Pelaksanaan Kontrak SPBU CODOLite dengan PT. Pertamina

BAB III PELAKSANAAN KONTRAK SPBU DENGAN PT. PERTAMINA DALAM

KONTRAK CODOLite

A. Pelaksanaan Kontrak SPBU CODOLite dengan PT. Pertamina

Dalam Kontrak CODOLite dimana PT. Pertamina menempatkan peralatan SPBU kepada SPBU sebagai bagian dari peralatan SPBU yang dioperasikan oleh SPBU yang telah terikat oleh perjanjian CODOLite, seperti SPBU Simpang Limun yang akan dibahas oleh penulis. Penempatan peralatan tersebut dengan spesifikasi, rincian dan niai kapitalisasi peralatan yang telah dilakukan oleh pihak PT. Pertamina. Peralatan SPBU milik pertamina yang ditempatkan pada SPBU tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Tanki Timbun Yaitu tanki untuk menyimpan Bahan Bakar Minyak BBM dan Bahan Bakar Khusus BBK. 2. Catodie Protection Yaitu sumur pantau untuk melihat adanya kebocoran tanki timbun apa tidak. 3. Dispensing Pump Yaitu pompa dispenser minyak. 4. Submersible Turbine Pump Yaitu turbin pompa atau penggerak dari tanki ke dispenser. 5. Sistem Pipa BBM Yaitu pipa yang menyalurkan minyak dari dispenser ke kendaraan bermotor. Universitas Sumatera Utara 6. Aksesoris Tanki dan Dispenser Yaitu tanki SUMP pipa tempat bongar minyak dari mobil tangki, sumur pantau, dan tangki bongkar. 7. Signage Double Pole Yaitu plakat nama produk di atas dispenser, atau tempat lambang PT. Pertamina Pemilik SPBU CODOLite dalam melakukan proses pembangunan, pemeliharaan, pengoperasian dan pengelolaan terhadap SPBU terikat kepada ketentuan dan pedoman – pedoman yang telah ditetapkan oleh PT. Pertamina maupun perubahan-perubahan yang ditetapkan oleh pihak PT. Pertamina dikemudian hari yang bertujuan untuk tetap mempertahankan dan menjaga mutu pelayanan dan kepuasan kepada pelanggan di SPBU tersebut. Dalam pengelolaan SPBU CODOLite ini, pengelola SPBU wajib melakukan pengelolaan peralatan yang ditempatkan di SPBU termasuk pengoperasian, perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan penggantian peralatan dan fasilitas SPBU sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. Pertamina serta berada di bawah pembinaan SPBU CODOLite. 70 Atas penempatan peralatan SPBU milik PT. Pertamina pada SPBU CODOLite sebagai bagian dari peralatan SPBU yang dioperasikan oleh pihak pengelola SPBU, berikut adalah jenis adalah jenis perawatan dan pemeliharaan yantg 70 Hasil Wawancara dengan Bapak Agustinus Hutajulu, SE, Staff Biro Hukum dan Agraria Pertamina Medan, Tanggal 9 Desember 2011. Universitas Sumatera Utara menjadi tanggungan pihak PT. Pertamina selama umur ekonomis dari peralatan tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Dispensing Pump a. Pemeriksaan rutin setiap 6 enam bulan. b. Apabila terjadi kesalahan pengukuran pada meter dispensing diluar batas yang ditoleransi, dengan catatan pihak SPBU memperlakukan oengoperasian dispensing sesuai standar. c. Pemeliharaan rutin yang dilaksanakan vendor pompa dispensing sesuai service level yang ditetapkan PT. Pertamina. d. Masa pemeliharaan selama 5 lima tahun sejak pompa dispensing dipasang. 2. Sistem Pemipaan a. Garansi oleh Vendor selama 20 dua puluh tahun sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik. b. Inspeksi oleh PT. Pertamina setahun sekali. 3. Submersible Pump a. Garansi oleh Vendor selama 5 lima tahun sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik. b. Inspeksi oleh PT. Pertamina setahun sekali. 4. Tanki Pendam a. Pemeriksaan Cathodic Protection setahun sekali. b. Garansi Cathodic Protection selama 20 dua puluh tahun. Universitas Sumatera Utara Perbaikan atas kerusakan lain yang terjadi pada peralatan SPBU milik PT. Pertamina yang dtempatkan pada SPBU CODOLite sebagai bagian dari eralatan SPBU yang dioperasikan pada SPBU CODOLite yang tidak termasuk dalam jenis kerusakan yang disebutkan di atas menjadi tanggung jawan pihak pengelola SPBU CODOLite. Tindakan pemeliharaan dan perawatan yang harus dilakukan oleh pihak pengelola SPBU CODOLite sebagai bagian dari peralatan SPBU yang dioperasikan oleh pihak pengelola SPBU yaitu seperti : 1. Dispensing Pump a. Melakukan pemeriksaan visual sesuai periode yang ditetapkan oleh pabrik terhadap : kebocoran dispensing sump, saringan, Preset Counter pada Electronic Digital, Adjuster Counter, Vanebelt, Totalizer Gears dan Flex Shafts, Shear Valves. b. Apabila terjadi perubahan kondisi terhadap point 1 harus segera menghubungi PT. Pertamina atau Vendor yang ditunjuk PERTAMINA. c. Mengganti consumable part secara rutin sesuai periodikal yang ditentukan oleh Vendor. 