33
Menurut Richard E Mayer 2001: 2 multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang
dimaksud dengan kata-kata adalah materi dalam multimedia disajikan dalam bentuk verbal seperti penjelasan dengan teks kata-kata. Dan yang
dimaksud gambar-gambar adalah penyajian materi pada multimedia disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini bisa dalam bentuk menggunakan
grafik statis ilustrasi, grafik, foto, dan peta atau menggunakan grafik dinamis animasi dan video.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa multimedia merupakan media pembelajaran yang tergabung dari beberapa jenis media yang menjadi
satu kesatuan dalam sajian multimedia. Dengan demikian penyampaian informasi pada multimedia tidak hanya berupa media cetak, media
gambar, ataupun media suara. Melainkan gabungan dari semua media tersebut.
2. Manfaat Multimedia
Multimedia dalam sebuah proses pembelajaran merupakan media bantu yang dapat dijadikan sumber belajar menurut Azhar Arsyad 2011:
162 multimedia merupakan gabungan dari berbagai perangkat yang menyajikan informasi berbentuk dokumen yang hidup. Multimedia
memiliki beberapa manfaat untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Multimedia
dapat menyajikan informasi dengan penggabungan beberapa unsur media gambar, teks, suara, animasi sehingga menjadi lebih menyenangkan
dan menarik. Penyajian informasi pada multimedia akan lebih mudah
34
dimengerti karena informasi dapat diterima oleh banyak indra, terutama telinga dan mata yang digunakan untuk menyerap informasi.
Menurut Munir 2013: 113 penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam penyampaian materi yang
diajarkan dan juga membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajarinya. Penggunaan multimedia yang memadukan media-
media dalam proses pembelajaran, akan membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif. Selain itu muatan materi pelajaran dapat
dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, materi yang sulit akan menjadi lebih mudah, suasana belajar yang menegangkan
menjadi menyenngkan. Beberapa alasan yang menjadi penguat pembelajaran harus didukung
oleh multimedia inetraktif, yaitu: a.
Pesan yang disampaikan dalam materi lebih terasa nyata karena penyampaian materi tersaji secara kasat mata.
b. Meransang berbagai indra sehingga terjadi interaksi antara indra.
c. Visualisasi dalam bentuk teks, gambar, audio, video maupun animasi
akan lebih dapat diingat dan ditangkap oleh peserta didik. d.
Proses pembelajaran lebih praktis dan terkendali. e.
Penggunaan multimedia dapat menghemat waktu, biaya, dan energi. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan multimedia dalam
proses pembelajaran dapat membantu peserta didik dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru dapat lebih mudah menyampaikan
materi yang diajarkan dan peserta didik juga terbantu dalam memahami materi yang mereka pelajari. Dalam penyampaian informasi multimedia
memadukan berbagai bentuk media gambar, teks, suara, animasi, video sehingga informasi dapat diterima oleh banyak indra sehingga terjadi
35
interaksi anta indra. Penggunaan multimedia dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik, karena
multimedia mampu memvisualisasikan materi menjadi lebih nyata. Penggabungan penyampaian informasi dalam bentuk teks, gambar, audio,
video, maupun animasi akan membuat suasana pembelajaran yang lebih hidup sehingga peserta didik dapat menangkap dan mengingat informasi
yang disampaikan dengan lebih baik.
3. Multimedia Interaktif
Terdapat perbedaan antara multimedia dengan multimedia interaktif menurut Pujiriyanto 2002: 153 multimedia merupakan sekumpulan
bahan belajar atau bahan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu jenis media secara terorganisir untuk suatu topik tertentu. Sedangkan
interaktif menurut jacobs dalam Munir, 2013: 111 interaktif merupakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog atau
interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat meningkatkan kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna.
Menurut Munir 2013: 115 multimedia interaktif sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik. sehingga dapat mendorong proses belajar. Multimedia interaktif
memberikan pengalaman belajar pada peserta didik menjadi lebih konkret, karena dalam multimedia interaktif dapat menampilakn
informasi dengan animasi atau simulasi yang membuat anak dapat berinteraksi dengan media yng mereka gunakan.
36
Menurut Daryanto 2013: 51 multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang mereka kehendaki.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa multimedia interaktif adalah multimedia yang memiliki alat pengontrol yang dapat digunakan oleh
pengguna untuk memilih apa yang mereka kehendaki sehingga tercipta sebuah interaksi antara pengguna dengan media. Interaktifitas pada
multimedia 4.
Elemen Multimedia Interaktif
Dari kajian tentang pengertian multimedia interaktif diketahui bahwa multimedia adalah sebuah media yang memiliki bermacam element
media didalam satu kemasan media menurut Munir 2013: 16 terdapat tujuh elemen yang didalam multimedia, yaitu:
a. Teks
Teks adalah suatu kombinasi huruf yang membentuk satu kata atau kalimat yang menjelaskan suatu maksud atau materi pembelajaran
yang dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Dalam pengembangan multimedia penggunaan teks harus diperhatikan
karena dapat menjadi faktor penting agar materi dapat dipahami oleh pengguna.
a. Grafik
Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia. Grafik berarti juga gambar image, picture, atau drawing. Penggunaan
grafik diperlukan untuk menyajikan materi yang bersifat terinci ataupun abstrak apabila hanya dijelaskan dengan teks.
b. Gambar image atau visual diam
Penggunaan gambar selain untuk menyajikan materi yang sulit dijelaskan oleh teks, gambar juga dapat digunakan sebagai daya tarik
perhatian peserta didik pada saat menggunakan multimedia.
c. Video visual gerak
Selain menggunakan gambar penggunaan video dapat menjadi salah satu penyajian yang lebih efektif pada penyampaian materi yang
37
dirasa abstrak atau butuh imajinasi yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang kuat.
d. Animasi
Animasi adalah suatu tampilan yang menggunakan antara media grafik dan suara dalam suatu aktifitas pergerakan. Neo Neo 1997
mendefinisikan animasi sebagai satu teknologi yang dapat menjadikan gambar yang diam menjadi bergerak keliahtan seolah-
olah gambar tersebut hidup.
e. Audio
Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, dan sebagainya yang bisa didengar untuk
keperluan sebuah latar. Penggunaan audio dapat digunakan untuk menciptakan suasanya yang tenang, semangat, atau nyaman bagi
pengguna dalam mengoprasikan multimedia.
f. Interaktivitas
Elemen ini sangat penting dalam multimedia inetraktif. Interatif dalam multimedia dapat berupa navigasi, simulasi, permainan, dan
latihan. Apabila dalam suatu aplikasi multimedia, pengguna multimedia diberikan suatu kemampuan untuk mengontrol elemen-
elemen yang ada. Maka multimedia tersebut disebut multimedia interaktif.
Sedangkan menurut Angela Cheung I Gde Wawan Sudatha I
Made Tegeh, 2009:81 ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam desain multimedia interaktif, antara lain.
a. Pemilihan jenis huruf
Jenis huruf yang sebaiknya digunakan adalah jenis huruf sanserif. Warna huruf sebaiknya kontras dengan background, hal ini membuat
lebih mudah dilihat dan dibaca. Adapun ukuran huruf minimum 24 point dan sebaiknya tidak lebih kecil dari ukuran 12 point.
b. Penggunaan animasi
Penggunaan animasi dalam layanan bimbingan berbasis computer dapat membantu peserta didik dalam memahami materi bimbingan.
Keuntungan menggunakan animasi antara lain: 1 dapat menggambarkan yang biasanya tidak terlihat, 2 menggambarkan
simulasi lebih baik daripada video clip, dan 3 animasi memerlukan ruang memori yang lebih kecil daripada video clip.
c. Pengguna warna
Pemilihan warna untuk tamplan visual sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada peserta didik.
