Analisis Multivariat .1 Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Residu Pestisida
Pengetahuan 0,363
0,049 Sikap
0,453 0,012
Dari Tabel 4.12 di atas, Berdasarkan hasil analisis statistik hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan petani di Desa Sukamandi Kecamatan
Merek Kabupaten Karo pada hasil uji statistik korelasi pearson terbukti secara signifikan pengetahuan memiliki korelasi p value = 0,049 0,05 dengan tindakan
petani di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo, dengan nilai r = 0,363, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan dengan tindakan
menunjukkan hubungan yang positif yang artinya semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik tindakan petani. Nilai r berada diantara 0,26–0,50 artinya mempunyai
kekuatan hubungan yang sedang antara pengetahuan dengan tindakan petani. Sikap memiliki korelasi p value = 0,012 0,05 dengan tindakan petani di
Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo, dengan nilai r = 0,453, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sikap dengan tindakan menunjukkan
hubungan yang positif yang artinya semakin tinggi sikap maka semakin baik tindakan petani. Nilai r berada diantara 0,26–0,50 artinya mempunyai kekuatan hubungan
yang sedang antara sikap dengan tindakan petani.
4.4 Analisis Multivariat 4.4.1 Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Residu Pestisida
di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo Salah satu, pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa
variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
numerik, Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi linear berganda sederhana adalah variabel dengan nilai p 0,25 yaitu variabel pengetahuan, sikap dan
tindakan. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,05.
Nilai signifikansi pada uji F diperolah nilai p=0,0001 0,05, maka hipotesa
penelitian diterima, berarti ada pengaruh variabel pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap residu pestisida, berikut Tabel 4.9. :
Tabel 4.13. Hasil Analisis Determinasi R
2
f p.
0,663 17,079
0,0001 Koefisien determinasi regresi R
2
= 0,663 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sikap dan tindakan mampu menjelaskan variasi pada residu pestisida
sebesar 66,3, selebihnya 33,7 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi yang digunakan.
Pengaruh pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap residu pestisida seperti diuraikan pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Hasil Uji Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terhadap Residu Pestisida di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo
Variabel r
Sig. Konstanta
Pengetahuan -0,010
0,032 Sikap
-0,004 0,031
Tindakan -0,015
0,009
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji regresi linear ganda, didapatkan variabel dalam persamaan garis regresi menjadi:
Y = 0,379 - 0,010X
1
– 0,004X
2
- 0,015X
3
Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pengetahuan diperoleh nilai p=0,0320,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh
pengetahuan terhadap residu pestisida, Nilai koefisien b
1
= -0,010 berarti bahwa apabila nilai pengetahuan X
1
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka residu pestisida Y akan menurun sebesar
0,010 poin. 2. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel sikap diperoleh nilai
p=0,0310,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh sikap terhadap residu pestisida, Nilai koefisien b
2
= -0,004 berarti bahwa apabila nilai sikap X
2
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka residu pestisida Y akan menurun sebesar 0,004 poin.
3. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel tindakan diperoleh nilai p=0,0090,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh tindakan
terhadap residu pestisida. Nilai koefisien b
3
= -0,015, berarti bahwa apabila nilai tindakan X
3
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka keputusan maka residu pestisida Y akan menurun sebesar
0,015 poin.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa analisis residu pestisida paling besar pengaruhnya adalah tindakan hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu = 0,015.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pengetahuan Petani terhadap Residu Pestisida dalam Cabai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani mengenai residu pestisida di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo mayoritas
baik yaitu sebesar 53,3. Mayoritas petani tidak mengetahui peraturan mengenai ambang batas residu pada bahan makanan terkhususnya cabai yang telah ditetapkan
pemerintah dan petani juga tidak mengatahui kapan terakhir tanaman diberikan penyemprotan pestida yaitu masing-masing sebesar 46,7. Petani cabai seharusnya
harus mengetahui ambang batas residu pestisida pada cabai dan apa bahaya residu pestisida dalam cabai, ketidak tahuan ini menyebabkan petani tidak perduli terhadap
bahaya residu pestisida yang akan terjadi jika cabai tersebut diolah dan dijadikan bahan makanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan residu pestisida cabai di di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten
Karo dengan nilai p0,0001 α 0,05, hasil uji multivariat juga menunjukkan ada
pengaruh pengetahuan terhadap residu pestisida cabai di di Desa Sukamandi dengan nilai p0,032
α 0,05. Berdasarkan asumsi peneliti pengetahuan yang baik akan menunjukkan tindakan yang baik pada saat penyemprotan yang akan mempengaruhi
sisa residu pestisida pada cabai terlihat terdapat hubungan antara pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
dengan tindakan petani di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo dengan nilai p=0,049.
Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2005 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengideraan
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman dari diri sendiri maupun oranglain, media massa maupun lingkungan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
responden dalam penggunaan pestisida dengan baik didasari oleh pengetahuannya, serta adanya dukungan dari Dinas Pertanian karena daerah ini merupakan daerah
pemasok cabe terbanyak di Sumatera Utara. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tidak baik atau rendah tentang residu pestisida, hal ini dikarenakan
mereka meracik sendiri pestisida. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuntari
2013 yang dilakukan di Purwodadi menyatakan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan petani di Desa Curut sebesar 100 pada tingkat kurang baik.
Pengetahuan petani kurang dalam memperhatikan penggunaan pestisida karena masih banyak petani yang buta huruf.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang over behaviour. Perubahan perilaku baru
adalah suatu proses yang komplek dan memerlukan waktu yang relatif lama. Tahapan yang pertama adalah pengetahuan, sebelum seseorang mengadopsi perilaku
Universitas Sumatera Utara
baru harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut. Sehingga perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Jika pengetahuan
yang dimiliki sudah baik harapannya akan diterapkan pada praktiknya dalam kehidupan sehari-hari. oleh arena itu penggunaan pestisida seharusnya mendapatkan
pengawasan yang ketat dari instansi yang berwnag, sehingga informasi yang diberikan kepada petani merupakn informasi yang benar, bukan informasi yang
didapatkn dari pengalaman teman-temana sesame petani. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif oleh Notoatmodjo
2003 mempunyai 6 tingkatan, yaitu : Kesatu, Tahu know, diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kedua, Memahami
comprehension, diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Ketiga, Aplikasi aplication, diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Keempat, Analisis analysis
adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen- komponen.
Penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo 2003, yang menyatakan bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan
dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Dalam hal ini, pengetahuan responden yang merupakan petani cabe adalah pengetahuan mengenai
residu pestisida yang diterima secara langsung dari petugas kesehatan sewaktu
Universitas Sumatera Utara
mendapat penyuluhan, maupun melalui media massa, sehingga dapat mengubah perilaku responden untuk tidak menggunakan pestisida yang berbahaya.