Standard Mutu Produk Bahan yang Digunakan

1. Minyak Sawit Crude Palm Oil dari hasil olahan daging buah 2. Inti Minyak Sawit Palm Kernel yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji Nut Hasil sampingan dari proses pengolahan sawit ini adalah ampas, cangkang dan tandan kosong. Ampas dan cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar boiler.

2.6.1. Standard Mutu Produk

Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara memanen buah. Dalam hal ini standard mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standard mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak Bebas ALB, air dan kotoran. Panen yang tepat, mempunyai kandungan minyak maksimal dan kadar ALB yang rendah. Pada saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan jika kadar ALB di bawah 3 dan 2 untuk inti sawit. Terbentuknya ALB dalam buah sawit disebabkan proses hidrolisa “trigliserida” dari lemak dengan adanya enzim lipase pada kondisi yang sama. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut: CH – O – C – OR1 R1COOH + CH 2 O   CH – O – C – OR2 + 3 H 2 O R1COOH + CH 2 O   CH – O – C – OR3 R1COOH + CH 2 O Universitas Sumatera Utara Trigliserida + Air → Glyserol + ALB Rumus kimia Crude Palm Oil CPO dalam Palm Kernel Oil PKO adalah sama, namun yang membedakan adalah komposisi Fatty Acid dari rantai karbonnya.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan di pabrik kelapa sawit Bah Jambi adalah buah sawit yang berasal dari kebun PTPN IV Bah Jambi. Pada umumnya kelapa sawit terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya yaitu: 1. Dura Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat dan karakteristik lainnya adalah: a. Tebal daging buah pericarp : 2-6 mm b. Tebal cangkang : 2-5 mm c. Persen pericarp terhadap buah : 50-70 d. Tebal cangkang terhadap buah : 30 e. Persen inti terhadap buah : 8-10 2. Pesifera Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dan karakteristik lainnya adalah: a. Pericarp : sangat tebal b. Tebal cangkang : 0-0,1 mm c. Persen pericarp terhadap buah : 95-100 Universitas Sumatera Utara d. Persen inti terhadap buah : 0-5 3. Tenera Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik adalah: a. Tebal pericarp : 4-10 mm b. Tebal pericarp terhadap buah : 70-80 c. Persen cangkang terhadap buah : ± 10 d. Persen inti terhadap buah : 8-10 Varietas yang paling banyak di kebun Bah Jambi adalah varietas tenera. Tenera ini merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan serangga penyerbuk kelapa sawit SPKS ke seluruh areal kebun. 2.6.3. Uraian Proses Produksi Secara garis besar, prosedur pengolahan Tandan Buah Segar TBS menjadi minyak dan inti sawit dibagi atas 6 tahapan stasiun, yaitu:

1. Penerimaan Buah Fruit Station

TBS hasil pemanenan dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Universitas Sumatera Utara Setelah itu, TBS dibawa ke bagian penimbunan buah yaitu loading ramp. Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di loading ramp yang dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik yang ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 2.2. Derajat Kematang Tandan Buah Segar Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Brondolan 00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas Mentah 12,5 dari permukaan luar 1 Kurang Matang 12,5-25 dari permukaan luar 2 Matang I 25-50 dari permukaan luar 3 Matang II 50-75 dari permukaan luar 4 Lewat Matang 75-100 dari permukaan luar 5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PTPN IV Bah Jambi Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lori atau basket. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 27 dan mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Cara kerja pengisian lori adalah: a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit ditarik dan diposisikan di depan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS. b. Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk ke dalam lori. Universitas Sumatera Utara c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan.

2. Stasiun Perebusan Sterilizing Station

TBS yang ada di dalam lori ditarik dengan menggunakan capstand ke transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Di PKS Bah Jambi terdapat 5 unit sterilizer dan yang masih berfungsi hanya 4 unit. Dimana kapasitas tiap sterilizer adalah 10 lori dengan tekanan 2,6 – 2,8 kgcm 3 dan temperatur sebesar 125 – 130 C. Proses perebusan berlangsung sekitar 90 – 100 menit. Sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan sistem 2 puncak double peak sterilization. Jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet. Berikut adalah grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak. 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 95 Tekanan KgCm2 Menit 1 2 3 1 2 3 4 5 6 Gambar 2.2. Sistem Perebusan Dua Puncak Universitas Sumatera Utara Keterangan gambar: 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 2 kgcm 2 : 10 menit 3. Buang steam : 10 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,6 - 3kgcm 2 : 10 menit 5. Merebus pada tekanan 2,6 – 3 kgcm 2 : 60 menit 6. Buang steam : 5 menit Pada dasarnya tujuan perebusan adalah: a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB, b. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, d. Mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak, e. Menguraikan kadar air dalam buah f. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah: a. Tekanan uap dan lamanya perebusan b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus dikeluarkan karena menurunkan tekanan panas tidak sempurna. Cara Universitas Sumatera Utara pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5–10 menit.