Terdapat dua pertimbangan dalam memilih warna yakni warna yang dipilih memberikan damak yang selaras dibandingkan yang lain dan
warna yang dipiih mempertimbangkan dampak emosi dari warna.
d. Penggunaan audio
Audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar. Audio dapat digunakan untuk: 1 menarik
38
perhatian peserta didik, 2 bahan pelengkap tampilan di dalam screen, 3 meminimalkan pesan yang ingin disampaikan di dalam screen, 4
mengumumkan beberapa peristiwa, dan 5 memotivasi peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas maka multimedia pembelajaran
merupakan gabung dari beberapa elemen, yaitu teks, grafik, gambar, video, animasi, warna, audio, dan interaktifitas yang menjadi satu
kesatuan dalam bentuk multimedia. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran agar dapat menghasilkan multimedia yang layak menjadi
sumber belajar. Peneliti memperhatikan beberapa elemen yang akan diterapkan pada multimedia seperti kesesuaian penggunaan gambar,
animasi, audio, dan pemberian element interaktif didalam multimedia.
5. Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Multimedia
Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Stuktur Bumi merupakan sebuah media yang didesain untuk menyampaikan informasi
untuk pembelajaran IPA pada sekolah dasar. Dalam sebuah pembelajaran harus terdapat beberapa prinsip desain pembelajaran yang harus
diperhatikan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Menurut C. Asri Budiningsih 2003: 120-126 prinsip-prinsip desain
pesan pembelajaran dibagi menjadi lima, yaitu: a.
Prinsip kesiapan dan motivasi Prinsip ini mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran peserta
didik harus memiliki kesiapan dan motivasi. Kesiapan sendiri diartikan sebagai kondisi di mana peserta didik telah memiliki bekal
pengetahuan atau ketrampilan prasyarat yang diperlukan sebagai pijakan atau dasar untuk mempelajari informasi baru, sedangkan
motivasi adalah dorongan yang baik dari dalam maupun dari luar diri individual yang membuat peserta didik belajar memiliki kemampuan
untuk belajar. Prinsip ini mengatakan bahwa jika didalam kegiatan pembelajaran peserta didik belajar memiliki kesiapan dan motivasi
yang tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
39
b. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian peserta didik terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan
hasil belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peran penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik perhatian peserta didik, proses
dan hasik belajar akan semakin baik pula atau sebaliknya, jika peserta didik kurang memperhatikan maka hasil belajar akan menurun.
c. Prinsip partisipasi aktif peserta didik
Partisipasi aktif peserta didik yang termaksdu didalamnya adalah meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun
fisik. Proses belajar merupakan aktifitas pada diri peserta didik, baik aktifitas mental, emosional, maupun aktifitas fisik. Jika dalam proses
pemeblajaran peserta didik berpartisipasi aktif, maka proses dan hasil belajar akan meningkat.
d. Prinsip umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai keberhasilan atau kemajuan serta kekurangan dalam
belajarnya. Prinsip umpan balik menyatakan bahwa jika dalam proses belajar peserta didik diberitahukan kemajuan dan kelemahan dalam
belajarnya, maka hasil belajarnya akan meningkat.
e. Prinsip perulangan
Prinsip pengulangan dimaksudkan mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran
informasi disajikan berulang-ulang maka proses dan hasil belajar akan lebih baik. Proses penguasaan materi pelajaran atau ketrampilan
tertentu memerlukan perulangan. Tidak adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan
lama dalam ingatan, dan inormasi tersebut mudah dilupakan. Berdasarkan penjelasan di atas dalam pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif pengenalan struktur bumi akan memperhatikan lima prinsip desain pembelajaran. Sebelum mengembangkan produk
multimedia untuk pembelajaran peneliti mencari data apakah peserta didik ataupun guru sudah terbiasa melakukan proses pembelajaran
dengan multimedia untuk mengetahui kesiapan dalam menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Dalam kemasan sajian
multimedia dilengkapi oleh audio pembuka diawal pengoperasian sebagai penarik perhatian peserta didik dan juga audio pengatar disetiap
40
pilihan menu materi agar peserta didik seperti berinteraksi dengan multimedia. Dalam penyajian materi pengenalan struktur bumi dengan
gambar, animasi, dan teks peserta didik juga dapat melakukan simulasi praktek belajar pengenalan struktur bumi dengan buah alpukat.
