Deskriptif Mengenai PT. Pertamina

BAB II KESEIMBANGAN HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM

PERJANJIAN KERJASAMA PENGUSAHAAN SPBU DALAM KONTRAK CODOLite

A. Deskriptif Mengenai PT. Pertamina

Salah satu kekayaan alam yang terpenting dari sekian banyak ragam kekayaan yang terdapat didalam bumi ini sebagai penunjang kehidupan rakyat Indonesia khususnya, dan bangsa di dunia pada umumnya adalah kekayaan minyak dan buminya dengan jumlah yang cukup besar sebagai suatu energi terpenting dalam kedudukanya dewasa ini. Kekayaan alam ini termasuk pula kekayaan alam yang terdapat di dalam bumi Indonesia yang di sebut sebagai bahan galian. Oleh sebab itu bahan galian dibagi menjadi 3 tiga golongan bahan galian guna menentukan kepada siapa pelaksanaan masing-masing golongan itu dapat diserahkan, yang mana terhadap hal ini diatur dalam Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan. Pasal 3 ayat 1 menentukan sebagai berikut : 1. Bahan Galian yang strategis; 2. Bahan galian yang vital; 3. Bahan galian yang tidak termasuk dalam butir a dan butir b. 56 PT. Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang ditugaskan pemerintah untuk mengolah kegiatan migas dan panas bumi di Indonesia. Terbentuknya PT. Pertamina berlangsung melalui proses panjang, yang 56 ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, Pasal 3 Universitas Sumatera Utara tidak lepas dari semangat perjuangan bangsa. Pencarian minyak di wilayah Indonesia berawal dengan dibornya empat unsur eksplorasi pertama pada penghujung abad ke -18 oleh Jan Reerink seorang berkebangsaan Belanda. Mengenai industri perminyakan di Indonesia sudah mulai sejak jaman penjajahan Belanda. Pengeboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh Jan Reerink bersama rekannya Van Hoevel di Cibodas Malajaya dan Paliman dekat Cirebon Jawa Barat pada tahun 1871, tetapi kurang berhasil. Kemudian diikuti A.J. Zijlker pada tanggal 15 Juni 1885, A.J. Zijlker pengusaha perkebunan tembakau, berhasil mengebor sumur produksi di Telaga Sawid, Langkat, Sumatera Utara, yang waktu itu masih disebut Sumatera Utara. Pada masa antara 1885-1890 telah terjadi beberapa penemuan minyak bumi di daerah Ledok Jawa Timur, di desa minyak Hitam di Muara Enim Palembang dan Riam Kiwa dekat Sanga-Sanga Kalimantan Timur. Lapangan minyak di Selatan Surabaya mulai beroperasi pada tahun 1888. 57 Berdasarkan data dengan memanfaatkan peralatan yang ditinggikan oleh CALTEX, pihak Jepang melanjutkan eksplorasi. Pada akhirnya tahun 1944 berhasil menemukan ladang minyak di daerah Minas RIAU, yang kemudian berkembang menjadi ladang minyak yang terbesar di Asia Tenggara. Setelah Jepang kalah perang maka pada bulan September 1945 di bawah tekanan karyawan Indonesia dan para pejuang kemerdekaan, pihak Jepang menyerahkan seluruh tambang minyak yang ada di pangkalan Brandan kepada anggota pemerintah 57 Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Nasional, Perkembangan Industi Perminyakan Indonesia, Jakarta: Birp Humas dan HLN PERTAMINA, 1990, hal. 14 Universitas Sumatera Utara Republik Indonesia di Sumatera Utara. Segera setelah itu dibentuk perusahaan minyak yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia Sumatera Utara. Atas kesepakatan Konferensi Meja Bundar KMB pada bulan Agustus 1952, pemerintah merencanakan untuk mengembalikan lahan konsesi milik SHELL di Sumatera Utara dan Jawa yang telah diusahakan oleh perusahaan nasional. Kemudian lapangan minyak Sumatera Utara, Langkat dan Langsa Aceh digabungkan dalam satu perusahaan yang bernama Tambang Minyak Sumatera Utara TMSU. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah menyerahkan pengelolaan TMSU kepada Staf Angkatan Darat KSAD. TMSU kemudian diubah, menjadi PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara PT ETMSU yang dipimpin oleh kolonel Dr. Ibnu Sutowo. Pada tanggal 10 Desember 1957 nama PT. ETMSU diubah menjadi PT PERUSAHAAN MINYAK NASIONAL yang disingkat PT. Pertamina. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari ulang tahun PERTAMINA. Pada tanggal 31 Desember 1959 diubah namanya menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia PT PERMINDO. Setelah kegiatan PERMINDO berakhir, pemerintah Indonesia tidak bersedia melanjutkan usaha bersama ini, dan kemudian membeli separuh saham yang dimiliki BPM pada perusahaan tersebut. 58 PT PERMINDO kemudian dilikwidasi dan kekayaannya yang telah berada ditangan pemerintah Indonesia dijadikan modal untuk mendirikan Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia PN. Pertamina berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1961. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, pada bulan 58 Ibid. Universitas Sumatera Utara Agustus 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1968, pemerintah mengintegrasikan PN PERTAMINA dan PN PERTAMINA menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional PN PERTAMINA. Karena perkembangan PN PERTAMINA maju dan pesat, maka pemerintah merasa perlu untuk memperkokoh landasan hukum dan landasan operasinya. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. Permina dan setelah merger dengan PN.Pertamin di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN. Pertamina. Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Bumi Negara, sebutan perusahaan berubah menjadi Pertamina. Pada tanggal 15 September 1971 diperundangkan UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara UU PERTAMINA. Dengan demikian PN. Pertamina berubah menjadi Pertamina. 