Tiga Prinsip dalam Pemakaian Data Antropometri

2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat bekerja. Contoh : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri dan atau duduk. 3. Pengukuran variabilitas kerja Contoh : analisa kinetika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

3.8.4. Tiga Prinsip dalam Pemakaian Data Antropometri

Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data dalam perancangan, yaitu :

1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim

Disini rancangan fasilitas dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran fasilitas yaitu: − Bisa untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata- ratanya. − Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang mayoritas dari populasi yang ada. 2. Perancangan fasilitas yang bisa dioperasikan diantara rentang tertentu disesuaikan. Universitas Sumatera Utara Disini rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.

3. Perancangan fasilitas dengan ukuran rata-rata.

Dalam hal ini rancangan fasilitas didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran atau rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah- langkah seperti berikut: a. Terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh mana yang nanti akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah menggunakan data structural body dimension atau functional body dimension. c. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan, dan menjadi terget utama pemakai rancangan fasilitas ini market segmentation. d. Tetapkan ukuran yang harus diikuti, misalnya ukuran individual ekstrim, disesuaikan, atau ukuran rata-rata. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasi, selanjutnya pilih tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran allowance Universitas Sumatera Utara bila diperlukan, seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebal pakaian yang harus dikenakan operator, pemakaian sarung tangan gloves, dan lain- lain. The fallacy of the average man or woman menyatakan bahwa merupakan kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasarkan pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi pria maupun wanita adalah merupakan rata-rata. Misalnya, jangkauan ke depan menggunakan harga rata-rata persentil 50 dalam memasang suatu alat kontrol, akan menyebabkan 50 populasi tidak mampu untuk menjangkaunya. Adapun dimensi tubuh yang diukur pada umumnya dalam melakukan perancangan adalah : 1. Tinggi Duduk Tegak TDT Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku. 2. Tinggi Bahu Duduk TBD Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak. 3. Tinggi Mata Duduk TMD Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk dan memandang lurus ke depan. 4. Tinggi Siku Duduk TSD Universitas Sumatera Utara Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah. 5. Tebal Paha TP Subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk sampai ke permukaan atas paha. 6. Tinggi Polipteal TPo Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. 7. Pantat Polipteal PP Subjek duduk tegak.Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam . Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. 8. Pantat ke Lutut PkL Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku 9. Lebar Pinggul LP Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul kanan. 10. Lebar Bahu LB Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas. Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Universitas Sumatera Utara 11. Tinggi Siku Berdiri TSB Ukur jarak vertikal dari pertemuan antara lengan atas dan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung wajar. 12. Panjang Lengan Bawah PLB Subjek berdiri tegak, tangan disamping. Ukur dari siku sampai pergelangan tangan. 13. Tinggi Mata Berdiri TMB Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam. Subjek berdiri tegak dengan pandangan lurus. 14. Tinggi Badan Tegak TBT Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas. Subjek berdiri tegak dengan pandangan lurus. 15. Tinggi Bahu Berdiri TBB Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu pada saat subjek berdiri tegak. 16. Tebal Badan TB Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari dada bagian ulu hati sampai punggung secara horizontal. 17. Jangkauan Tangan JT Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari tengah. 18. Rentang Tangan RT Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Universitas Sumatera Utara 19. Panjang Jari 1,2,3,4,5 PJ 1,2,3,4,5 Diukur dari masing-masing pangkal ruas jari sampai ujung jari dalam posisi lurus. 20. Pangkal ke Tangan PPt Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari. 21. Lebar Jari 2,3,4,5 LJ 2,3,4,5 Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari kelingking. 22. Lebar Tangan LT Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari kelingking. 23. Berat Badan BB Berat badan ditimbang dengan menggunakan alat penimbang badan.

3.8.5. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Analsis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Karyawan Pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Bah Jambi Sumatera Utara

4 96 90

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Gambaran Faktor Manusia Dan Faktor Manajemen Terhadap Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Sektor Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PTPN IV Bah Jambi Pematang SiantarTahun 2003

0 20 86

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10