3. Stasiun Pembantingan Thressing Station

Setelah proses perebusan selesai, lori dalam sterilizer dikeluarkan dan ditarik dengan capstand menuju stasiun bantingan. Stasiun pembantingan adalah stasiun pemisahan brondolan dengan tandan kosong. Di PKS Bah Jambi terdapat 2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari: a. Hoisting Crane Alat ini digunakan untuk mengangkat lori yang berisi buah masak dan dituangkan isi lori ke dalam hopper dan menurunkan kembali lori kosong ke nail track. b. Hopper Alat ini berupa tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Pengisian hopper tidak terlalu penuh agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat. c. Automatic Feeder Setelah di hopper buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan mengatur pemasukan buah ke dalam thresser, dimana kecepatannya diatur sesuai dengan kapasitas thresser. d. Penebahan Stripper Alat ini digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ± 23-25 rpm. Dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah terangkat dan Universitas Sumatera Utara jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi drum, buah masuk ke dalam Fruit conveyor under thresser dan tandan kosong terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor. Pengisian yang baik tidak terlampau penuh agar brondolan terlepas sempurna dari tandannya sehingga losis pada tandan kosong tidak meningkat. e. Empty Bunch Conveyor Alat ini berfungsi membawa tandan kosong dari hasil bantingan ke dalam truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. Alat ini berupa rantai yang ditambahkan screpper. f. Fruit Conveyor Under Thresser Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke fruit elevator dan terletak di bawah thresser. g. Fruit Elevator Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam distributing conveyor pada stasiun press. Alat ini menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor dan digunakan untuk mengangkut buah masak atau brondolan masak.

4. Stasiun Press Pressing Station

Stasiun press adalah stasiun awal dalam pengambilan minyak dari buah dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun press ini terdiri dari dua line yang masing-masing line terdiri dari lima alat yaitu: a. Distributing Conveyor Universitas Sumatera Utara Alat ini digunakan untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b. Ketel Adukan Digester Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Merupakan bejana selinder berdiri vertikal yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk stirring arms sebanyak 6 tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian bawah disamping sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju talang dan press cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90 – 110 C untuk mempermudah proses pelumatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam digester: 1. Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau ¾. 2. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang. 3. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap lancar mengalir ke oil gutter. 4. Kebocoran minyak dihindari 5. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester c. Pengempa atau Press Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar crude oil dari daging buah pericarp yang berasal dari digester. Alat ini terdiri dari sebuah silinder press cylinder yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah. Universitas Sumatera Utara Tekanan pengepresan diatur oleh dua buah konus yang berada pada bagian ujung press, yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melalui talang masuk ke dalam press selinder dan mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke ujung as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang selanjutnya ditampung pada talang minyak oil gutter yang akan dilanjutkan ke vibro separator dan masuk ke crude oil tank, sedangkan cake keluar dari bagian muka atau sela-sela cone yang ditampung di cake breaker conveyor. d. Cake Breaker Conveyor Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji depericarper. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan uap steam sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai. Disamping untuk pengeringan, pemanasan juga berfungsi untuk memudahkan pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan dibawa ke stasiun pengolahan biji kernel plant sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler. e. Pemisah Ampas dan Biji Depericarper Alat ini digunakan untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah separating coloumn dan polishing drum. Universitas Sumatera Utara Ampas dan biji dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah yang disebabkan oleh isapan blower. Ampas kering terhisap ke dalam siklon ampas dan melalui air lock masuk ke dalam konveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke bawah dan dihantar oleh konveyor ke dalam polishing drum. Drum pemolis ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada polishing drum biji akan saling bergesekkan satu dengan lainnya atau bergesekkan dengan blade-blade polishing drum, sehingga selama biji melewati polishing drum, serabut-serabut halus yang masih menempel pada biji akan terlepas.