Pemberian feedback dalam multimedia sebagai informasi hasil belajar peserta didik, baik itu peningkatan atau kelemahan bertujuan agar dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar. Menurut Wina Sanjaya 2015: 151-153 terdapat beberapa
pertimbangan teknis dalam mengemas materi menjadi bahan belajar sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
Adanya kesesuaian antara kemasan sajian multimedia dengan tujuan yang harus dicapai. Sebab tujuan adalah komponen yang utama
dalam proses pembelajaran. Artinya apapun yang direncanakan termaksud pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.
b. Kesederhanaan
Materi dikemas dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan materi
merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Misalnya dari bentuk dialog yang tidak banyak menggunakan kalimat
majemuk, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya.
c. Unsur-unsur desain pesan
Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption. Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar atau caption saja
akan mengurangi makna penyajian informasi, padahal salah satu kriteria keberhasilan pengemasan adalah apakah pengemasan pesan
atau informasi yang disajikan itu mudah dipahami atau tidak.
d. Pengorganisasian bahan
Materi pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau pokok-pokok bahasan yang dikemas
secara induktif. Selesai peserta didik mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik, demikian seterusnya sampai peserta didik
menguasai materi secara keseluruhan dan tuntas.
e. Petunjuk cara penggunaan
41
Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya
bahar ajar dikemas ke dalam pembelajaran mandiri seperti multimedia interaktif.
Berdasarkan penjelasan kriteria pengemasan materi menurut Wina
Sanjaya. Pengemasan materi kedalam multimedia pembelajaran interaktif harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Selanjutnya Pengemasan dialog harus disesuaikan dengan sasaran pengguna, pemilihan bahasa yang komunikatif dan juga unsur-unsur
tambahan seperti gambar, audio, animasi harus dikemas dengan baik agar mempermudah peserta didik dalam memahami materi dalam multimedia.
Pemberian petunjuk pengoprasian multimedia bertujuan agar peserta didik dapat mengoprasikan multimedia dengan mandiri.
Menurut Hannafin peck I Gde Wawan Sudatha I Made Tegeh, 2009: 66 prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk merancang
multimedia interaktif, yaitu: a.
Contiguity Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus yang direspon peserta didik
harus dalam waktu dan respon yang diinginkan. Stimulus dan respon harus secepatnya, tanpa penundaan waktu.
b. Repetition
Prinsip ini menekankan bahwa pengulangan dari pola stimulus- respon memperkuat belajar dan meningkatkan daya ingat, untuk itu
stimulus dan respon harus dipraktikan.
c. Feedback and reinforcement
Umpan balik memungkinkan peserta didik mengetahui hasil, apakah benar atau salah. Dalam hal ini umpan balik dapat berfungsi sebagai
penguatan.
d. Prompting and fading
Istilah prompting and fading merujuk kepada proses pemberi beberapa stimulus untuk membentuk respon yang diinginkan.
e. Orientation and recall
Belajar mencakup sintesis pengetahuan awal yang harus dipanggil untuk menngaktifkan memori. Orientasi terhadap ketrampilan atau
42
informasi awal cenderung memperbaiki kemungkinan terjadinya proses belajar.
f. Intellectual skills
Intellectual skills yaitu belajar difasilitasi dengan penggunaan proses dan strategi yang telah ada. Dalam hal ini siswa mengunakan metode
belajar yang telah dimiliki untuk mempelajari informasi baru dan memperbaiki proses belajar.
g. Individualization
Belajar akan lebih efektif jika pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan individu peserta didik.
h. Academic learning time
Dalam hal ini didefinisikan sebagai waktu selama peserta didik terlibat dalam aktivitas bimbingan. Jika waktu yang tersedia dan
minat siswa untuk belajar bertambah maka akan diperoleh hasil layanan bimbingan yang baik.
i. Affective consideration
Jika siswa belajar dan merasa berhasil, maka mereka akan belajar lagi. Motivasi dan sikap mempengaruhi kemungkinan tercapainya tujuan
belajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka implikasi dari prinsip-prinsip tersebut terhadap pengembangan multimedia pembelajaran interaktif
Pengenalan Struktur Bumi adalah sebagai berikut: a.
Multimedia pembelajaran interaktif harus mampu menarik perhatian peserta didik, menginformasikan kepada peserta didik tujuan materi
Pengenalan Struktur Bumi, mengaktifkan kembali pengetahuan awal perserta didik, menyajikan stimulus dengan cara yang berbeda,
memberikan umpan balik, dan meningkatkan daya ingat. b.
Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik. Karena di dalam
program multimedia sudah disediakan petunjuk penggunaan multimedia dan petunjuk belajar.
c. Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi
bersifat interaktif, karena dilengkapi narasi yang mengajak perserta
43
didik berkomunikasi dengan program. dan adanya umpan balik yang efektif saat peserta didik mengunakan latihan atau evaluasi.
d. Guru memungkinkan untuk mengkontrol dan bisa menilai tingkat
penguasaan materi Pengenalan Struktur Bumi melalui hasil dari latihan dan evaluasi.
6. Model Penyajian Multimedia Interaktif di Sekolah Dasar
Menurut Cecep Kustandi 2011: 71. Ada beberapa model dan karakteristik multimedia interaktif sebagai berikut :
a. Model tutorial
Model ini penyampaian materi pembelajaran melalui tutorial. Konsep disajikan dengan teks, gambar diam dan gambar gerak, grafik.
b. Model Drill and Practice
Model pembelajaran yang memiliki tujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui latihan. Tujuan model
ini adalah melatih pengguna, sehingga peserta didik mahir dalam suatu ketrampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep.
c. Model simulasi
Model simulasi ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi pada dunia nyata. Model ini memberikan pengalaman masalah
dunia nyata untuk mendapat pengalaman belajar yang kuat. d.
Model percobaan atau eksperimen Model ini mirip dengan model simulasi, hanya lebih
mengarah pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen. Model ini menyediakan peralatan dan bahan, selanjutnya pengguna dapat
menggunakannya sesuai petunjuk. Dan mengembangkan percobaan- percobaan tersebut dengan petunjuk.
e. Model permainan
Model ini ditampilkan tetap mengacu pada proses pembelajaran, oleh karena itu diharapkan menjadi aktifitas belajar
sambil bermain, dengan demikian peserta didik tidak merasa bahwa mereka sedang belajar.
Selanjutnya menurut Azhar Arsyad 2014: 94 memberikan format penyajian pesan dalam multimedia interaktif diantaranya adalah:
44
a. Tutorial terprogram
Model tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan. Secara
berurut, seperangkat kecil informasi ditanyangkan yang dikuti dengan pertanyaan. Jawaban peserta didik dianalisis oleh komputer
dan berdasarkan hasil analisis itu diberikan umpan balik yang sesuai. b.
Tutorial intelijen Model tutorial intelijen pada multimedia pembelajaran
berbeda dengan model tutorial terprogram dikarenakan jawaban pada komputer terhadap penyataan peserta didik dihasilkan oleh
intelegensia rifisial, bukan jawaban-jawaban terprogram yang lebih dahulu disiapkan oleh perancang pelajaran dengan demikian terdapat
dialog dari waktu ke waktu antara peserta didik dengan komputer. Peserta didik pun dapat bertanya dan memberikan pertanyaan.
c. Latihan dan praktik
Model latihan dan praktik pada suatu multimedia pembelajaran interaktif dengan asumsi suatu konsep, aturan atau
kaidah, prosedur telah diajarkan kepada peserta didik. Program ini menuntun peserta didik dengan serangkaian contoh untuk
meningkatkan kemahiran menggunakan kerampilan. Hal terpenting adalah memberikan latihan sampai suatu konsep benar-benar
dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lain dan memberikan penguatan secara konstan terhadap jawaban yang benar.
45
d. Simulasi
Model simulasi pada multimedia pembelajaran interaktif memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif dan
perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Keberhasilan simulasi
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajar.
Berdasarkan penjelasan tentang model-model penyajian multimedia pembelajaran interaktif dapat diketahui bahwa multimedia pemeblajaran
mempunyai beragam model penyampaian pesan. Penggunaan model- model dalam pengembangan multimedia dapat disesuaikan denga
kebutuhan dan desain yang akan dirancang. Penelitian pengembangan ini mencoba mengembangkan dan menghasilkan produk multimedia dengan
model tutorial secara terprogram.