2. Sistem Pemipaan a. Melakukan pemeriksaan visual sesuai dengan periode yang ditetapkan oleh pabrik terhadap sambungan pipa yang berada di tank sump, dispensing sump maupun manhole khusus. Universitas Sumatera Utara b. Apabila terjadi perubahan kondisi terhadap point 1 harus segera menghubungi PT. Pertamina atau Vendor yang ditunjuk PT. Pertamina. 3. Submersible Pump a. Melakukan pemeriksaan visual sesuai periode yang ditetapkan oleh pabrik terhadap kebocoran sambungan dengan pipa yang berada di tank sump, dipastikan bahwa submersible pump selalu terendam produk BBM, dan controler berfungsi dengan baik. b. Apabila terjadi perubahan kondisi teerhadap point 1 harus segera menghubungi PT. Pertamina atau Vendor yang ditunjuk PT. Pertamina. Dalam perjanjian Kontrak CODOLite ini, terdapat berbagai macam perihal yang dapat menyebabkan kerusakan pompa dispensing dan perubahan takaran pompa yang tidak ditanggung oleh PT. Pertamina yang dilakukan oleh pengelola SPBU CODOLite setiap 6 enam bulan sekali, yaitu : a. Keausan komponen mekanis pompa. b. Penggunaan alat–alat listrik dan elektronik di luar standar pompa. c. Kualias groundingarde listrik yang tidak sesuai standard kurang dari 2 Ohm. d. Penggantian filter bahan bakar minyak yang tidak teratur dan tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan: Filter bensin premiumpertamaxplus dengan kerapatan 10 mikron atau sesuai ketetuan dari pabrik dan Filter solar dengan keraparan 30 mikron atau sesuai ketentuan dari pabrik. Universitas Sumatera Utara e. Bahan bakar minyak dan campuran bahan bakar minyak yang sangat megotori filter, sehingga mengandungmengurangi laju aliran bahan bakar dan menurunkan tekanan. f. Gangguan kelistrikan yang menggangu kerja komponen elektronik seperti gangguan harmonic, tegangan kejut spikesurge, lightning, tegangan berlebihdibawah standart, frekuensi berlebihdibawah standart. Dimana standart kelistrikan adalah 220V.50Hz. g. Penggunaan generator listrik yang tidak sesuai prosedur, yaitu mengalihkan sumber daya listrik dari PLN ke Genset sebelum mesin genset panasbekerja optimal, tegangan dan frekuensi normal beum tercapai 220V.50Hz. h. Penjualan BBM selama proses pembongkaran BBM berjalan dapat mengurangi umur filter,disarankan menghentikan penjualan selama 15-30 menit setelah proses pembongkaran BBM, agar kotoran pada tangki pendam dapat mengendap dan tidak terhisap oleh pompa submersible atau dengan kata lain tidak menyumbat dispenser. i. Kebersihan tangki pendam harus terjaga, tangki yang memiliki banyak endapan air dan kotoran harus dibersihkan dengan cara menyedot air atau kotoran tersebut. Pihak PT. Pertamina akan melakukan pemeliharaan dan perawatan peralatan SPBU milik PT. Pertamina yang ditempatkan di SPBU CODOLite yang dioperasikan oleh pengelola SPBU selama umur ekonomis dari peralatan tersebut, serta perbaikan atas kerusakan peralatan milik pihak PT. Pertamina yang disebabkan karena kesalahan pemeliharaan dan atau perawatan rutin yang dilaksanakan oleh pihak PT. Universitas Sumatera Utara Pertamina, dan biaya yang timbul atas kegiatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak PT. Pertamina. Dalam pemeriksaan peralatan, PT. Pertamina setiap waktu dapat memeriksa peralatan tersebut baik secara teknis terhadap perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan maupun secara administratif untuk kelancaran pelayanan dan penyaluran BBM dan BBK serta produk lain dari SPBU tersebut. Apabila PT. Pertamina sewaktu-waktu tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, maka pihak pengelola SPBU wajib tetap mengoperasikan dan