BAB V PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu yaitu untuk mengetahui perilaku pekerja perempuan penyapu jalan
terhadap kosmetik untuk mencegah terjadinya Melasma di kota Medan tahun 2011 yang dapat dilihat sebagai berikut:
5.1. Karakteristik Responden
Dari tabel 4.1. diketahui bahwa karakteristik responden dilihat dari umurnya sebagian besar responden memiliki umur 36 – 46 tahun yaitu sebanyak 38 responden
47,50. Sedangkan dilihat dari lamanya bekerja sebagian besar responden telah bekerja selama 20 tahun yaitu sebanyak 48 responden 60,00. Kemudian dapat
juga dilihat bahwa sebelum bekerja sebagai pekerja penyapu jalan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 42 responden 52,50.
Bila dilihat dari segi umur responden, sebagian besar responden sudah tidak muda lagi. Seiring dengan bertambahnya usia akan terlihat adanya perubahan pada
kulit wajah. Pada kulit wajah sudah mulai timbul kerutan-kerutan halus dan mulai kusam. Apalagi pekerjaan responden sebagai pekerja perempuan penyapu jalan yang
sudah berlangsung puluhan tahun, sedikit banyaknya sinar matahari memberikan pengaruh buruk pada kulit wajah responden. Kondisi ini membuat kebutuhan
responden akan kosmetik yang dapat melindungi dan merawat kulitnya cukup tinggi. Dari penelitian Sri Purnamawati dikatakan bahwa sebagian besar pekerja
penyapu jalan berasal atau bertempat tinggal di Tanjung Morawa. Sehingga ketika responden pergi ke Medan dan pulang ke rumahnya, sebagian dari mereka tidak
Universitas Sumatera Utara
mengenakan seragam penyapu jalan, mereka berpenampilan seperti layaknya perempuan yang hendak pergi bekerja yaitu memakai bedak dan lipstisk kosmetik.
Penampilan responden yang demikian menjadikan mereka tidak ada bedanya dengan pekerja perempuan di tempat-tempat lainnya yaitu tampil cantik, menarik, dan wangi.
Keadaan ini membuat mereka merasa nyaman dan betah puluhan tahun bekerja sebagai penyapu jalan, disamping memiliki gaji yang lumayan, juga bisa melihat-lihat
Kota Medan dan perkembangannya.
5.2. Sumber Informasi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumber informasi yang diterima oleh responden sebagian besar adalah dari orang-orang terdekat seperti tetangga, teman
kerja serta keluarga yaitu sebanyak 19 responden 23,75, sedangkan sebagian kecil responden menjawab media cetak, media elektronik dan media cetak, elektronik,
sales yaitu masing-masing sebanyak 1 responden 1,25. Hal ini sejalan dengan penelitian Sri Suriani yang menyatakan bahwa “ pengetahuan responden tentang
berbagai merk kosmetik tidak terlepas dari informasi yang mereka dapatkan, baik itu dari teman sekerja, tetangga dan juga dari media elektronik seperti televisi.
Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki alasan dalam memakai kosmetik yaitu bahwa orang yang memakai
kosmetik tersebut terlihat cantik yaitu sebanyak 16 responden 20,00, sedangkan sebagian kecil responden mengatakan bahwa alasan memakai kosmetik adalah
terdapat label dari BPOM Balai Pengawasan Obat dan Makanan yaitu sebanyak 1 responden 1,25. Dari hasil di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa responden
pada umumnya memakai kosmetik dikarenakan faktor ikut-ikutan terhadap
Universitas Sumatera Utara
seseorang, bukan karena baik atau amannya kosmetik tersebut. Hal ini menyebabkan resiko yang buruk jika informasi yang di dapat salah.
Hal ini sesuai dengan kerangka konsep yang telah digambarkan sebelumnya dapat dilihat bahwa sumber informasi secara langsung mempengaruhi pengetahuan
responden. Semakin banyak sumber informasi yang diperoleh responden maka akan semakin baik pengetahuan responden. Tidak hanya banyaknya sumber informasi
yang diperoleh harus baik dan benar.
5.3. Pengetahuan 5.3.1. Pengetahuan Responden Mengenai Pengertian Kosmetik