Pelaksanaan Pembelajaran Inklusi Hasil Penelitian

62 Anak Negeri meliputi: temasub, kelompok usia, alokasi waktu, kegiatan belajar kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, indikator pencapaian perkembangan, penilaian perkembangan anak, serta media dan sumber belajar. RPPH yang dibuat disamakan untuk semua kelas dan semua yayasan Pelangi Anak, yang artinya semua kegiatan pembelajaran dalam setiap hari untuk semua kelas sama, yang membedakanya adalah tingkat kesulitanya, dan tidak ada perbedaan RPPH untuk ABK dan reguler. RPPH disusun oleh semua guru dan kepala sekolah, yang dilakukan dengan diskusi dalam perencanaanya dan kegiatan dibuat untuk satu tahun ajarann sekolah. Berikut hasil wawancara dan dokumentasi dari penelitian: “Pembuatan RPPH dilakukan pada libur semester sebelum awal tahun ajarann, penyusunan RPPH satu yayasan dan setiap kelas disamakan semua. RPPH disusun untuk satu tahun. RPPH didiskusikan oleh para guru dan kepala sekolah” W.1.2.G Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, anak reguler dan ABK tidak berperan didalamnya. Penyusunan rancangan kegiatan mengikuti dan disesuaikan dengan kurikulum reguler Kurikulum 2013 yang disusun oleh guru dan kepala sekolah.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Inklusi

