Ln_ PER, 0,10 dan VIF-nya 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen artinya tidak terjadi multikolinieritas.
5.5. Hasil Perumusan Model Kedua
5.5.1. Persamaan Uji Residual
Dalam pengolahan data dengan menggunakan uji residual akan dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Menurut Ghozali 2009:207 pengujian variabel moderating mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antar variabel independen,
hal ini akan menyelahi asumsi klasik. Untuk mengetasi multikolonieritas maka di kembangkan uji residual Hasil persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 5.13 berikut ini:
Tabel 5.13. Persamaan Uji Residual Model Pertama
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Zero-
order
Partial Part Tolerance VIF
1 Constant
1.808 .774
2.336 .022
Ln_DER .024
.080 .019
.305 .762
.220 .036
.016 .698
1.433 Ln_ROA
.126 .178
.091 .707
.482 .562
.084 .037
.168 5.939
Ln_ROE .415
.164 .341
2.532 .014
.583 .288
.134 .155
6.455 Ln_BVS
.782 .104
.425 7.491
.000 .578
.664 .397
.875 1.143
Ln_PER -.601
.082 -.437
-7.285 .000
-.687 -.654 -.386
.780 1.283
a. Dependent Variable: Ln_EPS
Sumber: Hasil Analisis Data
Dari Tabel 5.13 tersebut, maka model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
LnEPS = 1.808 + 0,024 LnDER + 0,126 LnROA + 0,415 LnROE
Universitas Sumatera Utara
+ 0,782 LnBVS – 0,601 LnPER + e
Tabel 5.14 Persamaan Uji Residual Model Kedua
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
.901 .363
2.482 .015
Ln_HGS -.076
.058 -.150
-1.315 .193
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Hasil Analisis Data
Dari Tabel 5.14 tersebut, maka model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
e = 0,901 - 0,076 Ln_ Harga Saham + e
Berdasarkan hasil uji statistik F yang dilakukan diketahui bahwa nilai F tidak signifikansi sebesar 0,193 0,05 disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share
bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat pengaruh antara DER,
ROA, ROE, BVS dan PER terhadap harga saham.
Dari hasil uji statistik diatas banyak sekali investor hanya mengambil EPS sebagai pembanding dan beranggapan bahwa EPS rendah berarti perusahaan tersebut
dijual dengan harga murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab seringkali PER yang rendah dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya masalah
pada perusahaan tersebut. Selain PER menjadi kurang relevan menilai kinerja operasional perusahaan karena distorsi angka laba rugi bersih akibat penerapan
metode akuntansi pada laba rugi ataupun akibat selisih kurs EPS digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa. Karena itu menurut
Universitas Sumatera Utara
Husnan 2001: 94 meskipun diakui bahwa analisis EPS merupakan analisis yang relatif sederhana, tetapi karena itu membantu analisis saham dalam memusatkan
keputusan mereka, variabel-variabel yang membentuk EPS bisa diidentifikasikan, sehingga penganalisis bisa memusatkan perhatian pada variabel yang dianggap
penting. Perumusan EPS dalam model statistik akan membantu penganalisis karena bisa diperoleh semacam patokan untuk menilai kewajaran EPS yang lalu, hal ini
sesuai dengan penelitian terdahulu menurut Setyawan 2006 bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham, karena dengan EPS akan memudahkan dalam
mengenalis variable-variabel seperti DER, ROA, ROE, BVS dan PER. Semakin kecil angka DER ini, berarti semakin besar jumlah aktiva yang
didanai oleh pemilik perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditor dan hal ini berhubungan dengan EPS yang beredar. Dari hasil perhitungan didapat nilai DER
yang cukup tinggi, hal ini menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri sehingga semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar Hasil dari penelitian ini ROA memiliki pengaruh cukup besar terhadap harga
saham. Sehingga ROA dapat dijadikan salah satu pertimbangan investor dalam menginvestasikan dananya, sehingga harus mengkoreksi kembali prospek kegiatan
yang dijalankan perusahaan agar lebih produktif. Sehingga para pemegang saham para pemegang saham akan merasakan keuntungan yang lebih besar dari biaya
modalnya
Universitas Sumatera Utara
ROE yang positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan dengan kemampuan modal sendiri yang dapat
menguntungkan para pemegang saham, hal ini berhubungan dengan earning per share yang ada.
BVS merupakan sebuah ukuran yang digunakan oleh pemilik saham biasa di perusahaan untuk menentukan tingkat keselamatan yang terkait dengan setiap saham
individu setelah semua utang dibayar sesuai, sehingga akan berhubungan dengan jumlah lembar sahan EPS yang beredar.
PER merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur
nilai saham. PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan PER juga merupakan ukuran untuk
menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Pada penelitian ini EPS bukan merupakan variabel moderating, ini dapat
dilihat dari hasil statistik yang menunjukan hasil EPS tidak signifikan yaitu dengan nilai 0,193 0,05 maka dalam penelitian ini EPS bukan merupakan variabel
moderating yang memperkuat hubungan antara DER, ROA, ROE, BVS dan PER terhadap harga saham. Sedangkan pengaruhnya terhadap harga saham hanya variabel
BVS dan PER yang berpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity, Book Value Per Share dan Price Earning Ratio berpengaruh signifikan
dengan harga sahan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Setyawan 2006 karena
perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. 2. Secara parsial hanya variabel Book Value Per Share dan Price Earning Ratio
yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Return On Equity tidak berpengaruh secara
signifikan, berdasarkan penelitian terdahulu Setyawan 2006 bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham, sementara pada penelitian ini variabel EPS
merupakan variabel moderating yang mempengaruhi harga saham. 3. Pengujian hipotesis kedua secara simultan dan parsial variabel earning per share
bukan merupakan variabel moderating, karena nilai koefisien parameternya negatif dan tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara