sistematis dari potensi bahaya-bahaya dalam area kerja yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sebagai berikut :
1. Tahapan-tahapan pekerjaan spesifik. 2. Bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan yang berpotensi atau sudah
pernah terjadi berkaitan dengan setiap langkah pekerjaan tersebut. 3. Tindakan dan prosedur yang harus dilaksanakan yang akan dapat
mengeliminasi atau mengurangi bahaya-bahaya tersebut dan resiko pada kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3.7.1. Langkah-Langkah Job Safety Analysis
Adapun langkah-langkah dari Job Safety Analysis adalah : 1. Memilih Pekerjaan untuk Dianalisis select the job
Dalam memilih pekerjaan untuk dianalisis dan dalam menetapkan analisis, faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan, yakni :
a. Injuries Jobs, yang telah dikenakan perawatan medis atau kecelakaan luka- luka, mungkin sejak tiga tahun yang lampau harus dianalisis.
b. Frekuensi dari kecelakaan pekerjaan accident jobs, yang secara berulang menghasilkan kecelakaan adalah kandidat untuk suatu Job Safety Analysis.
c. Potensi keparahan. Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai suatu sejarah kecelakaan tetapi mungkin punya potensi untuk menimbulkan
kecelakaan atau bahaya. Semakin besar keparahannya, maka semakin besar prioritasnya untuk suatu Job Safety Analysis.
Universitas Sumatera Utara
d. Pekerjaan-pekerjaan baru atau perubahan dalam pekerjaan. Operasi baru yang diciptakan oleh perubahan proses atau peralatan, tidak punya latar belakang
kecelakaan, tetapi potensi kecelakaannya harus secara penuh diperhatikan. Suatu Job Safety Analysis harus dibuat di tiap-tiap pekerjaan yang baru
diciptakan. Analisis tidak harus dilakukan sampai suatu kecelakaan terjadi atau hampir terjadi.
e. Kematian. Kecelakaan apapun yang menyebabkan kematian karyawan harus mempunyai suatu Job Safety Analysis, sebagai bagian dari penyelidikan.
2. Menguraikan Pekerjaan break the job down Penyelia supervisor atau safety officer yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan Job Safety Analysis menggunakan Job Safety Analysis Worksheet. Penyelia supervisor atau safety officer perlu melakukan Job Safety Analysis
dengan bantuan dari karyawan yang melaksanakan tugas secara teratur. Pekerjaan yang dianalisis harus dipecah ke dalam suatu urutan langkah-langkah, yang
menguraikan proses secara rinci. Hindari dua kesalahan umum yakni : a. Membuat uraian yang terlalu terperinci detail, sehingga menimbulkan
sejumlah besar langkah-langkah tidak penting; atau b. Membuat uraian pekerjaan terlalu umum, sehingga langkah-langkah dasar
tidak dapat dibedakan. Lazimnya, Job Safety Analysis berisi kurang dari 12 langkah. Jika lebih banyak
langkah-langkah diperlukan, pekerjaan harus dibagi menjadi tugas yang terpisah.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengidentifikasi Bahaya identification hazards Bahaya-bahaya hazard beserta dengan masing-masing langkah
diidentifikasi. Untuk memastikan suatu analisis yang seksama, dapat dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut tentang langkah masing-masing operasi, yakni :
a. Apakah terdapat bahaya dari berbenturan, diserang, atau membuat kontak yang berbahaya dengan suatu objek?
b. Dapatkah karyawan terperangkap di dalam, atau di antara objek? c. Apakah terdapat potensi untuk tergelincir?
d. Dapatkah karyawan mengalami ketegangan cedera, bila melakukan mendorong, menarik, mengangkat, merenggangkan, atau membengkok?
e. Apakah lingkungan membahayakan kesehatan seseorang gas yang beracun, uap air, kabut, uap, debu, panas, atau radiasi?
