- Operator memindahkan TBS dari truck bekerja dengan posisi yang tidak
ergonomis sehingga memungkinkan terjadinya cidera otot.
5.2.1.2. Menguraikan Pekerjaan Break The Job Down
Pekerjaan yang dianalisis harus diuraikan ke dalam suatu urutan langkah- langkah yang menguraikan proses. Langkah-langkah tersebut diperoleh
berdasarkan Work Instruction yang ditetapkan perusahaan, kemudian disesuaikan dengan pengamatan yang dilakukan di lapangan.
Adapun urutan langkah-langkah dari kedua aktivitas pekerjaan yang dianalisis adalah sebagai berikut.
Uraian elemen gerakan dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
A. Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler
Elemen pekerjaan pengisian bakar kedalam boiler dapat dibagi atas beberapa elemen gerakan.
1. Operator Menyekop bahan bakar
2. Operator Mengarahkan bahan bakar pada lubang perapian
B. Elemen Pekerjaan Pendorongan lori
Elemen pekerjaan pendorongan lori dapat dibagi kedalam beberapa elemen gerakan yaitu sebagai berikut :
1. Operator mengarahkan lori kepada lintasan lori
2. Operator mendorong lori melalui jalur perlintasan
Universitas Sumatera Utara
C. Elemen pekerjaan memasukkan tandan buah segar TBS kedalam
Loading Ramp.
Elemen pekerjaan memasukkan tandan buah segar TBS kedalam Loading Ramp dapat dibagi atas beberapa elemen gerakan yaitu :
1. Operator membuka bak turck untuk dapat menurunkan TBS kedalam
loading ramp. 2.
Operator menurunkan TBS dari truck kedalam loading. 3.
Operator memindahkan TBS kedalam loading ramp .
5.2.1.3. Mengidentifikasi Bahaya Identification of Hazard
Langkah berikutnya dalam mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya yang terlibat dengan setiap langkah. Identifikasi dilakukan terhadap
bahaya-bahaya yang berasal dari lingkungan tempat kerja, peralatan kerja, mesin- mesin, bahan, yang berhubungan dengan prosedur pekerjaan. Potensi-potensi
bahaya yang dapat diidentifikasi dari langkah-langkah pekerjaan di atas dapat dilihat pada gambar yang disajikan pada sub-bab 5.2.1.1 dan sub-bab 5.2.1.2.
penyajian gambar-gambar diatas dapat memudahkan analisis terhadap potensi bahaya dari elemen-elemen pekerjaan yang dipilih. Secara sistematis potensi
bahyaya yang ada dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Identifikasi Bahaya No.
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual
Identifikasi Potensi Bahaya Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler
1. Operator menyekop bahan bakar boiler
- Tidak adanya batas daerah kerja antara operator
- Bahan bakar yang diletakkan disekitar daerah kerja dapat menyulitkan operator
dalam berjalan. - Alat kerja tidak memiliki bahan pelapis
sebagai bahan pegangannya. - Suhu kerja 8o
c - Kebisingan kerja 90 dB.
- Getaran pada lantai kerja. - Operator saling bertabrakan dalam bekerja
- Pekerjaan operator terhambat karena setiap operator bertugas mengarahkan bahan bakar
pada lubang tungku perapian yang sama. - Operator dapat terjatuh karena bahan bakar
yang dietakkan disekitar area kerja. - Operator dapat terkena alat kerja dari operator
lain pada saat mengayunkan alat kerja untuk mengambil bahan bakar yang akan berakibat
sangat fatal. - Pegangan alat kerja operator dapat terlepas dari
pegangan operator karena licin yang dapat mengenai operator lain.
- Kelelahan kerja mudah terjadi pada operator akibat suhu, kebisingan dan getaran kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Identifikasi Bahaya Lanjutan No.
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual
Identifikasi Potensi Bahaya
2. Operator mengarahkan bahan bakar boiler
- Operator berada tepat disamping lubang api boiler.
- Tidak adanya batas lubang perapian dengan daerah kerja operator.
- Operator berdiri dibawah tudung lubang perapian.