59 Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero, dan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998, dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina Persero pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 59 Ibid hal.15 Universitas Sumatera Utara 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 60 PT. Pertamina Persero didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH. No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Sesuai dengan akta pendiriannya, maksud didirikannya Pertamina adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan. Dengan kata lain tujuan PT. Pertamina yaitu membangun dan melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dalam arti seluas-luasnya untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat dan negara serta menciptakan Ketahanan Nasional. 61 Tujuan dari PT. Pertamina yaitu: 1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien. 2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 60 Sejarah PERTAMINA, diakses dari http:www. pertamina.com, tanggal 09 Desember 2011 61 Undang-Undang No. 8 Tahun 1971 tentang PERTAMINA , Ps. 5 Universitas Sumatera Utara PT. Pertamina melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha tersebut meliputi: 62 1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya; 2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik PT. Pertamina; 3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas LNG dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG; 4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3. Berkaitan dengan salah satu kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Pertamina, yaitu menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya, maka PT. Pertamina memproduksi antara lain produk- produk hasil olahan minyak dan gas bumi yang meliputi Bahan Bakar Minyak yang terdiri dari minyak bensin, minyak solar, minyak tanah, minyak diesel, dan minyak bakar, Bahan Bakar Khusus BBK, Non BBM, petrokimia, pelumas, dan gas, yang terdiri dari LPG Liqueifield Petroleum Gas, BBG Bahan Bakar Gas, dan Musicool Pengganti CFC yang ramah lingkungan. PT. Pertamina sebagai perusahaan yang mengelola Minyak dan Gas Bumi mempunyai 3 tiga fungsi perusahaan. Fungsi tersebut diatur didalam Keputusan 62 Op.cit hal.16 Universitas Sumatera Utara Presiden Nomor 169 Tahun 2000 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Pertamina yang berbunyi sebagai berikut : 1. Fungsi utama perusahaan adalah : a. Perumusan kebijaksanaan dalam pegusahaan pertambangan minyak dan gas bumi, hasil-hasil minyak dan gas bumi serta produk-produk lanjutannya dan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya panas bumi, b. Pelaksanaan usaha-usaha eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, pemurnian pengelolahan minyak dan gas bumi termasuk usaha petrokimia pengangkutan dan penjualan minyak dan gas bumi, hasil-hasil minyak dan gas bumi, produk petrokimia dan produk-produk lainya, serta usaha eksplorasi dan eksploitasi sumber daya panas bumi, c. Pelaksanaan penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri. 2. Fungsi organik Perusahaan meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam bidang- bidang sebagai berikut : a. Pengamatan perusahaan dan lingkungan kegiatan usaha, keselamatan kerja, pengendalian dan perlindungan lingkungan hidup dalam wilayah kuasa pertambangan dan lokasi operasinya; b. Pembinaan personil yang meliputi pengadaan dan pengerahan, penggunaan, perawatan dan hubungan ketenagakerjaan, pendidikan dan latihan serta pengurusan administrasinya; Universitas Sumatera Utara c. Keuangan yang meliputi manajemen keuangan, anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pengendalian; d. Angkutan minyak dan gas bumi serta hasil-hasilnya melalui darat, pipa dan air, perka palan, kebandaraan, prasarana maritim, dan komunikasi elektronika; e. Pembinaan pengusahaan kontraktor asing; f. Pembinaan hukum, hubungan masyarakat, penyelenggaraan inventarisasi dan sistem informasi; g. Logistik dalam rangka penyediaan materiil, fasilitas dan jasa yang meliputi pembekalan, angkutan, pemeliharaan, konstruksi dan kesehatan; h. Administrasi umum yang meliputi tata usaha perkantoran. 3. Fungsi pembinaan Perusahaan meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam bidang-bidang sebagai berikut : a. Penelitian dan pengembangan Perusahaan, b. perencanaan baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, c. pengorganisasian dan ketatalaksanaan, d. pengelolahan kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, e. pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan perusahaaan”. 63 Pengusaha pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya panas bumi memiliki peranan yang penting dalam 63 Keputusan Presiden No. 11 tahun 1990 tentang Pokok-Pokok Organisasi PERTAMINA, Ps. 5 Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pembangunan nasional, dan penyelenggaraanya perlu sejauh mungkin diarahkan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Adapun tujuan perusahaan menurut undang-undang PT. Pertamina adalah membangun dan melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dalam arti seluas-luasnya untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat dan negara serta menciptakan Ketahanan Nasional” 64 Dengan demikian maka sebagai satu-satunya perusahaan milik Negara yang diberi wewenang untuk melaksanakan usaha pertambangan di Indonesia, pengelolahan dan pengurusan terhadap bahan-bahan galian minyak dan gas bumi ini harus benar-benar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan negara dan bangsa untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

B. Bentuk-bentuk Perjanjian Kerjasama Pengusahaan SPBU CODOLite