mendapat penyuluhan, maupun melalui media massa, sehingga dapat mengubah perilaku responden untuk tidak menggunakan pestisida yang berbahaya.
5.2 Pengaruh Sikap Petani terhadap Residu Pestisida dalam Cabai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap petani mengenai residu pestisida di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo kurang baik yaitu sebesar
50,0. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan aturan yang diberikan pemerintah menyebabkan para petani menjadi ketakutan untuk mendukung
pemeriksaan residu pestisida pada cabai. Kenyataan di lapangan para petani kurang peduli dengan residu yang ada pada cabai, yang mereka kuatirkan adalah hama
datang menyerang hasil pertanian mereka yang dapat menyebabkan kerugian secara finasial. oleh karena itu, kurang dari seminggu pemanenan cabai, petani
menyemprotkan kembali pestisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
residu pestisida cabai di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo dengan nilai p0,0001
α 0,05, hasil uji multivariat juga menunjukkan ada pengaruh sikap terhadap residu pestisida cabai di di Desa Sukamandi dengan nilai p0,031
α 0,05. Berdasarkan asumsi peneliti sikap yang baik akan menunjukkan tindakan
yang baik pada saat penyemprotan yang akan mempengaruhi sisa residu pestisida pada cabai terlihat terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan petani di Desa
Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo dengan nilai p=0,012.
Universitas Sumatera Utara
Sikap petani yang kurang baik dapat dimungkinkan oleh rendahnya pengetahuan petani mengenai residu pestisida pada cabai yang nantinya kan
membahayakan para pengkonsumsinya. Hasil penelitian Rario, dkk 2004 tentang persepsi dan perilaku petani dalam penanganan resiko pestisida pada lingkungan
menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang pestisida berhubungan nyata dan berpengaruh besar terhadap persepsi dan perilaku penanganan pestisida. Persepsi
tentang pestisida juga berhubungan nyata dan berpengaruh besar terhadap perilaku penanganan pestisida Menurut Notoatmodjo 2010, sikap terbentuk dari adanya
interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota
kelompok sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang
turut mempengaruhi pola perilaku tiap individu sebagai anggota masyarakat. Menurut Notoatmodjo 2010, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial
yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam
interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola
perilaku tiap individu sebagai anggota masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengaruh Tindakan Petani terhadap Residu Pestisida dalam Cabai