- Operator dapat terkena percikan api dari lubang perapian atau bahkan terjatuh kedalam
lubang perapian. - Posisi kerja operator tidak nyaman karena ada
batasan ketinggian dari tudung lubang perapian dan dapat menyebabkan kepala operator
berbenturan dengan tudung lubang perapian.
Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler
1 Operator mengarahkan lori ke lintasan rel
- Operator berada dekat dengan lori sisa rebusan
- Rantai pengaman yang mudah lepas. - Operator membutuhkan tenaga ekstra
untuk mengarahkan lori sisa rebusan ke rel lintasan.
- Lori sisa rebusan dapat terjatuh yang dapat menimpa operator oleh karena rantai
pengaman yang putus. - Operator dalam mengarahkan lori dapat
menyebabkan gangguan pada otot akibat posisi kerja yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Identifikasi Bahaya Lanjutan No.
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual
Identifikasi Potensi Bahaya
2 Operator melepaskan rantai pengaman lori
- Dinding lori panas - Operator harus berada dekat dengan lori
untuk dapat melepaskan rantai pengaman lori.
- Lantai kerja licin. - Postur kerja operator tidak baik.
- Operator tidak memakai helm pengaman - Operator dapat terjatuh dan mengenai lori
akibat lantai kerja yang licin sehingga badan dan tangan operator dapat terluka.
- Postur kerja operator dapat menyebabkan keluhan pada otot.
- Pada saat melepaskan rantai pengaman tangan operator dapat terjepit oleh rantai pengaman.
3 Operator mendorong lori melalui jalur
perlintasan - Lantai kerja licin.
- Terdapat banyak sisa oli yang sudah menggumpal pada rel lintasan.
- Dinding lori panas - Sarung tangan yang digunakan tidak
mengikuti bentuk tangan operator - Lantai kerja licin dapat menyebabkan operator
terjatuh sehingga mencederai operator. - Sisa oli yang sudah menggumpal pada rel
lintasan menyulitkan operator bekerja sehingga menyebabkan cepat terjadinya kelelahan otot
pada pekerja. - Sarung tangan menyebabkan cedera tangan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Identifikasi Bahaya Lanjutan No.
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual
Identifikasi Potensi Bahaya Elemen pekerjaan memasukkan tandan buah segar TBS kedalam
Loading Ramp
1
Operator Membuka Bak Truck
- Katup pengunci bak truck susah dibuka akibat menampung berat TBS dalam truck.
- Postur kerja operator tidak baik. - Tangan operator dapat terjepit katup pengunci
bak truck. - Gangguan otot pada tangan operator akibat
katup yang susah dibuka. - Gangguan otot akibat postur kerja yang tidak
baik.
2
Operator Memindahkan TBS dari truck kedalam
Loding Ramp
- Operator berdiri disisi samping bak truck. - Postur kerja operator tidak baik.
- Operator dapat terjatuh dari posisi kerjanya sehingga mengalami cedera otot.
- Kelelahan dan cidera otot akibat postur kerja yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Identifikasi Bahaya Lanjutan No.
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual
Identifikasi Potensi Bahaya
3 Operator memindahkan TBS kedalam
loading ramp
- Lantai kerja licin. - Tidak ada batas pengaman antara
operator dan loading ramp. - Operator dapat terjatuh pada loading ramp
yang akan berakibat sangat fatal bagi operator.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.3. diatas dapat dilihat bahwa secara umum ada tiga faktor penyebab kecelakaan dan kelelahan kerja yaitu :
1. Operator.
2. Lingkungan kerja..
3. Peralatan dan perkakas kerja.
Untuk pengembangan penelitian ini, maka ada beberapa faktor yang dapat juga menyebabkan kecelakaan dan kelelahan akibat kerja yaitu faktor tataletak
fasilitas, antropometri operator. Penelitian ini hanya membahas ketiga faktor diatas, hal ini disebabkan potensi bahaya yang ada pada ketiga stasiun kerja yang
dipilih berasal dari ketiga faktor tersebut.
