Teori Tentang Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas Kerja

dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda merupakan hal yang penting dalam kesuksesan di dunia kerja. Gardner, 1993; Goleman, 1998. Goleman mengatakan walaupun kemampuan intelektual dan kemampuan teknikal penting pemimpin yang efektif cenderung memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Dia mengidentifikasikan ada tiga kategori keahlian pemimpin yang khusus yaitu keahlian teknikal seperti insinyur, dan akuntan; kemampuan koqnitif seperti berpikir kritis dan kemampuan menunjukkan kecerdasan emosional seperti kemampuan untuk bekerja baik dengan orang lain. Goleman 2007 menemukan bahwa keahlian intelektual dan keahlian koqnitif akan mengarah kepada peningkatan kinerja. Bagaimanapun, ketika dia menganalisa rasio terhadap keahlian teknikal, IQ dan kecerdasan emosional, kecerdasan emosional terbukti menjadi dua kali lebih penting dari pada komponen yang lain. Pemimpin dalam abad ke-21 membutuhkan keahlian baru yang dapat dihubungkan dengan kecerdasan emosi. Hawley dalam Brooks Nafukho, 2006: 122 mengatakan bahwa “pemimpin masa depan adalah pemimpin yang dapat menunjukkan empati yang besar dan perhatian terhadap orang lain dan pemimpin yang tidak bersandar pada posisi dan status mereka”. 2.2.2. Teori Tentang Produktivitas Kerja 2.2.2.1. Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas secara umum menyeluruh dapat diartikan sebagai hubungan antara keluaran barang-barang atau jasa dengan masukan tenaga kerja, bahan, uang. Dibidang industri, produktivitas mempunyai arti ukuran yang relatif nilai atau ukuran yang ditampilkan oleh daya produksi yaitu sebagai campuran dari produksi Universitas Sumatera Utara dan aktivitas; sebagai ukuran yaitu seberapa baik menggunakan sumber daya dalam mencapai hasil yang diinginkan Ravianto, 1991. Selanjutnya Webster dalam Yatman dan Abidin, 1991 memberikan batasan tentang produktivitas yaitu: a keseluruhan fisik dibagi unit dari usaha produksi, b tingkat keefektifan dari manajer produksi di dalam penggunaan aktivitas untuk produksi, dan c keefektifan dalam penggunaan tenaga kerja dan peralatan. Dalam setiap kegiatan produksi, seluruh sumber daya mempunyai peran yang menentukan tingkat produktivitas, maka sumber daya tersebut perlu dikelola dan diatur dengan baik. Tohardi 2002 menyatakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Pendapat tersebut didukung oleh Ravianto 1991 yang mengatakan produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan. Aigner dalam Hidayat 1993 menyatakan bahwa filsafat mengenai produktivitas sudah ada sejak awal peradapan manusia, karena makna produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang. Dengan kata lain filsafat produktivitas adalah Universitas Sumatera Utara keinginan untuk membuat hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Ada tiga aspek utama yang perlu ditinjau dalam menjamin produktivitas yang tinggi yaitu: a aspek kemampuan manajemen tenaga kerja, b aspek efisiensi tenaga kerja, dan c aspek kondisi lingkungan pekerjaan. Ketiga aspek tersebut saling terkait dan terpadu dalam suatu sistem dan dapat diukur dengan berbagai ukuran yang relatif sederhana Singodimendjo, 2000. Produktivitas kerja harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan strategi bisnis, yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan dan bidang lainnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang yang mempunyai sikap tersebut didorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif, serta terbuka, namun tetap kritis dan tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan. Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, maka produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Singodimedjo 2000 mengemukakan rumusan umum dari produktivitas kerja yang mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Atau yang didefinisikan sebagai indeks produktivitas IP yaitu: Hasil yang dicapai Output = = Sumber daya yang digunakan Input IP Universitas Sumatera Utara Produktivitas kerja memerlukan perubahan sikap mental yang dilandasi kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan cara kerja hari esok lebih baik dari hari ini. Peningkatan produktivitas dilakukan oleh pribadi yang dinamis dan kreatif. Uraneck dan Geoller dalam Ravianto, 1991 memberikan tiga belas langkah membina pribadi yang dinamis dan kreatif yaitu: 1 kemampuan otak untuk menghasilkan gagasan yang tak terbatas jumlahnya, 2 memperoleh gairah hidup untuk menunjang pribadi yang dinamis, 3 memecahkan masalah hidup, dengan berhasil baik dan penuh dengan daya cipta, 4 memanfaatkan waktu lebih baik, sehingga dapat menambah penghasilan, 5 melontarkan gagasan kepada orang lain sehingga bisa mendatangkan hasil pelaksanaan yang memuaskan, 6 mengembangkan suatu kepribadian yang dinamis sepanjang hari, 7 memperbanyak penghasilan, 8 dapat berhasil dalam bidang pekerjaan yang dipilih, 9 membuat gagasan dapat diterima orang lain dengan cara yang leibih efektif, 10 membimbing orang lain dengan cara yang lebih efektif, 11 membina hidup berumah tangga dan pribadi yang lebih dinamis, 12 menikmati hidup dan memanfaatkan sebanyak mungkin unsur-unsur dalam kehidupan, 13 menjadi manusia yang lebih baik. Kussrianto 1990 menyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Peran serta tenaga kerja di sini adalah penggunaan sumber daya serta efesien dan efektif. Universitas Sumatera Utara

2.2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pendapatan Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara II Dengan Petani Tebu Rakyat Intensifikasi ( TRI )

2 40 85

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Air Batu Asahan

1 63 118

Analisis Pengaruh Komunikasi, Komitmen Organisasi dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa

1 33 143

Proyeksi Nilai Ekspor Kelapa Sawit Di PT. Perkebunan Nusantara III Tahun 2010-2012 Berdasarkan Data Tahun 2008-2009

0 32 87

Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu (Persero) (Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero)

1 62 92

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 22 59

Analisa Biaya Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali Medan

0 23 56

Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1 4 122

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Air Batu Asahan

0 0 15

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Air Batu Asahan

0 0 16