Dalam menggunakan Job Safety Analysis, bahaya-bahaya dihubungkan dengan langkah masing-masing. Periksa karyawan yang melakukan pekerjaan dan
pihak lain yang berpengalaman dalam melakukan pekerjaan untuk gagasan tambahan. Suatu daftar reliabel dapat dipercaya akan dikembangkan.
4. Menemukan Solusi-solusi develop the solutions Langkah akhir dalam Job Safety Analysis adalah mengembangkan suatu
penyelamatan, prosedur pekerjaan efisien untuk mencegah kecelakaan. Prinsip- prinsip solusi untuk memperkecil resiko yang diidentifikasi pada analisis adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Menemukan suatu cara baru untuk melakukan pekerjaan. Untuk menemukan suatu cara baru dalam melaksanakan tugas, adalah dengan menentukan
sasaran operasi dan menganalisis berbagai cara untuk mencapai sasaran ini. Memilih metode yang paling safe. Mempertimbangkan pekerjaan yang
menyimpan atau mengamankan peralatan dan perkakas. b. Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan resiko. Jika suatu cara baru dalam
melaksanakan pekerjaan tidak bisa dikembangkan, ubah kondisi fisik seperti perkakas, bahan-bahan, peralatan, tata letak, lokasipenempatan untuk
mengeliminasi atau mengendalikan resiko. c. Mengubah prosedur pekerjaan untuk mengeliminasi resiko. Menginvestigasi
perubahan dalam prosedur pekerjaan, yang akan berpeluang bagi karyawan untuk melaksanakan tugas tanpa mengarah kepada resiko.
d. Mengurangi frekuensi terjadinya. Sering suatu pekerjaan perbaikan atau pelayanan kerap diulangi oleh karena kondisi lain yang memerlukan koreksi.
Hal ini terutama sekali dalam pemeliharaan dan pemindahan bahan material handling. Untuk mengurangi frekuensi suatu pekerjaan berulang, adalah
menghapuskan kondisi atau praktek yang mengakibatkan pekerjaan pembetulan atau pelayanan berlebihan. Jika kondisi tersebut tidak bisa
dieliminir, usahakan untuk memperkecil efek dari kondisi itu. Mengurangi seringnya suatu pekerjaan dilakukan, mengkontribusikan operasi yang lebih
safe, hanya karena frekuensi dari resiko dikurangi. Lebih baik untuk menghilangkan resiko dan mencegah, dengan mengubah kondisi fisik atau
prosedur pekerjaan, atau kedua-duanya. Dalam mengembangkan solusi,
Universitas Sumatera Utara
tindakan pencegahan yang umum seperti be alert, use caution, atau be careful adalah sia-sia. Solusi dengan tepat menyatakan harus berbuat apa dan
bagaimana cara melakukannya. Sebagai contoh, pastikan kunci Inggris tidak tergelincir atau hilang keseimbangan, tidak memberitahukan bagaimana cara
mencegah terselipnya kunci Inggris. Suatu rekomendasi yang baik adalah menjelaskan dua hal what dan how. Contohnya, kunci Inggris diset
dengan aman pada palang”. Jika suatu proses atau pekerjaan diubah secara dramatis, haruslah dibahas
dengan semua personil yang terlibat untuk menentukan konsekuensi yang mungkin dari perubahan itu. Diskusi itu memeriksa ketelitian dari Job Safety
Analysis dan melibatkan personil dalam usaha untuk mengurangi resiko pekerjaan.
e. Melakukan Follow-up Analysis Tidak kurang dari sekali per bulan, setiap penyelia supervisor perlu
mengamati karyawan ketika mereka melaksanakan sedikitnya satu pekerjaan, dimana suatu Job Safety Analysis telah dikembangkan. Tujuan pengamatan
ini adalah untuk menentukan apakah karyawan melakukan atau tidak pekerjaan menurut prosedur keselamatan yang dikembangkan. Penyelia
supervisor perlu meninjau ulang Job Safety Analysis sebelum melakukan tinjauan ulang kelanjutan untuk menguatkan prosedur yang sesuai untuk
diikuti.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Identifikasi Bahaya Hazard