5.2.1.4.Pengembangan Solusi
Langkah akhir dalam Job Safety Analysis adalah mengembangkan solusi berupa suatu penyelamatan, prosedur pekerjaan efisien untuk mencegah
kecelakaan dan kelelahan akibat kerja. Pengembangan solusi untuk masing- masing potensi bahaya yang telah diidentifikasi ditunjukkan pada Tabel 5.4. Point
utama dari job safety analysis adalah mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi
PTPN-IV PKS BAH JAMBI
Pekerjaan :
Pengisian Bahan Bakar Boiler
Shift :
I 07.30 – 18.00 WIB JOB SAFETY ANALYSIS
JSA SHEET
Pekerja :
Operator
Supervisor : Dianalisis oleh :
Departemen :
Ketel Uap
Diperiksa oleh : Alat Pelindung Diri yang
dibutuhkan danatau direkomendasikan : Penutup
Telinga Disahkan oleh :
Layout Stasiun Kerja Urutan Langkah-langkah Pekerjaan
Identifikasi Potensi Bahaya Pengembangan Solusi
Elemen Pekerjaan Pengisian Bahan Bakar Boiler 1
Tungku Perapian R 1,5 m
4 m
4 m
Layout Awal Operator menyekop bahan bakar boiler
- Operator saling bertabrakan dalam bekerja
- Pekerjaan operator terhambat karena setiap operator bertugas mengarahkan
bahan bakar pada lubang tungku perapian yang sama.
- Operator dapat terjatuh karena bahan bakar yang dietakkan disekitar area
kerja. - Operator dapat terkena alat kerja dari
operator lain pada saat mengayunkan alat kerja untuk mengambil bahan bakar
yang akan berakibat sangat fatal. - Perlu adanya batas daerah kerja
operator sehingga operator tidak saling berbenturan dalam bekerja.
- Pengadaan tempat penumpukan bahan bakar.
- Pegangan pada skop diberi
bantalan terbuat dari bahan karet, sehingga alat kerja operator
tersebut tidak terlepas dari pegangan operator.
- Ventilasi udara pada daerah kerja ditambahi sehingga pertukaran
udara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi Lanjutan No
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Identifikasi Potensi Bahaya
Pengembangan Solusi
- Pegangan alat kerja operator dapat terlepas dari pegangan
operator karena licin yang dapat mengenai operator lain.
- Kelelahan kerja mudah terjadi pada operator akibat suhu,
kebisingan dan getaran kerja dapat berjalan lancar.
- Operator memakai APD berupa penutup telinga guna mengurangi gangguan
pendengaran yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama long term effect
akibat kebisingan yang tinggi
2
Operator mengarahkan bahan bakar boiler
- Operator dapat terkena percikan api dari lubang perapian atau
bahkan terjatuh kedalam lubang perapian.
- Posisi kerja operator tidak nyaman karena ada batasan
ketinggian dari tudung lubang perapian dan dapat menyebabkan
kepala operator berbenturan dengan tudung lubang perapian.
- Lubang perapian bolier diberi pagar pembatas sehingga operator tidak
berdiri langsung disamping lubang tungku perapian tersebut.
- Operator bekerja pada daerah kerja yang semestinya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi Lanjutan
PTPN-IV PKS BAH JAMBI
Pekerjaan :
Pendorongan Lori
Shift :
I 07.30 – 18.00 WIB JOB SAFETY ANALYSIS
JSA SHEET
Pekerja :
Operator
Supervisor : Dianalisis oleh :
Departemen :
Thresser
Diperiksa oleh : Alat Pelindung Diri yang
dibutuhkan danatau direkomendasikan : Sarung
Tangan Disahkan oleh :
Elemen Pendorongan Lori 1
Operator mengarahkan lori ke lintasan rel
- Lori sisa rebusan dapat terjatuh yang dapat menimpa operator
oleh karena rantai pengaman yang putus.
- Operator dalam mengarahkan lori dapat menyebabkan
gangguan pada otot akibat posisi kerja yang tidak baik.
- Rantai pengaman lori diperiksa kekuatannya dan diganti selama periode
tertentu secara rutin. - Operator yang mengoperasikan hoisting
crane mengarahkan lori dengan tepat ke rel lintasan sehingga elemen pekerjaan ini
dapat dikurangi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi Lanjutan No
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Identifikasi Potensi Bahaya
Pengembangan Solusi 2
Operator melepaskan rantai pengaman lori
- Operator dapat terjatuh dan mengenai lori akibat lantai kerja
yang licin sehingga badan dan tangan operator dapat terluka.
