Kerangka Konseptual KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham Y sedangkan variabel independen terdiri dari Debt to Equity Ratio X 1 , Return On Assets X2, Return On Equity X3, Book Value Per Share X4 dan Price Earning Ratio X5. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Terdapat perbandingan yang berarti dalam dua hal yang dapat dibuat melalui rasio Debt to Equity Ratio DER x 1 Return On Assets ROA x 2 Return On Equity ROE x 3 Book Value Per Share BVS x 4 Earning Per Share EPS M Harga Saham Y Earning Per Share PER x 5 Universitas Sumatera Utara keuangan Purnomo, 1998. Pertama, dapat dibandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan trend yang sedang terjadi. Kedua, dapat dibandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan bank lain yang masih bergerak pada industri yang relatif sama pada periode tertentu. Penilaian keunggulan dan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan dengan bank yang lain dalam industri tertentu atau antara perusahaan dengan rata-rata perusahaan dalam industri yang sama dapat diketahui dengan cara yang kedua ini. Debt to equity ratio DER merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki bank. Total debt merupakan total liabilities baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan total shareholders equity merupakan total modal sendiri total modal saham yang disetor dan laba yang di ditahan yang dimiliki bank. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimiliki bank. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek dan jangka panjang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban bank terhadap pihak luar kreditur. Price earning ratio PER merupakan perbandingan antara harga saham di pasar bursa market price dengan earning per share EPS dari saham yang bersangkutan. Total Assets menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya dan sekaligus menunjukkan efesiensi biaya yang dikeluarkan. Book Value Per Share BVS ditunjukkan dengan perbandingan antara Total Shareholders Equity dengan Total Shares Outstanding. Rasio ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book Value Per Share BVS yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami perubahan setiap harinya hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat terhadap nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor- faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi ROA, ROE dan EPS. Menurut Husnan 2001: 94 banyak sekali investor hanya mengambil Earning Per Share EPS sebagai pembanding dan beranggapan bahwa Earning Per Share EPS rendah berarti perusahaan tersebut dijual dengan harga murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab seringkali Earning Per Share EPS yang rendah dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya masalah pada perusahaan tersebut. Selain Earning Per Share EPS menjadi kurang relevan menilai kinerja operasional perusahaan karena distorsi angka laba rugi bersih akibat penerapan Universitas Sumatera Utara metode akuntansi pada laba rugi ataupun akibat selisih kurs. Earning Per Share EPS digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa. 3.2. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Debt to Equity Ratio DER, Return On Assets ROA dan Return on Equity ROE, Book Value Per Share BVS, dan Price Earning Ratio PER berpengaruh terhadap harga saham. H2 : Debt to Equity Ratio DER, Return On Assets ROA dan Return on Equity ROE, Book Value Per Share BVS, dan Price Earning Ratio PER berpengaruh terhadap harga saham dengan Earning Per Share EPS sebagai variabel moderating. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN