18
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai alam semesta melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah.
2. Tujuan dan Manfaat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata peajaran yang diberikan di Sekolah Dasar tentu mempunyai tujuan yang mengarah pada
pembentukan kepribadian peserta didik. Menurut Usman Samatowa 2011: 5-6 aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah peserta didik
dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu peserta
didik untuk mengkaji suatu informasi, mengambil keputusan, dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan pada
dirinya. Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan peserta didik melalui pembelajaran IPA materi
Pengenalan Struktur Bumi, yaitu: a.
Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran, anak telah memiliki beberapa konsepsi, pengetahuan
yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pengetahuan yang dibawa dalam pembelajaran akan sangat berguna untuk membantu
peserta didik meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki. b.
Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.
19
Menurut Sri Sulistyorini 2006: 40 pembelajaran IPA tingkat Sekolah Dasar memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut : a.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam ciptaanNYA.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c.
Mengemabangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
e. Memecahkan masalah dan membuat keputusan.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g.
Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar secara umum bertujuan untuk
memahami konsep, memberikan pengetahuan, memberikan ketrampilan serta mampu mengembangkan ketrampilan sebagai bekal pengetahuan
mereka dalam memperlajari pengetahuan lainnya. Selain itu IPA mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Pada penelitian pembembangan multimedia pengenalan struktur bumi
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari bagian- bagian struktur bumi dan menjelaskan bagaimana terbentuknya tanah
serta jenis-jenisnya. Tujuan Pembelajaran IPA pada Multimedia
a. Melalui penjelasan materi struktur bumi pada multimedia, peserta
didik dapat memahami struktur lapisan pada bumi.
20
b. Melalui penjelasan materi proses pembentukan tanah melalui proses
pelapukan batuan pada multimedia, peserta didik dapat memahami macam proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan.
c. Melalui penjelasan materi jenis-jenis tanah pada multimedia, peserta
didik dapat memahami macam-macam jenis tanah.
3. Pembelajaran IPA di Sekolah dasar
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan hasil interaksi guru dengan peserta didik
dalam rangka menyampaikan bahan pelajaraan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Proses
pembelajaran membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka baik dalam pengetahuan, pemahaman, tingkah laku ataupun ketrampilan di
diri mereka sendiri. Menurut Nana Sudjana 1989: 5 belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain
yang ada pada peserta didik yang belajar. Menurut Uno Hamzah 2011: 2 pembelajaran memiliki hakikat
perencanaan atau perancangan sebagai upaya utnuk membelajarkan peserta didik. Sebab itulah dalam belajar peserta didik tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai
21
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagiamana cara agar tercapai tujuan. Dalam
kaitan ini sebuah pembelajaran dalam mencapai tujuan memperhatikan bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata
interaksi antara sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Dalam proses pembelajaran guru berupaya untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Agar
aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi peserta didik. Menurut Aunurrahman 2013:
113-114 beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Hal apapun yang dipelajari peserta didik, maka ia harus
mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
b. Setiap peserta didik belajar menurut kecepatannya sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
c. Seorang peserta didik belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah segera diberikan penguatan. d.
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan peserta didik belajar secara lebih
berarti. e.
Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan
ia akan belajar mengingat dengan lebih baik.
Dari penjelasan di atas pembelajaran merupakan suatu usaha terencana untuk membantu peserta didik agar mereka dapat
mengembangkan diri mereka sendiri. Proses pembelajaran usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses
22
pembelajaran aktif dalam diri peserta didik. Prinsip belajar mengarah kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses
belajar peserta didik. Prinsip-prinsip belajar memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan guru untuk membuat pembelajaran
yang aktif. Sehingga prinsip dalam proses pembelajaran dapat membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar membantu peserta didik untuk
memiliki pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pemberian pengalaman melalui
serangkaian proses pembelajaran. Menurut Paola Marten dalam Usman Samatowa, 2011: 5 proses
pembelajaran IPA sebagai proses mengamati, mencoba, memahami apa yang diamati, menggunaan pengetahuan baru untuk meramal apa yang
terjadi, dan mengujinya. Pada sekolah dasar IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai
potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih peserta didik berpikir kritis dan
objektif. Berfikir kritis berarti peserta didik mampu membuat konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi atas apa yang mereka
dapatkan dari proses belajar yang akan mereka gunakan dalam kehidupan. Sedangkan berpikir objektif berarti berpikir sesuai dengan objeknya,
sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman dan pengamatan melalui panca indra.