7. Kedudukan Multimedia Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Dwi Siswoyo dkk 2007: 137 bahwa alat pendidikan ialah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian
tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya
pencapaian tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat dibedakan dua macam pengertian, yaitu:
a. Alat pendidikan yang bersifat tindakan, yakni alat pendidikan
yang bersifat non material, sering disebut software. Alat
46
pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat mengarahkan dan mencegah.
b. Alat pendidikan yang berupa kebendaan, yakni benda-benda
sebagai alat bantu pendidikan. Alat pendidikan ini bersifat material atau dapat disebut dengan hardware.
Menurut Degeng 2013: 170 tersedianya media penting sekali untuk merangsang belajar peserta didik, sedangkan kehadiran guru untuk
mengarahkan kegiatan belajar. Penggunaan media dalam proses pembelajaran seperti buku teks, proyektor, modul dan sebagainya
termaksud juga penggunaan multimedia dapat menciptakan interaksi antara peserta didik dengan media. Hal inilah yang sebenarnya
merupakan wujud nyata dari tindakan belajar. Hal belajar terjadi dalam diri peserta didik ketika mereka berinteraksi dengan media dan karena itu
tanpa media, belajar tidak akan pernah terjadi. Menurut Daryanto 2013: 6-7 penggunaan media pada proses
pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Penggunaan media membantu berlangsungnya komunikasi dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan kegiatan pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan multimedia pada
proses pembelajaran sebagai sebuah media bantu jalannya komunikasi antara guru dengan peserta didik. multimedia dapat menciptakan sebuah
interaksi pada peserta didik yang belajar, multimedia merangsang peserta
47
didik untuk belajar. Tanpa penggunaan multimedia proses komunikasi dalam kegiatan belajar akan berlangsung kurang optimal.
8. Kriteria Multimedia Interaktif
Menurut Thorn dalam Munir, 2013: 113 suatu media interaktif yang dikembangkan harus memenuhi beberapa kriteria. Ada enam kriteria
yang harus dimiliki multimedia, yaitu: a.
Kemudahan navigasi Sebuah multimedia interaktif harus dirancang sesederhana mungkin
sehingga pembelajar dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks tentang media.
b. Kandungan Kognisi
Memiliki kandungan kognisi berati sebuah multimedia interaktif harus memiliki kandungan pengetahuan yang jelas.
c. Presentasi Informasi
Keriteria ini yang digunakan untuk menilai isi dan program media interaktif itu sendiri.
d. Integrasi media
Dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
e. Artistik dan estetika
Multimedia harus memiliki tampilan yang menarik namun juga berisikan konten-konten yang baik dan layak sebagai sajian tampilan
dalam media.
f. Fungsi Secara Keseluruhan
Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik.
Sedangkan menurut Hannafin Peck I Gde Wawan Sudatha I
Made Tegeh, 2009: 57, ada empat kategori dasar kriteria multimedia interaktif yang baik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kategori Dasar kriteria multimedia Menurut Hannafin Peck
No Unsur Indicator
1. Pembelajaran
1. Ketepatan factual
2. Hubungan dengan tujuan
3. Daya terima siswa
4. Respon siswa
5. Konsistensi dengan tujuan
6. Ketersediaan contoh
48
7. Banyaknya bagian pelajaran
8. Umpan balik
9. Topic pelajaran
10. Penyebaran tekanan
11. Relevansi
12. Kebermaknaan
13. Banyaknya langkah
14. Bantuanhelp
15. Interaksi selama pelajaran
16. Kemandirian
17. Aspek motivasi
18. Mudah diingat
19. Mudah penyesuaian
20. Jumlah latihan
2. Tampilan
1. Kemenarikan
2. Ketepatan tipografi
3. Urutan frame
4. Kemenarikan visual
5. Animasi
6. Penggunaan ruang pandang
7. Kepadatan screen
8. Kejelasan tampilan
9. Interprestasi elemen display
3. Pemprograman
1. Perintah eksekusi
2. Konsistensi alat dengan program
3. Eksekusi pelajaran
4. Keberlanjutan program
5. Efesiensi system
6. Keamanan system
7. Antisipasi respon
8. Ketepatan display
9. Pengelolaan disc
10. Dokumentasi
11. Prosedur mulai
12. Modifikasi yang mudah
13. Konsistensi antar bagian pelajaran
14. Penyimpanan data
4. kurikulum
1. Mudah dibawa
2. Pilihan pelajaran
3. Integrasi topic
4. Tema social dan budaya
5. Keawetan informasi
6. Materi pendukung
7. Ketertarikan dengan kurikulum
8. Keluwesan keluasan dan kedalaman
9. Familiaritas
49
10. Konsistensi
Sementara itu, kriteria multimedia interaktif menurut Estu Miyarso 2004: 19 meliputi 4 aspek yaitu, pembelajaran, materi, tampilan, dan
pemprograman. Berikut ini adalah kriteria multimedia interaktif menurut Estu Miyarso 2004: 19 yang telah teruji validasinya sebagai berikut:
Tabel II. Instrument Validasi Menurut Estu Miyarso
No Unsur
Indicator 1.