- Postur kerja operator dapat menyebabkan keluhan pada otot.
- Pada saat melepaskan rantai pengaman tangan operator dapat
terjepit oleh rantai pengaman. - Operator perlu mendapatkan
bantuan alat kerja untuk dapat membantu
melepaskan rantai pengaman.
- Pembersihan area kerja secara rutin setiap hari setelah penggantian shift
kerja
3 Operator mendorong lori melalui jalur
perlintasan - Lantai kerja licin dapat
menyebabkan operator terjatuh sehingga mencederai operator.
- Sisa oli yang sudah menggumpal pada rel lintasan menyulitkan
operator bekerja sehingga menyebabkan cepat terjadinya
kelelahan otot pada pekerja. - Operator tidak nyaman memakai
sarung tangan - Pembersihan area kerja secara rutin
setiap hari setelah penggantian shift kerja .
- Sarung tangan operator diganti dengan sarung tangan yang lebih
nyaman.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi Lanjutan No
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Identifikasi Potensi Bahaya
Pengembangan Solusi Elemen pekerjaan memasukkan tandan buah segar TBS kedalam
Loading Ramp
PTPN-IV PKS BAH JAMBI
Pekerjaan :
Pendorongan Lori
Shift :
I 07.30 – 18.00 WIB JOB SAFETY ANALYSIS JSA
SHEET
Pekerja :
Operator
Supervisor : Dianalisis oleh :
Departemen :
Thresser
Diperiksa oleh : Alat Pelindung Diri yang dibutuhkan
danatau direkomendasikan : Sarung Tangan
Disahkan oleh :
No Urutan Langkah-langkah Pekerjaan
Identifikasi Potensi Bahaya Pengembangan Solusi
1
Loading Ramp
5 m
Operator Membuka Bak Truck
- Tangan operator dapat terjepit katup pengunci bak truck.
- Gangguan otot pada tangan operator akibat katup yang
susah dibuka. - Gangguan otot akibat postur
kerja yang tidak baik. - Operator memakai alat
bantu kerja dalam membuka katup pengunci
bak truck.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Pengembangan Solusi Lanjutan No
Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Identifikasi Potensi Bahaya
Pengembangan Solusi 2
Operator Memindahkan TBS dari truck
kedalam Loding Ramp
- Operator dapat terjatuh dari posisi kerjanya sehingga mengalami cidera
otot. - Kelelahan dan cidera otot akibat
postur kerja yang tidak baik. - Kegiatan penurunan TBS
operator tidak berdiri disamping bak truck akan
tetapi dibagian belakang setelah sebagain TBS
dikeluarkan sehingga TBS tidak menimpa operator.
3 Operator memindahkan TBS kedalam
loading ramp - Operator dapat terjatuh pada
loading ramp yang akan berakibat sangat fatal bagi operator.
- Operator tidak berdiri diatas loading ramp
- Diberi pagar pembatas antara daerah kerja operator
dengan loading ramp.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Analisa Jalur Path Analysis
Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas kuisioner tryout preliminier dilakukan sebelum perhitungan analisa jalur dilakukan.
A. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Pendahuluan
1. Menguji Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Perhitungan
validitas dihitung dengan menggunakan teknik korelasi. Perhitungan validitas dihitung dengan mempergunakan software SPSS 14.
Tahap I : Menentukan Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian validitas, maka terlebih dahulu dilakukan penentuan hipotesis, yaitu berupa penentuan Ha hipotesa
alternatif dan Ho hipotesa nihil. Ha = Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan skor faktor.
Ho = Skor bitur pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan skor faktor. Tahap II : Menentukan nilai Tabel r
Nilai r yang digunakan yaitu nilai koefisien korelasi “r” produk momen. Sebelum menentukan nilai tebel r, maka terlebih dahulu ditentukan
nilai df. Rumusan yang digunakan yaitu : df = N – nr
Universitas Sumatera Utara