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, didapat data berupa pelaksanaan pembelajaran inklusi di TK Islam Pelangi Anak Negeri. Proses kegiatan pembelajaran Senin-Sabtu dimulai dari jam 07.00 anak-anak sudah mulai berdatangan, kegiatan dimulai sejak jam 08.00 dan pulang pada jam 12.00, untuk progam full days pulang pada jam 17.00 karena sekolah membuka 63 layanan full days. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan urutan pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pembelajaran di TK Islam Pelangi Anak Negeri mengacu dan disesuaikan dengan RPPH, namun pada pelaksanaanya tidak semua kegiatan yang ada di RPPH terlaksana. Dalam RPPH terdapat 4 kegiatan, dan terlaksana 2 kegiatan pada setiap harinya. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dipilihkan dan diberikan dari guru, kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kelompok dan klasikal. Model pembelajaran klasikal biasanya digunakan pada saat pembiasaan ibadah, dan metode kelompok biasa digunakan saat kegiatan inti pembelajaran. Semua anak di TK Islam Pelangi Anak Negeri dibiasakan untuk mandiri, termasuk ABK. Pembiasaan kemandirian berupa pembiasaan anak untuk terbiasa mandiri dalam kehidupan sehari-hari, seperti melatih anak untuk mengambil makan, makan dan mencuci piring sendiri, yang dilaksanakan setiap harinya ketika istirahat makan siang. Semua anak terlihat sudah mampu mandiri, termasuk ABK. Setiap anak di TK Islam Pelangi Anak Negeri mendapatkan layanan yang berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan karakter serta kemampuan anak. Layanan yang diberikan berupa pendampingan anak, materi belajar dan penyampaian materi belajar. Berikut hasil dokumentasi terkait pembiasaan kemandirian anak di TK Islam Pelangi Anak Negeri: Setiap anak makan dan mencuci piring sendiri-sendiri secara bergantian, di tempat yang telah disediakan oleh guru Gambar 6. Layanan pendampingan anak berupa ketersediaan GPK. GPK di TK Islam Pelangi Anak Negeri bertugas untuk mendampingi semua anak yang mengalami 64 kesulitan sewaktu pembelajaran. Cara yang digunakan GPK dalam pendampingan ABK yang sudah mandiri dan reguler sama, yaitu anak didekati, diarahkan, dan dibantu jika anak mengalami kesulitan belajar seperti belum memahami terhadap penggerjaan kegiatan. ABK dikatakan mandiri yaitu apabila anak sudah dapat mengontrol dirinya sendiri, tidak mengganggu anak lainnya sewaktu kegiatan pembelajaran, dan mengerti kegiatan yang berlangsung di sekolah. Berikut hasil observasi yang lebih jelasnya terkait layanan pendampingan bagi ABK yang sudah mandiri: “Anak membuat barisan, yang diarahkan oleh guru. Kegiatan hari ini adalah bermain ular naga, guru menjelaskan aturan permainan. Jut ABK tidak mau mengikuti kegiatan, Jut ABK bermain prosotan yang ada di dekat tempat bermain ular naga. Jut ABK tidak dipaksa untuk ikut kegiatan karna Jut ABK tidak mau mengikuti kegitan. Anak lainya bermain ularnaga, dalam kegiatan ini bagi yang tertangkap maka diminta untuk memimpin bernyanyi, dan bernyanyi bersama dengan anak lainya. Jut ABK ditemani oleh guru, diajak tanya jawab seputar benda disekitarnya, macam warna yang ada diprosotan menggunakan bahasa inggris, berhitung menggunakan bahasa inggris, dan menunjukkan anggota tubuhnya. Guru mengarahkan Jut ABK agar mau mengikuti kegiatan selanjutnya, dan Jut ABK mau untuk mengikuti kegiatanya” CL.2 Pendampingan untuk ABK yang masih dalam terapibelum mandiri, GPK mendampingi mulai dari anak tiba di sekolah hingga dijemput. Terapi yang dilakukan membiasakan anak untuk tau dan mengerti kegiatan-kegiatan yang ada ketika di sekolah. Seperti guru mengajak anak untuk dapat makan sendiri dan mencuci piring sendiri, anak dilatih untuk mencoba dan tetap didampingi selalu, anak diajak mengikuti kegiatan, meskipun anak tidak ikut mengerjakan tetapi anak tetap dikenalkan. GPK disediakan oleh sekolah, yaitu guru TK Islam Pelangi Anak Negeri, 1 GPK bertugas untuk 2 kelas. Karena tidak semua ABK 65 memerlukan pendampingan khusus dari GPK dan kelas yang ada di TK Islam Pelangi Anak Negeri menggunakan kelas bongkar pasang, yang mana kelas disekat oleh penyekat dengan tinggi 1 meter, sehingga GPK mudah untuk memantau. Berikut catatan lapangan lebih jelasnya terkait layanan pendampingan bagi ABK yang belum mandiri: “Di kelompok B.1 terdapat siswa baru ABK yaitu Kafka, Kafka adalah ABK ADHD. Kafka masih memerlukan pendampingan khusus, sebab kafka belum mandiri dan masih dalam tahap terapi. Kafka tidak mau mengikuti kegiatan, Kafka teriak-teriak dan ingin bermain di luar, Kafka didampingi oleh guru bermain diluar. Guru mengajaknya untuk bernyanyi, sewaktu bernyanyi nyanyian yang diberikan guru tidak sesuai dengan keinginan kafka, kafka diajak berbicara un tuk mengutarakan keinginannya.” CL 5 Layanan materi belajar yang diberikan setiap anak berbeda beda, beberapa materi belajar disesuikan kemampuan masing-masing anak. Materi yang diberikan pada kegiatan inti pembelajaran berisi materi dan kegiatan yang sama. Meskipun materi yang diberikan saat kegiatan berlangsung sama, namun guru tidak memaksakan kepada anak untuk harus menyelesaikan tugas. Tugas yang belum selesai biasanya guru akan meminta anak meneruskannya setelah kegiatan penutup. Di TK Islam Pelangi Anak Negeri, usai anak selesai melaksanakan pembelajaran, sekolah menyediakan makan siang dan kegiatan tambahan, kegiatan ini biasanya berisi kegiatan baca, tulis, hitung, dan meneruskan tugas kegiatan yang belum selesai. Dalam kegiatan tambahan ini, materi yang diberikan setiap anak berbeda yang sesuai kemampuan masing-masing anak. Berikut hasil dokumentasi terkait penyesuaian materi belajar yang disesuaikan dengan kemampuan anak: 66 Materi calistung yang diberikan untuk dua anak pada hari yang sama berbeda Gambar 28 Layanan penyampaian materi belajar di TK Islam Pelangi Anak Negeri kepada semua anak sama. Penggunaan metode dan media yang diterapkan di TK Islam Pelangi Anak Negeri berlaku untuk semua siswa, baik anak reguler dan ABK. Metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah, pemberian tugas, dan pembiasaan. Pemberian tugas berupa mengerjakan kegiatan yang diberikan guru, yang biasa terlaksana dengan menggunaan media LKA dan buku tulis. Berikut hasil wawancara terkait penggunaan metode belajar dan media belajar: “Metode yang diterapkan untuk ABK dan reguler adalah sama. Tidak ada yang dibedakan, namun saat kegiatan ABK lebih dipantau.” W.4.2.G “Media yang digunakan untuk ABK dan reguler sama.” W.2.5G Dalam pelaksanaan pembelajaran di TK Islam Pelangi Anak Negeri, sekolah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk ABK mandiri dan menggunakan metode, media, dan kegiatan yang sama, sedangkan untuk ABK yang masih tahap terapi, metode, media, serta kegiatan belajar dilakukan secara flexibel, disesuaikan dengan minat dan kebutuhan ABK sendiri. Untuk menunjang kemampuan anak, sekolah memberikan layanan belajar yang disesuikan dengan kondisi masing-masing anak, sehingga ABK dapat bersosialisasi dengan anak lainya, tanpa merasa dirinya berbeda, serta mampu untuk mencapai indikator perkembangan. 67

4. Evaluasi Pembelajaran