Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler Elemen Pekerjaan Pendorongan lori

A. Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler

Pada tahap pengumpulan data akan diuraikan tentang kegiatan kerja yang dilakukan oleh operator pada pengisian bahan bakar boiler secara manual pada stasiun ketel uap. Pada dasarnya bahan bakar boiler diisi secara otomatis melalui conveyor bahan bakar, yang membawa bahan bakar dari stasiun pabrik biji ke stasiun ketel uap. Tekanan yang ditunjukkan manometer pengukur tekanan kurang, yaitu 21 kgcm 2 untuk tekanan uap basah dan 20,5 kgcm 2 untuk tekanan uap kering, maka akan dilakukan pengisian bahan bakar secara manual. Elemen pekerjaan ini dipilih oleh karena beberapa alasan yaitu : - Pekerjaan ini dilakukan secara manual sehingga sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. - Lubang api, tempat bahan bakar boiler diarahkan, berada dekat dengan operator. Tidak terdapat batas operator untuk dapat memasukkan bahan bakar ke dalam corong bahan bakar, hal ini tentunya sangat berbahaya, kesalahan sedikit akan menyebabkan terjadinya kecelakaan yang akan berakibat sangat fatal. Gambar 5.1. Corong bahan bakar boiler Universitas Sumatera Utara - Suhu kerja yang sangat tinggi. - Kebisingan yang sangat tinggi. - Getaran yang sangat tinggi. - Sangat mudah kelelahan terjadi pada pekerjaan ini. - Bahan baku yang diletakkan di daerah perlintasan Gambar 5.2. Bahan baku yang diletakkan dilintasan

B. Elemen Pekerjaan Pendorongan lori

Pada tahap pengumpulan data akan diuraikan tentang kegiatan kerja yang dilakukan oleh operator pada pendorongan lori pada stasiun penebahan. Lori yang diarahkan tersebut berasal dari pengisi otomatis automatic feeder, yang berfungsi untuk mengisi secara otomatis Elemen pekerjaan ini dipilih oleh karena beberapa alasan yaitu : - Dinding lori yang sangat panas Universitas Sumatera Utara - Lantai kerja yang licin. Hali ini terlihat dari Gambar 5.6, sehingga operator harus mengeluarkan tenaga yang ekstra untuk dapat mendorong lori tersebut melalui lintasan. Gambar 5.3. Jalur lintasan yang licin - Resiko kerja yang tinggi oleh karena lori diangkat melalui crane sehingga dapat memungkinkan terjadinya lori terlepas dari crane. - Sarung tangan yang dipergunakan kurang baik, yaitu sarung tangan tersebut tidak memiliki bentuk yang menyerupai bentuk lengan operator, sehingga kurang nyaman. Gambar 5.7. memperlihatkan hal tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.4. Sarung lengan operator C. Elemen pekerjaan memasukkan tandan buah segar TBS kedalam Loading Ramp. Pada tahap pengumpulan data akan diuraikan tentang kegiatan kerja yang dilakukan oleh operator pada stasiun penerimaan buah. Operator yang bekerja terdiri dari tiga operator, yaitu dua operator bertugas memindahkan muatan Tandan Buah Segar TBS kedalam loading ramp sedangkan satu operator bertugas memindahkan TBS yang tidak masuk kedalam loading ramp kedalam loading ramp. Tiga operator ini bertugas untuk memindahkan TBS kedalam loading ramp untuk kemudian TBS tersebut akan dimasukkan kedalam lori yang selanjutnya akan dibawa ke stasiun perebusan. Elemen pekerjaan ini dipilih oleh karena beberapa alasan yaitu : - Lantai loading ramp yang licin seperti pada Gambar 5.11. operator yang terjatuh tentu akan berakibat sangat fatal bagi keselamatan operator tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Kondisi lantai Hopper yang licin - Tidak ada daerah pembatas bagi operator dalam memasukkan TBS kedalam loading ramp, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja yaitu terjungkal kedalam loading ramp. Hal tersebut dapat dilihat Gambar 5.12. - Gambar 5.6. Operator yang bersiap memindahkan TBS kedalam loading ramp Universitas Sumatera Utara - Operator memindahkan TBS dari truck bekerja dengan posisi yang tidak ergonomis sehingga memungkinkan terjadinya cidera otot.

5.2.1.2. Menguraikan Pekerjaan Break The Job Down

Pekerjaan yang dianalisis harus diuraikan ke dalam suatu urutan langkah- langkah yang menguraikan proses. Langkah-langkah tersebut diperoleh berdasarkan Work Instruction yang ditetapkan perusahaan, kemudian disesuaikan dengan pengamatan yang dilakukan di lapangan. Adapun urutan langkah-langkah dari kedua aktivitas pekerjaan yang dianalisis adalah sebagai berikut. Uraian elemen gerakan dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

A. Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Analsis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Karyawan Pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Bah Jambi Sumatera Utara

4 96 90

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Gambaran Faktor Manusia Dan Faktor Manajemen Terhadap Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Sektor Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PTPN IV Bah Jambi Pematang SiantarTahun 2003

0 20 86

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10