23
Menurut Sri Sulistyorini 2007: 9 terdapat dua landasan konsep model pembelajaran IPA yang menjadi kerangka dasar pembelajaran IPA,
yaitu landasan psikologi dan landasan filosofi pedagogis. Pada landasan psikologi pembelajaran IPA harus memperhatikan faktor psikologis pada
peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotorik,
perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Pada landasan filosofi dan pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas
untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan
kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka memiliki pengalaman dari luar.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah dasar harus memperhatikan perbedaan pada setiap peserta didik
seperti perbedaan kognitif, afektif, psikomotorik, minat, bakat, dan cita- cita. Pembelajaran IPA harus menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif.
4. Materi Pengenalan Struktur Bumi di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA kelas 5 semester 2 Sekolah Dasar memiliki 3 pokok pembahasan yaitu: a. Energy dan perubahan, b. Sifat-sifat cahaya,
dan c. Bumi dan alam semesta. Pengenalan Struktur Bumi merupakan salah satu sub pokok bahasan yang ada dalam pembelajaran IPA di kelas
5 Sekolah Dasar yang berisi penjelasan tentang pengenalan lapisan
24
Struktur Bumi, pengenalan proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis tanah. Menurut silabus dari SD Negeri 2 Percobaan, maka standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran materi Pengenalan Struktur Bumi sebagai berikut:
Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam. Kompetensi Dasar
7.1. mendeskripsikan struktur bumi. 7.2. mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui proses
pelapukan batuan. 7.3. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
Indikator 7.1.1. peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian struktur lapisan
bumi 7.1.2. peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian struktur lapisan
bumi. 7.2.1. peserta didik mampu menyebutkan macam-macam proses
pementukan tanah melalui proses pelapukan batuan. 7.2.2. peserta didik mampu menjelaskan macam-macam proses
pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan. 7.3.1. peserta didik mampu membedakan jenis-jenis tanah.
7.3.2. peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanah.
25
Pada pengembangan multimedia interaktif peneliti memilih pokok pembahasan bumi dan alam semesta dengan sub pokok struktur bumi, proses
pembentukan tanah melalui pelapukan batuan, dan jenis-jenis tanah sebagai materi dalam produk multimedia yang dikembangkan. Pemilihan materi
disesuaikan dengan permasalahan yang didapati peneliti pada latarbelakang.
B. Karakteristik Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar
1. Perkembangan Kognitif Peserta didik SD
Menurut Rita dkk 2008: 107 perkembangan kognitif pada peserta didik menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir seorang anak
berkembang dan berfungsi, kemampuan anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat lebih rumit dan abstrak. Pada umur
10-11 tahun peserta didik berada pada masa anak-anak akhir yang sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Selanjutnya
menurut Piaget dalam Suyono, 2014: 84 pada umur 7-11 tahun peserta didik berada pada fase operasional konkret. Pada kurun waktu ini pikiran
logis peserta didik mulai berkembang. Dalam usahanya mengerti tentang alam dan sekitarnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada
informasi yang datang dari pancaindera. Peserta didik sudah mampu berpikir secara operasional konkret. Peserta didik mampu berfikir secara
logis, akan tetapi hanya pada benda-benda yang konkret. Peserta didik belum mampu berfikir secara abstrak.
Berdasarkan penjelasan di atas pengembangan multimedia diharapkan mampu membantu peserta didik untuk memahami hal yang
bersifat abstrak dengan lebih konkret. Multimedia pembelajaran dapat
26
memfasilitasi belajar dan memberikan pemahaman konsep pada materi Pengenalan Struktur Bumi. Penggunaan multimedia dimaksudkan untuk
memvisualiasasi materi pembelajaran dalam bentuk yang lebih konkret, dan juga dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar aktif,
sehingga peserta didik dapat memiliki pemhaman yang lebih baik dari
apa yang mereka pelajari, 2.
Perkembangan Emosional Peserta didik SD
Menurut Rita dkk 2008: 111 emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik
anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang, sering dan kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Seseorang anak
dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia, rasa rendah diri, memungkinkan terjadinya tekanan perasaan dan emosi.
Untuk mengkondisikan peserta didik dalam meningkatkan rasa nyaman dalam belajar maka emosional peserta didik sangat berpengaruh
dalam proses pembelajaran. Multimedia pembelajaran dapat memfasilitasi belajar dengan memberikan rasa nyaman dalam belajar
yaitu dengan menggunakan tampilan yang menyenangkan dan menenangkan. Pengkombinasian penyajian baik dari segi warna, teks,
gambar, bahkan penggunaan animasi memungkinkan multimedia dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar dengan rasa nyaman dan
menyenangkan.