kurang. Hal ini dapat menyebabkan penyalah gunaan kosmetik di kalangan penyapu jalan tinggi.
5.3.2. Pengetahuan Responden Mengenai Kosmetik Yang Baik
Dapat diketahui bahwa sebanyak 41 responden 51,25 mengatakan bahwa kosmetik yang dapat memutihkan, sedangkan yang mengatakan kosmetik yang baik
itu adalah kosmetik yang tidak mengandung zat kimia yang berbahaya hanya 18 responden 22,50. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden mengenai
kosmetik yang baik masih kurang, karena sebagian besar responden mengatakan kosmetik yang memutihkan adalah kosmetik yang baik.
Hal ini dapat dikaitkan dengan definisi kosmetik dalam Pearturan Menteri Kesehatan RI No. 445MenKes PermenKes1998 yang isinya “kosmetik adalah
sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”. Dalam defenisi tersebut yang
dimaksud dengan “tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit” adalah sediaan tersebut seharusnya tidak mempengaruhi struktur dan faal
kulit Tranggono, 2007. Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa kosmetik yang baik itu
adalah kosmetik yang tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit, termasuk dalam merubah warna kulit menjadi putih. Ada beberapa bahan kimia yang terkadang masih
dipergunakan dalam skin whitening pemutih kulit antara lain merkuri Hg atau air
Universitas Sumatera Utara
raksa inorganik. Bahan kimia tersebut dipakai untuk memutihkan kulit wajah Rahayu, Sri Silviani,2006.
Dari hasil penelitian peneliti menarik kesimpulan bahwa pengetahuan responden mengenai kosmetik yang baik masih kurang, pada umumnya penyapu
jalan hanya menginginkan hasil yang instan seperti kulit menjadi putih, tetapi responden tidak memikirkan efek jangka panjang terhadap penggunaan kosmetik
yang mengandung zat kimia berbahaya.
5.3.3. Pengetahuan Responden Mengenai Efek Samping Kosmetik Berbahaya
Diketahui juga bahwa sebagian besar responden mengatakan Dermatitis alergi, iritasi, jerawat sebagai efek samping kosmetik yang berbahaya yaitu
sebanyak 32 responden 40,00, sedangkan sebagian kecil responden menjawab kerusakan ginjal dan flek-flek hitam sebagai efek samping dari kosmetik yang
berbahaya yaitu sebanyak 1 responden 1,25.. Dari sini disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang efek samping dari kosmetik yang mengandung zat
berbahaya masih kurang. Sebagian besar responden mengatakan efek samping kosmetik berbahaya adalah jerawat.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang efek samping kosmetik hanya sebatas pada jerawat saja, mereka tidak memikirkan dampak
kosmetik tersebut dalam jangka panjang. Meskipun responden sudah ada yang terpapar efek samping kosmetik seperti Melasma tetapi mereka tidak mengetahui
bahwa Melasma dapat terjadi karena pemakaian kosmetik yang salah. Kemudian peneliti juga menyimpulkan bahwa kejadian efek samping kosmetik akan meningkat
Universitas Sumatera Utara
disebabkan pengetahuan responden mengenai efek samping kosmetik yang masih sangat rendah.
Sebenarnya banyak sekali efek samping yang disebabkan oleh kosmetik yang berbahaya walau hanya dioleskan ke permukaan kulit, kosmetik yang
mengandung bahan kimia berbahaya seperti Merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat
pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti tremor gemetar, insomnia tidak bisa tidur, pikun, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal,
ataxia gerakan tangan tak normal, gangguan emosi, dan depresi Bahaya Merkuri, 2007.
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian kulit muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan
penglihatan, gerakan tangan abnormal ataxia, gangguan emosi, gagal ginjal, batu ginjal. Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan
merkuri, sering salah di diagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak Rahayu, Sri Silviani,2006.
Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan pada kulit dapat berupa :
1. Dermatitis atau kontak alergik atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat alergik atau iritan, misalnya PPDA Paraphenyl Diamine
pada cat rambut. 2. Akne Kosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat
aknegenik misalnya lanolin pada bedak padat.
Universitas Sumatera Utara
3. Fotosensitivitas, akibat adanya zat yang bersifat fototosik atau fotoalergik dalam kosmetika, misalnya ter batubara pada shampo.
4. Pigmented cosmetic dermatitis, merupakan kelainan mirip melanosis Riehl yang
kadang-kadang terasa gatal, timbul akibat pewarna jenis tes batubara terutama brilliant lake red.
5. Bentuk reaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan baru diperkirakan akan terjadi, misalnya purpura akibat PPDA Paraphenyl Diamine
Sjarif, 1997.
5.3.4. Pengetahuan Responden Mengenai Manfaat Kosmetik