5.5.2. Tindakan Responden Dalam Membaca Label Pada Kosmetik Sebelum
Membelinya
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak membaca label pada kosmetik saat membelinya yaitu sebanyak 68
responden 85,00. Hal ini membuktikan bahwa tindakan responden masih kurang dalam hal membaca label pada kosmetik.
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa responden tidak membaca label pada saat membeli kosmetik dikarenakan label yang ada pada kosmetik
ditulis dengan menggunakan bahasa asing, sehingga tidak bisa untuk dibaca, selain itu ada juga yang menyatakan bahwa walaupun sudah
membaca label tetapi responden tetap saja tidak mengetahui bahan-bahan yang dimaksudkan pada label kosmetik tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa perlu diadakan sosialisasi tentang label pada kosmetik agar pekerja penyapu jalan dapat mengerti, selain itu mjuga dapat mengurangi
pemakaian kosmetik yang berbahaya serta yang belum terdaftar di BBPOM.
Peredaran kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan yang tidak terdaftar di kota Medan cukup marak. Maraknya peredaran kosmetik
berbahaya tersebut, kemungkinan juga menunjukan bahwa peminatnya cukup banyak. Menurut petugas pemeriksaan Balai Besar POM Medan,
salah satu yang menjadi alasan bagi pedagang di pasaran tetap menjual kosmetik yang dilarang, karena kosmetik tersebut banyak dicari oleh
Universitas Sumatera Utara
pembeli, termasuk di dalamnya pekerja perempuan penyapu jalan BPOM, 2006.
5.5.3. Tindakan Responden tentang Alasan Menggunakan Produk Kosmetik
yang Dipakai
Sebagian besar responden mengatakan alasannya menggunakan suatu produk kosmetik adalah dari harganya yang murah yaitu sebanyak 42
responden 52,50. Hal ini sejalan dengan pendapat Sri Suriani 2009 tersedianya kosmetik pemutih dengan harga murah dan mudah diperoleh
merupakan situasi dan kondisi yang memungkinkan responden untuk menggunakan kosmetik pemutih tersebut.
Hal di atas di dukung juga oleh Kar dalam Notoadmodjo 2005 bahwa perilaku seseorang juga ditentukan oleh situasi dan kondisi yang
memungkinkan seseorang untuk bertindak atau tidak bertindak, situasi dan kondisi yang dimaksud disini adalah uang. Demikian juga menurut WHO
bahwa sumber-sumber daya seperti uang berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok.
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa faktor utama yang mendorong responden dalam menggunakan kosmetik adalah factor ekonomi. Selain
harganya yang murah, kosmetik tersebut juga mudah diperoleh. Ini berarti responden tidak memikirkan efek yang akan ditimbulkan dari kosmetik
yang dipakainya, melainkan mereka hanya berfikir wajah mereka terlihat cantik ketika memakainya, dan harganya murah sehingga terjangkau untuk
membelinya.
Universitas Sumatera Utara
5.5.4. Tindakan Responden Dalam Mengatasi Efek Samping Dari Kosmetik