Pembelajaran Kesesuaian kompetensi dasar dengan
standar kompetensi Kesesuaian kompetensi dasar dengan
indicator Kesesuaian kompetensi belajar dengan
materi program Kejelasan judul program
Kejelasan sasaran dengan tujuan pengguna Kejelasan petunjuk belajar
Ketepatan penerapan strategi belajar belajar mandiri
Variasi penyampaian jenis informasi atau data
Ketepatan dalam penjelasan materi Kemenarikan materi dalam membantu
pemahaman pengguna Kejelasan petunjuk mengerjakan soal latihan
atau tes Kejelasan rumusan soal latihan atau tes
Tingkat kesulitan soal latihan dan tes Ketepatan pemberiaan feedback atau
jawaban pengguna
2. Materi
Cakupan keluasan dan kedalaman materi Kejelasan isi materi
Struktur dan urutan materi Kejelasan bahasa yang digunakan
Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar Ilustrasi animasi
Runtutan soal yang disajikan
3. Tampilan
Proporsi layout tata letak teks dan gambar Kesesuaian pemilihan background
Kesesuaian proporsi warna
50
Kesesuaian pemilihan jenis huruf Kesesuaian pemilihan ukuran huruf
Kejelasan music Kesesuaian pemilihan music
Kemenarikan sajian animasi Kesesuaian animasi dengan materi
Kemenarikan bentuk navigator Konsistensi tampilan button
Konsistensi desain cover Kelengkapan informasi pada kemasan luar
4. Pemprograman
Kemudahan pemakaian program Kemudahan memilih menu program
Kebebasan memilih materi untuk dipelajari Kemudahan berinteraksi dengan program
Kemudahan keluar dari program Kemudahan memahami struktur navigasi
Kecepatan fungsi tombol Ketepatan reaksi tombol navigasi
Kapasitas file program untuk kemudahan duplikasi
Kekuatankeawetan kepingan program
Berdasarkan pada pendapat para ahli di atas mengenai kriteria multimedia interaktif, dapat disimpulkan bahwa secara kriteria kualitas
multimedia interaktif dapat dilihat dari aspek pembelajaran, isimateri, tampilan dan pemprograman. Pengembangan kisi-kisi instrument
penilaian kelayakan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi berdasarkan kriteria multimedia di atas.
9. Langkah-langkah Pengembangan Multimedia
Dalam pengembangan multimedia pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah yang harus dilalui agar dapat menghasilkan suatu
produk multimedia pembelajaran yang layak dan mampu menjadi media belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
51
Terdapat enam langkah prinsip pengembangan multimedia menurut Luther dalam Ariesto Hadi Sutopo, 2003: 32 yaitu: concept, design,
material collecting, assembly, testing, dan distribution. Penjelasan keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Concept
Tahap konsep adalah tahap untuk menentukan tujuan dan sasara pengguna program. Tujuan dari pengguna akhir program berpengaruh
pada produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Mengetahui karakteristik pengguna dan kemampuan pengguna juga
perlu dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi pembuata desain dari multimedia pembelajaran.
a. Design
Tahap desain adalah tahap pembuatan spesiikasi mengenai tampilan, dan keutuhan bahan untuk program. Tampilan setiap menu dirancang
dengan fitur-fitur yang menarik sehingga pengguna tidak merasa jenuh dalam memperhatikan dan mengoprasikan multimedia
pembelajaran. Dalam pembuatan multimedia pembelajaran , melibatkan beberapa unsur multimedia meliputi, teks, gambar,
animasi, audia, dan video.
