Analisis Pengujian Daya Serap Air Analisis Pengujian Termal Dengan DTA

Dan berdasarkan SNI 08-1991-03 untuk persyaratan aspal beton nilai kuat tekannya sebesar 15-40 MPa. Ini berarti semua campuran aspal yang diujikan belum memenuhi ini standar kekuatan dari campuran aspal beton. Hal ini disebabkan karena untuk persyaratan campuran aspal beton tersebut menggunakan agregat kasar kerikil dan agregat halus pasir yang lolos saringan 2,36 mm. Sementara dari pengujian skala laboratorium, untuk agregatnya yang digunakan hanya pasir yang lolos saringan 0,6 mm. Sehingga hasil kuat tekan dari campuran aspal tersebut belum memenuhi Standar Nasional Indonesia.

4.2.2 Analisis Pengujian Daya Serap Air

Berdasarkan Gambar 4.3 diatas terlihat daya serap air minimum pada sampel campuran aspal dan polipropilena variasi 70:30 yaitu 0,24, dan daya serap air maksimum pada campuran aspal tanpa polipropilena yaitu sebesar 0,78. Dan rata- rata daya serap air dari campuran aspal dengan polipropilena yaitu sebesar + 0,38. Ini menunjukkan bahwasanya efektifitas penggunaan polipropilena sebagai bahan aditif cukup baik karena dapat mengurangi daya serap air sampai + 0,4. Hal ini dikarenakan sifat polipropilena yang tahan terhadap air. Menurut Tapkin 2007, banyaknya kandungan air di dalam campuran aspal cenderung mengurangi daya tahan campuran aspal karena menyebabkan erosi. Sehingga dengan ditambahkannya bahan polipropilena, persentase daya serap air menjadi lebih kecil. Pada komposisi aspal dan polipropilena 70:30 nilai daya serap airnya paling minimum diantara semua variasi dan ini menunjukkan bahwa pada komposisi tersebut adalah yang terbaik untuk uji daya serap air, dikarenakan polipropilena menyebar merata homogen di dalam campuran tersebut sehingga menghalangi sebahagian air untuk masuk kedalam agregat. Berdasarkan SNI-03-1969-1990, diketahui bahwa kandungan air dalam campuran aspal maksimum sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel yang telah diujikan, untuk nilai penyerapan airnya telah memenuhi standar minimum penyerapan air terhadap agregat pasir menurut Standar Nasional Indonesia. Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Analisis Pengujian Termal Dengan DTA

Berdasarkan Gambar 4.4 tersebut untuk campuran aspal dan polipropilena 70:30, diketahui suhu transisi gelas T g sebesar 343 o C dengan terjadi kenaikan suhu eksoterm, dan suhu dekomposisi T m nya sebesar 454 o C dan terjadi kenaikan suhu eksoterm. Sedangkan untuk Gambar 4.5 untuk campuran aspal tanpa penambahan polipropilena, diketahui suhu transisi gelas T g sebesar 325 o C dan 395 o C, dan suhu dekomposisi T m nya sebesar 509 o C yang juga keduanya menunjukkan terjadinya kenaikan suhu eksoterm. Suhu transisi gelas dari campuran aspal dengan agregat sebesar 325 o C dan 395 o C menunjukkan adanya kandungan-kandungan dari senyawa maltene yang terpisah dari asphaltene dalam aspal. Sedangkan suhu transisi gelas campuran aspal dan polipropilena variasi 70:30 sebesar 343 o C menunjukkan adanya rantai-rantai kecil dari senyawa-senyawa radikal yang terbentuk, dan meleleh lebih dahulu serta terpisah dari ikatan-ikatan silang dari senyawa radikal antara polipropilena, aspal dan MAH.. Adanya perbedaan suhu dekomposisi T m dari campuran aspal dengan polipropilena variasi 70:30 sebesar 454 o C dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan suhu dekomposisi campuran aspal dengan agregat tanpa penambahan polipropilena, rendahnya nilai dekomposisi dengan penambahan polipropilena tersebut karena banyaknya terjadi reaksi persaingan antara senyawa-senyawa radikal dari aspal, polipropilena, dan MAH dalam campuran tersebut ini sehingga ikatan- ikatan silang yang terbentuk pun sedikit dan menyebabkan nilai dekomposisi rendah. Menurut Widia 2010, adanya kehadiran bahan polimer ini dapat meningkatkan sifat mekaniknya namun sekaligus memberikan titik dekomposisi yang rendah. Jadi, berdasarkan pengujian sifat termal dengan menggunakan DTA tidak menunjukkan hasil yang jauh lebih baik apabila aspal dan agregat ditambahkan dengan polipropilena. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Analisis Pengujian Dengan Spektroskopi FT-IR