang terkait

Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan UMKM dan Implikasinya Terhadap Penerapan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 (Survei pada UMKM di Kota Bandung)

2 39 60

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi di Bandarlampung)

1 17 53

Implementasi laporan keuangan sesuai SAK ETAP(Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada CV.Sapta Putra Mekar

10 71 68

Ilustrasi Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) sebagai Pedoman Pelaporan Keuangan pada CV Indo Karya.

1 3 18

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH.

0 0 12

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ATAS PERSEDIAAN PADA APOTIK UNO MEDIKA

0 2 10

PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

0 0 15

KOLABORASI RISET ANALISIS FAKTOR YANG MEMBENTUK PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA UMKM (Di Kelurahan Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta) - STIE Widya Wiwaha Repository

0 0 96

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil menengah pada UMKM kota Surabaya - UWKS - Library

0 0 15