b. Material collecting
Material collecting merupakan tahap pengumpulan baan yang sesuai dengan kebutuhan yang akan disajikan dalam multimedia
pembelajaran. Bahan-bahan tersebut antara lain: gambar, clip art, foto, animasi, video, dan lainnya. Langkah-langkah ini dapat dikerjakan
seara paraler dengan langkah assembly pemasangan.
c. Assembly
langkah assembly adalah langkah untuk pemasangan atau pembuatan semua objek atau bahan ke dalam prosuk multimedia pembelajaran.
Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap desain seperti storyboard dan flowchart. Langkah ini menggunakan perangkat lunak dan
komputer yang dirancang dengan menggunakan beberapa program dan software yang mendukung dalam memasang dan membuat
tampilan multimedia.
d. Testing
Langkah ini dilakukan setelah menyelesaikan langkah pembuatan dengan menjalankan aplikasi. Pengambang melihat multimedia
pembelajaran agar apabila ada kesalahan dalam multimedia dapat diperbaiki sebelum diujicobakan. Langkah pertama pada tahapan ini
disebut langkah pengujian alpha yang pengujiannya dilakukan dengan cara menguji produk yang dikembangkan. Setelah multimedia
lolos dari pengujian alpha. Maka akan dilakukan langkah kedua yaitu pengujian beta yang melibatkan pengguna akhir uji lapangan yang
akan dilakukan oleh peneliti.
52
e. Distribution
Tahap ini merupakan pengemasan produk, aplikasi akan disalurkan dalam suatu media penyimpanan yaitu menggunakan compact disk
CD. Jika media ukurannya terlalu besar dan penyimpanan tidak cukup menampung aplikasi maka kompresi terhadap aplikasi tersebut
akan dilakukan sesuai dengan media penyimpananya. Langkah ini juga dapat disebut langkah evaluasi untuk mengembangkan produk
yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik dan menarik. Menurut Newby dalam Munir, 2013: 93 terdapat empat proses
pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia sebagai tahapan dasar, yaitu:
a. Planing, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan
kurikulum dan tujuan pembelajaran. b.
Instructional design, Perencanaan direalisasikan dalam bentuk rancangan.
c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk
purwarupa. d.
Test, yang dihasilkan kemudian diuji coba. Uji coba dilakukan untuk menguji reabilitas, valiadasi, dan objektifitas media.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut maka dalam mengembangkan multimedia harus memperhatikan kemudahan navigasi, kandungan
kognisi, dan desain tampilan. Dalam proses pengembanganya multimedia dilakukan dengan empat tahapan dasar yaitu planing, instructional
desaign, prototype, dan test.
53
E. Teori Belajar Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Multimedia di
Sekolah Dasar 1.
Teori Kognitif
Menurut Thobroni 2013: 94 dalam teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam
dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertera dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi
pelajaran ang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Terdapat beberapa prinsip-prinsip teori kognitif dalam proses pendidikan sebagai berikut:
a. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami
sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
b. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.
c. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan
hanya menghafal tanpa pengertian penyajian. Menurut Asri Budiningsih 2005: 34 menjelaskan bahwa teori
belajar kognitif merupakan teori belajar yang mementingkan proses di dalam proses pembelajaran. Aliran kognitif mengatakan bahwa belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan
54
oleh persepsi serta pemahamanya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses
internal yang mencangkup ingatan, retensi, pengolaan informasi, emosi, dan aspke-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan
struktur kognitif peserta didik berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih, 2005:36 menjelaskan bahwa proses belajar akan terjadi jika mengikuti proses asimilasi,
akomodasi, dan ekuilibrasi. Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif
yang telah dimiliki oleh peserta didik. proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru. Sedangkan
proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Pada pengembangan multimedia peneliti memperhatikan sasaran yang akan menjadi pengguna media. Penyesuaian penyampaian materi
baik penataan materi penyusunan materi dan penggunaan elemen pendukung untuk memperjelas penyampaian materi dan penyesuaian tata
kalimat yang digunakan dalam multimedia akan disesuaikan dengan