5. Stasiun Pengolahan Biji Kernel Plant

Untuk memperoleh inti sawit, pada stasiun ini biji diolah untuk diperam, dipecahkan, dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam stasiun ini adalah: a. Nut Elevator Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh elektromotor dan berputar tegak. b. Nut Silo Universitas Sumatera Utara Alat ini berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan mengurangi kadar air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya. Dengan demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian atas sebesar 60 C, tengah sebesar 50 C dan bagian bawah sebesar 40 C. Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 – 9 jam sampai kadar air ± 9. c. Nut Grading Drum Alat ini digunakan untuk menseleksimemisahkan biji menurut besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Ripple Mill atau Cracker diusahakan merata. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk ke dalam Ripple Mill atau Cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah-sampah kasar keluar dari bagian ujung drum. d. Ripple Mill Alat ini berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari cangkang. Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Rotating Rotor Terdiri dari 30 batang rotor Riplle bar yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi di bagian luar. Universitas Sumatera Utara 2. Stationary Plate Ripple Pad Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Alat ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam Nut Silo dengan proses perebusan yang dilaksanakan dengan baik. e. Light Tenera Dust Separating LTDS Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang diantarkan melalui timba masuk ke dalam LTDS Light Tenera Dust Separating. Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal. Dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu dust cyclone, kemudian mengantarkannya ke boiler. Inti bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses lanjut dengan clay bath. f. Clay Bath Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur dengan air dan kaolin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo inti untuk dikeringkan. g. Silo Inti Universitas Sumatera Utara Silo inti ini berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih mengandung air sebesar 15-25 . Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang disyaratkan adalah 6-7 . Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan udara panas ke dalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas, tengah dan bawah silo dengan temperatur masing-masing adalah 60 C - 70 C pada bagian atas, 50 C - 60 C pada bagian tengah, dan 40 C - 50 C pada bagian bawah. Setelah dirasakan cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan untuk dikirim ke kernel bin buckling.

6. Stasiun Pemurnian Minyak Clarification Station

Klarifikasi ini adalah pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir dalam pengolahan minyak. Minyak kasar CPO dari stasiun pressan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak hasil produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Adapun peralatan yang terdapat pada stasiun ini adalah: a. Talang Minyak Oil Gutter Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak oil gutter. Talang minyak ini dipasang di bawah screw press dan dialirkan oleh air panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas dan cukup agar pemisahan minyak cepat terjadi. Universitas Sumatera Utara b. Ayakan Getar Vibro Separator Alat ini berfungsi untuk memisahkan menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali. Sedangkan cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar crude oil tank. Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas. c. Pompa Minyak Kasar Crude Oil Pump Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Di dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 90 C. Minyak dalam tangki ini dipompakan ke dalam tangki pisah continuous tank dengan pompa minyak kasar crude oil pump. d. Tangki Pemisah Continuous Tank Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur dipertahankan 90 C-95 C. Tangki pemisah ini terditri dari 3 ruang yaitu: - Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas Universitas Sumatera Utara - Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat. - Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam sludge tank. e. Tangki Masakan Minyak Oil Tank Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7-9 yang berada pada lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan agar tetap penuh untuk menjaga pemanasan tetap 95 C-100 C. Tangki ini berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut. f. Sentrifusi Minyak Oil Purifier Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 – 0,17 dan kotoran 0,1 – 0,3 . Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini diusahakan 0,3 – 0,4 dan kadar kotoran 0,01 – 0,15 dengan temperatur 90 C- 95 C. Universitas Sumatera Utara g. Transfer Tanki Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari oil purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara vacuum drier agar merata dan tetap. h. Pengeringan Minyak Vacum Dryer Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah minyak yang berkadar air 0,1 – 0,15 dengan kadar kotoran 0,013-0,015 . Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector. Tekanan vacuum drier berkisar 0,8 – 1 kgcm 2 . minyak yang keluar dari vacum dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun storage tank sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan CPO. i. Tangki Timbun Storage Tank Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi CPO sebelum dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank diatur ± 50–55 C agar minyak yang terdapat di dalamnya tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas dan kadar air dalam minyak di tangki. j. Tangki Lumpur Sludge Tank Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung minyak 7-9 . Dalam tangki ini dipasang pipa steam injection untuk Universitas Sumatera Utara memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur sludge tank ini diusahakan berkisar 90 C – 100 C. k. Saringan Berputar Brush Strainer Dari sludge tank selanjutnya lumpur sludge dialirkan ke brush strainer. Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar. l. Sand Cyclone Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali. Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator. m. Sludge Separator Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge, dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80–85 , minyak 5 – 10 , dan 8 – 12 berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada slugde separator diharapkan 0,3 – 0,5 . n. Fat Pit Universitas Sumatera Utara Fat pit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat pada stasiun klarifikasi yang dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk ke dalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun klarifikasi.

2.7. Utilitas

Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendapatkan adalah sebagai berikut :

1. Unit Pengolahan Air Water Treatment

Air merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses pengolahan di PKS Bah Jambi dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Selain digunakan untuk proses, air ini juga digunakan untuk keperluan sebagai berikut : a. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik kantor dan perumahan b. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta kebutuhan lain. Sumber air di PKS Bah Jambi berasal dari Sungai Bah Bolon yang terletak lebih kurang 3 km dari lokasi pabrik. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Analsis Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Karyawan Pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Bah Jambi Sumatera Utara

4 96 90

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Gambaran Faktor Manusia Dan Faktor Manajemen Terhadap Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Sektor Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PTPN IV Bah Jambi Pematang SiantarTahun 2003

0 20 86

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10