mengelola SPBU CODOLite menurut standar dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Pertamina tersebut. Penggantian atas peralatan SPBU milik pihak PT. Pertamina yang ditempatkan di SPBU CODOLite yang dioperasikan oleh pihak kedua yang telah habis umur ekonomisnya menjadi tanggung jawab dari pihak pengelola SPBU. Dan SPBU dapat melakukan penambahan pengembangan terhadap fasiltas SPBU dengan persetujuan tertulis dari pihak PT. Pertamina dengan mengikuti ketentuan dan standar yang telah ditetapkan oleh pengelola SPBU dimana seluruh biaya menjadi tanggungan pihak pengelola SPBU. 71 Kepemilikan peralatan SPBU yang ditempatkan pada SPBU CODOLite adalah milik dari PT. Pertamina yang dioperasikan oleh pihak pengelola SPBU CODOLite merupakan asset milik PT. Pertamina selama masih memiliki umur ekonomis. Dalam perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat bahwa setelah perjanjian 71 Hasil Wawancara dengan Ibu Rosdiana Tamba, Pemilik SPBU Simpang Limun Medan, Tanggal 13 Desember 2011. Universitas Sumatera Utara ini berakhir, maka peralatan SPBU milik PERTAMINA yang ditempatkan pada SPBU CODOLite yang masih memiliki umur ekonomis tetap menjadi milik PT. Pertamina. Dan apabila pengelola SPBU CODOLite ingin mengalihkan kepemilikan peralatan SPBU tersebut, pengelola SPBU diberikan kesempatan oleh PT. Pertamina untuk memilikinya dengan memenuhi ketentuan yang berlaku oleh PT. Pertamina. 72 Pihak PT. Pertamina berdasarkan pertimbangan tertentu dapat mengatur penjualan BBM dan BBK dan atau produk lain yang disediakan pihak PT. Pertamina melalui SPBU. Atau dengan kata lain harga jual BBM dan BBK serta produk lain kepada konsumen di SPBU harus mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh PT. Pertamina. Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pihak SPBU dalam rangka pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pengoperasian dan pengelolaan terhadap SPBU dan atau pengembangan kerjasama Bisnis NFR antara pihak PT. Pertamina dengan pihak pengelola SPBU tidak memiliki hubungan kerja dengan pihak PT. Pertamina sama sekali dan merupakan tanggung jawab pihak pengelola SPBU sepenuhnya. Pengelola SPBU CODOLite bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perbuatan yang dilakukannya termasuk perbuatan tenaga kerjanya dan pihak ketiga yang memiliki hubungan hukum dengan pihak SPBU CODOLite dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama pengusahaan SPBU yang telah terikat oleh Kontrak CODOLite. 72 Hasil Wawancara dengan Bapak Agustinus Hutajulu, SE, Staff Biro Hukum dan Agraria Pertamina Medan, Tanggal 9 Desember 2011. Universitas Sumatera Utara Pihak pengelola SPBU dalam hal ini tidak akan melibatkan pihak PT. Pertamina, namun tidak terbatas pada pemegang sahamnya, pengurus, direksi, komisaris, pegawai dan karyawannya dari semua gugatan dan tuntutan dari pihak lain yang timbul sehubungan dengan kerjasama ini, namun tidak terbatas pada tindakan dan perbuatan yang dilakukakan oleh selutuh tenaga kerja dan pihak ketiga yang mempunyai hubungan hukum dengan pengelola SPBU CODOLite tersebut. 73 B. Prosedur Penyerahan BBM Dan BBK Serta Perhitungan Mutu Jumlah BBm dan BBK Yang Diserahkan 1. Tata Cara Prosedur Penyerahan BBM Dan BBK Perjanjian kerjasama pengusahaan SPBU mempunyai kekuatan mengikat serta memberi kepastian hukum kepada kedua belah pihak. Jika sudah menjadi pengelola SPBU yang baru dalam menyalurkan BBM, maka pengusaha SPBU membeli bahan bakar minyak dari PT. Pertamina dengan menyetor dana ke bank yang telah ditunjuk PT. Pertamina sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 217PMK.022011 Tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Perhitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Subsidi Jenis Bahan Bakar Tertentu.. Pihak PT. Pertamina berkewajiban menyerahkan BBM dan BBK secara franco serta produk lainya kepada SPBU menurut dengan ketentuan sebagai berikut: 73 Hasil Wawancara dengan Ibu Rosdiana Tamba, Pemilik SPBU Simpang Limun Medan, Tanggal 14 Desember 2011. Universitas Sumatera Utara 1. Pembelian BBM dan BBK oleh Pengusaha dari PT. Pertamina dilakukan dengan harga dan syarat-syarat penyerahan yang ditetapkan oleh PT. Pertamina dan harga yang berlaku saat ini adalah harga pada tanggalsaat penyerahan BBM atau BBK diterima di SPBU; 2. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan SPBU ini yaitu BBM dan atau BBK yang diterima oleh Pihak SPBU dari Pihak PT. Pertamina seperti yang terdapat dalam pasal 5 perjanjian kerjasama CODOLite pembayarannya dilakukan secara transfer melalui Bank yang ditunjuk Pihak PT Pertamina. Dalam kondisi tertentu menurut pertimbangan Pihak PT. Pertamina, pihak SPBU dapat membayar dengan tunai ke Bank yang ditunjuk oleh Pihak PT. Pertamina Setelah pembayaran dilakukan maka akan diperoleh bukti yang disebut AplikasiKuitansi; 3. Data yang sudah dimasukkan ke Bank akan di input dari bank yang bersangkutan. Karena itu, untuk penginputan ini diperlukan kode langganan SPBU tersebut agar Delivery Ordernya DO keluar. Jadi, semua data SPBU yang dimasukkan baik oleh bank ataupun oleh PT. Pertamina, Delivery Ordernya DO akan langsung keluar di Plumpang lokasi pengambilan minyak. 4. Peralihan hak dan tanggung jawab PT. Pertamina atas jumlah dan mutu BBM dan BBK yang diserahkan kepada pengusaha SPBU adalah pada saat BBM dan BBK diserahkan di flange mobil tangki BBM atau BBK menuju tangki timbun pada SPBU yang dibuktikan dengan ditanda tanganinya tanda terima BBM dan BBK oleh pihak pengelola SPBU atau wakil yang ditunjuknya; Universitas Sumatera Utara 5. Besarnya jumlah BBM dan BBK yang diserahkan Pertamina kepada pengusaha SPBU disepakati oleh kedua belah pihak, dengan menggunakan alat ukur PT. Pertamina yang memakai takaran berupa Indeks Baut di mobil tangki bermotor; 6. Harga penjualan BBM di SPBU adalah harga yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kepres dan ditetapkan oleh PT. Pertamina untuk bahan bakar khusus; 7. Margin: Pengusaha SPBU memperoleh imbalan yang disebut margin yang besarnya ditentukan oleh Pemerintah dan ditentukan oleh PT. Pertamina untuk produk bahan bakar khusus; 8. Cara pengangkutan BBM dari terminal transitinstalasidepot PT. Pertamina ke SPBU dilaksanakan hanya dengan mobil tangki yang ditunjuk oleh Pertamina. Dan bila dianggap perlu, pengusaha dapat memeriksa kelengkapan dan keakuratan alat ukur mobil tangki indeks baut maupun meter arus di terminal transitdepot PT. Pertamina; 9. Syarat penyerahan BBM dan BBK dari Pertamina ke SPBU adalah franko SPBU. Ongkos angkut BBM dari terminal transitdepot PT. Pertamina sampai SPBU menjadi tanggung jawab agen penyalur; 10. Unit pompa yang digunakan di SPBU hanya yang menggunakan literan dan menampilkan total volume serta harga penjualannya; 11. Penjualan bahan bakar minyak dan bahan bakar khusus dari SPBU dilaksanakan secara langsung kepada konsumen pemakai kendaraan; Dimana penyaluran bahan bakar oleh PT. Pertamina yang akan disalurkan kepada SPBU memiliki tata cara atau prosedur yang digunakan, yaitu menurut ketentuan Universitas Sumatera Utara Kep. Presiden RI no. 45 Tahun 2001 Tanggal 29 Maret 2001, Tentang Tata Cara Penjualan atau Penyerahan Bahan Bakar Mintak Untuk Keperluan Dalam Negeri. 2. Jumlah dan Mutu BBM Pertamina menetapkan jumlah, jenis serta mutu BBM yang dijual di SPBU, dan pihak pengelola SPBU berkewajiban untuk menjaga keakuratan mutu dan jumlah BBM dan BBK seperti yang terdapat dalam Pasal 6 ayat 12,13 dan 14 dalam perjanjian pengusaan SPBU CODOLite dimana segala ketentuannya yaitu seperti: 1. Jenis BBM dan gas yang dijual di SPBU adalah BBM dan gas yang dibutuhkan oleh konsumen kendaraan bermotor yang saat ini berupa: Premium, Premix, Pertamax Plus, Minyak Solar, BBG Bahan Bakar Gas, dan Elpiji. 2. Pengusaha SPBU dilarang mengubah atau menyuruh pihak lain untuk merubah mutu dan susunan komposisi BBM atau BBK yang disalurkan. 3. Pengusaha juga dilarang untuk menjual BBM atau BBK tanpa melalui unit pompa yang tersedia di SPBU serta menjaga keakuratan mutu dan jumlah BBM atau BBK yang dijual kepada konsumen.

C. Kerjasama Pengembangan Bisnis NFR Non Fuel Retail