26
karangan sederhana pada kelas III, berupa karangan deskripsi maupun narasi dengan tema dan diksi yang sederhana, serta kalimat yang pendek.
4. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
Pembelajaran menulis jenjang pendidikan dasar dapat dibedakan menjadi dua tahap menurut Ahmad Susanto 2015 : 246, yakni menulis permulaan di kelas I-
II dan menulis lanjut yang terdiri dari menulis lanjut tahap pertama di kelas III-IV serta menulis lanjut tahap kedua di kelas VI hingga kelas IX SMP.
Pembelajaran menulis harus sudah dipersiapkan semenjak di kelas I atau menulis permulaan. Untuk kelas I dapat dimulai dengan menggambar bebas
kemudian anak menuliskan beberapa kalimat tentang gambarnya. Disamping itu anak harus dibiasakan membaca kembali. Selanjutnya syarat-syarat mengarang
dapat diajarkan secara berangsur-angsur, yang penting ialah spontanitas dan keberanian mengarang. Ngalim Purwanto dan Djeniah Alim, 1997 : 60-61
Menulis permulaan dapat dilanjutkan dengan menulis kalimat penjelas tentang benda-benda yang ada di sekitarnya. Kemudian anak dilatih menuliskan
kalimat di bawah gambar berseri. Siswa membacanya, menilainya, benar atau salah. Jika telah lancar, siswa dibiasakan menuliskan beberap kalimat tentang
benda, hewan, atau tumbuhan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya siswa dibiasakan menuliskan ungkapan perasaannya yang dihubungkan dengan situasi
alam sekitar. Ngalim Purwanto dan Djeniah Alim, 1997 : 60-61. Di kelas III adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar telah
memakai judul. Kalimat lebih banyak. Pada saat menceritakan tentang benda, hewan, atau tanaman yang sesuai lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu
27
tentang benda itu. Contohnya anak menjelaskan tentang ayam. Anak menjelaskan tentang keadaan tubuh ayam, makanannya, cara hidupnyahabitatnya, guna ayam
bagi manusia, cara memeliharanya, dan seterusnya. Mengarang dengan bantuan gambar berseri telah lebih banyak kalimatnya daripada kelas III. Membiasakan
anak untuk menggunakan kata penghubung. Ngalim Purwanto dan Djeniah
Alim, 1997 : 60-61. Dalam pembelajaran menulis permulaan, perlu memerhatikan beberapa cara
atau langkah yang dapat mengarahkan mereka kepada proses pembelajaran menulis yang baik, menurut Ahmad Susanto 2015 : 258-259 adalah sebagai
berikut. 1. Pengenalan
Pada taraf pengenalan, guru hendaknya memerhatikan benar tulisan yang hendak dikenalkan kepada siswa terutama huruf yang belum pernah
diperkenalkan. 2. Menyalin
Pembelajaran menyalin dapat dilakukan dengan : 1 menjiplak menyalin tulisan di papan tulis ke dalam buku latihan; 2 menyalin dari tulisan lepas
ke tulisan sambung atau sebaliknya; 3 menyalin huruf kecil menjadi huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat; dan 4 menyalin dengan cara
melengkapi seperti tanda baca atau melengkapi kata. 3. Menulis halus atau indah
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis indah yang harus diperhatikan yaitu bentuk, ukuran, tebal tipis, dan kerapian.
28
4. Menulis nama Latihan menulis nama ini dapat dilakukan di kelas awal, perbedaannya
terletak pada pengunaan huruf. Pada kelas satu, masih menggunakan huruf kecil sedangkan kelas dua sudah menggunakan huruf besar pada huruf
pertama kata awal kalimat. Latihan ini merupakan latihan dasar mengarang.
5. Mengarang sederhana Pelajaran mengarang di kelas pemula masih dalam taraf bentuk mengarang
sederhana, cukup lima sampai sepuluh baris. Dalam mengarang ini digunakan rangsang visual, dapat juga dengan meminta siswa menuliskan
pengalamannya sendiri. Dalam mengarang sederhana yang dinilai adalah tentang kerapian, ketepatan ejaan, dan isi karangan ditekankan kepada
siswa untuk diperhatikan. Dalam pembelajaran menulis permulaan, siswa kelas 3 sekolah dasar sudah
memasuki langkah mengarang sederhana. Penerapan mengarang sederhana ini dapat dilakukan dengan rangsang visual untuk mempermudah siswa. Oleh karena
itu sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang merangsang siswa untuk mengarang melalui gambar berseri yang disediakan
guru.
6. Penilaian Keterampilan Menulis