Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama

menunjukkan adanya efisiensi manajemen asset karena semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rata-rata dari ROA sebesar .0335 dengan standart deviasi 15679 hal ini menunjukkan bahwa kondisi ROA perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara ROA maximum dengan ROA minimum cukup besar, nilai standart deviasi ROA lebih besar dari nilai rata-rata ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel ROA tidak berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai DER minimum sebesar -46.76 yang menunjukkan bahwa DER negatif mengindikasikan bahwa hutang yang digunakan oleh perusahaan tersebut tidak memberikan manfaat bagi perusahaan, bahkan nilai hutang tersebut mengalami penurunan. Sedangkan nilai DER maximum sebesar 19.91 menunjukkan adanya efisiensi hutang karena semakin tinggi DER maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rata- rata dari DER sebesar 1.1910 dengan standart deviasi 5.13584 hal ini menunjukkan bahwa kondisi DER perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara DER maximum dengan DER minimum cukup besar, nilai standart deviasi DER lebih besar dari nilai rata-rata DER. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel DER tidak berdistribusi normal.

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Universitas Sumatera Utara Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. 5.1.2.1. Uji normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas data dengan normal Probability Plot dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.1 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Gambar 5.1. Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, pengujian ini adalah pengujian paling valid atas asumsi normalitas. Untuk mengetahui hasil uji normalitas dari masing-masing variabel dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut: Tabel 5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 115 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 8.47194484E2 Most Extreme Differences Absolute .241 Positive .210 Negative -.241 Kolmogorov-Smirnov Z 2.581 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Dari hasil uji normalitas pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa variabel DER, ROA, ROE, BVS, PER, HGS dan EPS memiliki data yang tidak berdistribusi normal karena nilai signifikansi dari masing-masing variabel sebesar 0,000 0,05. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi Universitas Sumatera Utara data dengan Logaritma natural Ln dengan menggunakan SPSS. Caranya adalah dengan melakukan logaritma natural terhadap semua variabel yang tidak berdistribusi normal. Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasil uji normalitas setelah melakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat dari gambar normalitas Probability Plot pada Gambar 5.2 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi Dari grafik normal Probability Plot pada Gambar 5.2 terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan logaritma natural, grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Untuk meyakinkan bahwa data penelitian ini benar-benar normal, maka akan dilakukan pengujian uji statistik non Universitas Sumatera Utara parametrik dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam Tabel 5.3 berikut: Tabel 5.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 77 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .66212781 Most Extreme Differences Absolute .075 Positive .075 Negative -.059 Kolmogorov-Smirnov Z .657 Asymp. Sig. 2-tailed .781 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan transformasi data dengan logaritma natural, maka semua data variabel yang diuji menjadi normal dengan nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal. 5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik Scatter-Plot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu Universitas Sumatera Utara yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Di mana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah diprediksi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatter-Plot berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Gambar 5.3. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik Scatterpplot pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 5.1.2.3. Uji autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson DW. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5.4. Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .732 a .536 .496 .65387 1.961 a. Predictors: Constant, Ln_EPS, Ln_DER, Ln_ROA, Ln_BVS, Ln_PER, Ln_ROE b. Dependent Variable: Ln_HGS Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Nilai D-W tersebut berada di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang digunakan. a. Jika nilai D-W berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai D-W berada di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi. c. Jika nilai D-W berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini sebesar 1,544, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model yang digunakan pada penelitian ini. 5.1.2.4. Uji multikolinieritas Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflation Factor Universitas Sumatera Utara VIF. Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 atau jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut: Tabel 5.5. Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.866 .808 Ln_DER .145 .083 .178 .698 1.433 Ln_ROA .293 .186 .328 .168 5.939 Ln_ROE -.026 .171 -.033 .155 6.455 Ln_BVS .784 .109 .656 .875 1.143 Ln_PER .245 .086 .276 .780 1.283 a. Dependent Variable: Ln_HGS Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai tolerance pada variabel LnDER, LnROA, LnROE, LnBVS dan LnPER 0,10 dan VIF-nya 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen artinya tidak terjadi multikolinieritas.

5.2. Hasil Analisis Data Model Pertama