Variabel Bebas Independen Variabel Penelitian

60

3.3.2 Variabel Bebas Independen

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono, 2010:61. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Sosialisasi SAK ETAP Sosialisasi SAK ETAP dalam penelitian ini yaitu sosialisasi yang didapatkan oleh pemilik UMKM mengenai SAK ETAP yang merupakan usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang dapat memberikan sosialisasi SAK ETAP seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Ikatan Akuntan Indonesia IAI, atau lembaga lainnya. Indikator informasi dan sosialisasi SAK ETAP yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Rudiantoro dan Siregar 2012 yaitu dari sumber-sumber informasi dan sosialisasi SAK ETAP yang dapat diperoleh oleh pemilik UMKM, antara lain: 1 Media, seperti koran, majalah, internet. 2 Seminar atau pelatihan akuntansi. 3 Instansi Pemerintah, seperti: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, dan atau dinas lainnya. 4 Lembaga Ikatan Akuntan Indonesia IAI. 5 Pelatihan akuntansi dari Lembaga Pendidikan Tinggi. 6 Pelatihan akuntansi dari organisasi, seperti: Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan atau organisasi lainnya. 61 Variabel ini diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5, nilai 1 untuk jawaban tidak pernah, nilai 2 untuk jarang, nilai 3 untuk kadang-kadang, nilai 4 untuk sering, dan nilai 5 untuk sangat sering. 2. Tingkat Pendidikan Pemilik Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal pemilik, yaitu pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal antara lain: Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, Diploma, dan Sarjana. Indikator tingkat pendidikan pemilik pada penelitian ini mengacu pada penelitian Rudiantoro dan Siregar 2012, untuk mengukur indikator tersebut adalah dengan memberikan nilai 0 jika tidak tamat SD, 1 jika pendidikan SD, 2 jika SMP, 3 jika SMASMK, 4 jika Diploma, 5 jika S1, dan 6 untuk S2. 3. Skala Usaha Skala usaha merupakan ukuran yang menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan yang dapat diukur dari total aktiva, total pendapatan, dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan. Indikator skala usaha yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Holmes dan Nicholls 1988 yaitu berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki UMKM. Total aktiva dan total pendapatan perusahaan tidak digunakan sebagai indikator karena dikhawatirkan responden tidak mengetahui secara pasti total aktiva yang dimiliki dan total pendapatan perusahaan, sehingga data yang didapatkan kurang akurat. Untuk mengukur variabel skala usaha 62 menggunakan angka absolut berdasarkan jumlah tenaga yang dimiliki UMKM. 4. Umur Usaha Umur usaha merupakan lamanya perusahaan berdiri yang dihitung dari tahun perusahaan berdiri. Indikator umur usaha yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Rudiantoro dan Siregar 2012 yaitu umur perusahaan diukur berdasarkan waktu dalam tahun sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Untuk mengukur variabel umur usaha adalah dengan menggunakan angka absolut dari umur usaha yang dihitung dari perusahaan tersebut berdiri sampai penelitian ini dilakukan. 5. Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara- cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak Robbins dan Coulter, 2010:63. Indikator untuk mengukur budaya organisasi yang digunakan adalah berpedoman pada 7 tujuh dimensi kebudayaan menurut Robbins dan Coulter 2010 yang secara keseluruhan menangkap hakikat budaya organisasi. Untuk mengukur variabel budaya organisasi dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5, dengan alternatif jawaban sangat tidak setuju hingga sangat setuju, angka 1 untuk jawaban sangat tidak setuju yang berarti mempunyai budaya organisasi rendah, hingga angka 5 untuk jawaban sangat setuju yang berarti mempunyai budaya organisasi sangat baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel budaya organisasi antara lain: 63 a. Inovasi dan Pengambilan Risiko b. Perhatian terhadap detail c. Orientasi hasil d. Orientasi manusia e. Orientasi tim f. Agresivitas g. Stabilitas

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan UMKM dan Implikasinya Terhadap Penerapan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 (Survei pada UMKM di Kota Bandung)

2 39 60

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi di Bandarlampung)

1 17 53

Implementasi laporan keuangan sesuai SAK ETAP(Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada CV.Sapta Putra Mekar

10 71 68

Ilustrasi Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) sebagai Pedoman Pelaporan Keuangan pada CV Indo Karya.

1 3 18

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH.

0 0 12

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ATAS PERSEDIAAN PADA APOTIK UNO MEDIKA

0 2 10

PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

0 0 15

KOLABORASI RISET ANALISIS FAKTOR YANG MEMBENTUK PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA UMKM (Di Kelurahan Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta) - STIE Widya Wiwaha Repository

0 0 96

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil menengah pada UMKM kota Surabaya - UWKS - Library

0 0 15