Jangka Waktu dan Pengakhiran Perjanjian

Minyak Untuk Umum SPBU. 69 Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama Pengelolaan SPBU ini oleh para pihak yaitu pihak pertama adalah PT. Pertamina dan Pihak Kedua adalah Pengelola SPBU, maka pada saat itu juga perjanjian itu mulai berlaku yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.

D. Jangka Waktu dan Pengakhiran Perjanjian

Menurut pasal 1381 KUH-Perdata, suatu perjanjian dapat berakhir karena alasan-alasan sebagai berikut : a. Pembayaran, b. Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau konsinyasi, c. Pembaharuan utang, d. Perjumpaan utang atau kompensasi, e. Percampuran utang, f. Pembebasan utang, g. Musnahnya barang yang terutang, h. Kebatalan atau pembatalan, i. Berlakunya suatu syarat batal, j. Lewat waktu daluarsa . Sepuluh cara tersebut belum lengkap, karena masih ada cara-cara yang 69 Hasil Wawancara dengan Bapak Agustinus Hutajulu, SE, Staff Biro Hukum dan Agraria Pertamina Medan, Tanggal 9 Desember 2011 Universitas Sumatera Utara tidak disebutkan, misalnya berakhirnya suatu ketetapan waktu dalam suatu perjanjian atau meninggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian. Mengenai pengakhiran perjanjian, Pasal 1266KUH-Perdata menetapkan bahwa pengakhiran perjanjian atas dasar tidak dipenuhinya kewajiban memerlukan izin dari pengadilan. Akan tetapi, pasal ini dapat dikesampingkan oleh para pihak dalam perjanjian maksudnya, pengakhiran perjanjian dapat dilaksanakan tanpa ijin Pengadilan Negeri setempat. Ada dua cara hapusnya suatu perjanjian yaitu : 1. Dengan para pihak sendiri dapat menentukan, bahwa perjanjian akan berlaku untuk sampai saat tertentu. a. Undang-undang ada kalanya menentukan waktu maksimum perjanjian. b. Para pihak atau undang-undang dapat pula menentukan bahwa sekalipun perjanjian tertentu dibuat untuk selama waktu yang lama, tetapi ada kejadian tertentu, yang bisa dengan sendirinya menyebabkan perjanjian tersebut akan berakhir. 2. Dengan pernyataan menghentikan perjanjian Hal ini dapat dilakukan oleh kedua belah pihak ataupun oleh satu pihak saja. Pernyataan menghentikan perjanjian ini hanya ada pada perjanjian-perjanjian yang bersifat sementara. Seperti, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian kerja dan sebagainya. Ada beberapa cara untuk mengakhiri suatu perikatan. Mengenai hal ini telah dijelaskan di dalam babsebelumnya. Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Universitas Sumatera Utara Pengelolaan SPBU antara Pertamina dengan pengusaha SPBU berakhir setelah jangka waktu 17 tujuh belas tahun, terhitung sejak disepakatinya perjanjian tersebut. Sesudahnya dapat diubah atau diperpanjang atas persetujuan para pihak. Perpanjangan ini harus diajukan secara tertulis oleh pengusaha SPBU kepada PT. Pertamina. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam perjanjian kerjasama ini seperti yang tercantum dalam Pasal 7 dan Pasal 8 tentang Jangka Waktu Perjanjian, yang mengatakan bahwa: 1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama 17 tujuh belas tahun terhitung sejak tanggal 21 Maret 2011 dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2028. 2. Jangka waktu perjanjian sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 2 pasal ini dapat diubah atau diperpanjang atas persetujuan para pihak dan dituangkan dalam bentuk addendum. Di samping itu Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan SPBU ini akan berakhir dengan sendirinya, jika: 1. Apabila jangka waktu pelaksanaan perjanjian telah berakhir; 2. Salah satu pihak dinyatakan pailit oleh pihak yang berwenang; 3. Salah satu pihak dibubarkan apabila pihak terkait berbentuk badan usaha; 4. Ijin usaha SPBU maupun perijinan lainnya menurut ketentuan yang berlaku dicabut oleh pihak berwenang, sehingga menggangu pelaksanaan perjanjian; 5. Aset SPBU yang dimiliki oleh pengusaha SPBU disita oleh pihak yang berwenang, sehingga mengganggu pelaksanaan perjanjian; Universitas Sumatera Utara 6. Terjadi pengalihan kepemilikan SPBU. Pihak PT. Pertamina berhak memutuskan perjanjian dengan SPBU dalam kontrak kerja CODOLite secara sepihak apabila pihak pengelola SPBU melakukan berbagai perbuatan-perbuatan sebagai berikut: 1. Pengelola SPBU secara lalai atau dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian; 2. Memberikan keterangan yang tidak benar dan melakuka tindakan-tindakan yang dapat merugikan PT. Pertamina, termasuk menciptakan citra negatif pihak PT. Pertamina. 3. Secara langsung atau tidak langsung terkait perkara pidana atau perdata di pengadilan yang dapat mengganggu pelaksanaan perjanjian. Sebelum melaksanakan pemutusan perjanjian, pihak PT. Pertamina terlebih dahulu akan memberikan 1 satu kali peringatan tertulis kepada pihak kedua yang melakukan wanprestasi. Pemutusan perjanjian dapat dilakukan oleh pihak PT. Pertamina apabila dalam waktu 14 empat belas hari kalender setelah menerima peringatan tertulis dari pihak PT. Pertamina, pihak SPBU tetap tidak memperbaiki kesalahan atau tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan perjanjian. Dalam pemutusan perjanjian, para pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang mengenai pemutusan perjanjian melalui pengadilan. Pihak SPBU dalam hal ini tidak berhak menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun atas pengakhiran perjanjian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara

D. Hak Dan Kewajiban Para Pihak