17
2.1.3
Human Capital Theory
Human Capital Theory
dikembangkan oleh Becker 1965 yang mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan
human capital
adalah penting sebagai suatu investsi dari bentuk-bentuk modal lainnya.
Human Capital Theory
berpendapat bahwa investasi sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas, peningkatan
produktivitas tenaga kerja ini dapat didorong melalui pendidikan dan pelatihan. Teori ini menyatakan bahwa pendidikan menanamkan ilmu pengetahuan,
ketrampilan, dan nilai-nilai kepada manusia dan karenanya mereka dapat meningkatkan kapitas belajar dan produksinya.
Human Capital Theory
adalah suatu pemikiran yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk kapital atau barang modal sebagaimana barang-
barang modal lainnya, seperti tanah, gedung, mesin, dan sebagainya.
Human capital
dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari pengetahuan,
skill
, dan kecerdasan rakyat dari suatu negara.
Implikasi
Human Capital Theory
dalam penelitian ini adalah teori ini digunakan sebagai landasan teori untuk menjelaskan bagaimana tingkat
pendidikan pemilik dapat berpengaruh terhadap implementasi SAK ETAP pada UMKM.
2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
2.2.1 Definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM
Terdapat berbagai definisi berbeda mengenai UMKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi, definisi tersebut diantaranya:
18
a. Definisi UMKM menurut Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Kriteria dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima
puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
19
b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah. 2.
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus
juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
dua milyar lima ratus juta rupiah. 3.
Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
b. Definisi UMKM menurut Badan Pusat Statistik BPS
Badan Pusat Statistik BPS memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, menurut Badan Pusat Statistik batasan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah adalah: 1.
Usaha Mikro: usaha yang memiliki pekerja kurang dari 5 orang, termasuk tambahan anggota keluarga yang tidak dibayar.
20
2. Usaha Kecil: usaha yang memiliki pekerja 5 sampai 19 orang.
3. Usaha Menengah: usaha yang memiliki pekerja 20 sampai 99 orang.
c. Definisi UMKM menurut Bank Indonesia BI
UMKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa: 1.
Modalnya kurang dari Rp 20 juta. 2.
Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta. 3.
Memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan. 4.
Omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.
2.2.2 Jenis-Jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM