BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan yang merupakan pendukung utama untuk perkembangan pembangunan di Indonesia. Jalan juga melayani 80 -90 mobilisasi seluruh angkutan barang dan
orang. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan pada jalan tidak dapat dihindari karena beban yang ditanggung akibat aktivitas mobilisasi angkutan orang dan barang
tersebut, serta diperparah juga oleh situasi iklim di Indonesia yang tropis, kelembaban dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan intensitas sinar matahari yang tinggi
sepanjang tahun, curah hujan yang tinggi juga dapat memperpendek umur jalan
sehingga banyak ditemui jalan-jalan yang sudah rusak.
Aspal konvensional yang biasa digunakan sebagai bahan campuran panas hotmix cenderung memiliki viskositas dan titik lembek yang rendah, mudah
dipengaruhi oleh suhu dan beban yang melintas diatasnya. Pada siang hari di Indonesia dengan suhu yang tinggi ditambah dengan adanya beban dari lalu lintas
yang besar akan semakin memperbesar kemungkinan perkerasan lentur jalan akan mengalami kerusakan yang permanen. Sementara itu, terkait dengan curah hujan yang
tinggi, air hujan akan sering menggenangi permukaan jalan. Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung
didalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semula kecil dapat
membesar lebih cepat. Selain itu, kerusakan pada jalan aspal umumnya berkaitan
dengan beban roda yang berat, peningkatan tekanan ban,eskalasi atau meningkatnya
jumlah lalulintas dan kerusakan kelembaban Brown, 1990
Universitas Sumatera Utara
Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan dari aspal konvensional tersebut adalah dengan menggunakan aspal modifikasi sebagai material campuran. Para
peneliti aspal telah memfokuskan perhatian pada sifat –sifat pemodifikasi aspal yang diperoleh dari interaksi antara komponen aspal dan aditif polimer. Dalam hal ini
terlihat bahwa keterpaduan aditif polimer yang sesuai kedalam campuran aspal dapat dipersiapkan sifat –sifat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kontribusi pengikat
aspal untuk kinerja pengaspalan Terrel, 1986; Khosia, 1989.
Aspal modifikasi modified bitumen merupakan jenis aspal yang dimodifikasi karakteristiknya sehingga memiliki sifat –sifat positif yang dibutuhkan. Untuk polimer
yang efektif digunakan di jalan raya, maka harus meningkatkan resistensi terhadap keretakan letih, mengurangi cakupan deformasi permanen dan mengurangi pengerasan
pada suhu media dan suhu tinggi. Polimer harus memperbaiki tidak hanya sifat –sifat AC, tetapi harus memperbaiki kinerja kombinasi agregat pengikat dengan baik King,
1986.
Berbagai penelitian sudah dilakukan seperti Pei-Hung 2000 telah memodifikasi pada polietilen, polipropilen, dan karet EPDM dengan aspal. Singh
1992 melihat reaksi kimia dari campuran aspal dengan polipropilen dan polietilen dari sisi thermal bahan yang dihasilkan. Yang 2010 Melihat mekanisme dan kinetika
dari reaksi antara aspal dengan anhidrat maleat. Masahiko 1997 menguji reaksi grafting yang terjadi antara polipropilen dengan aspal guna meningkatkan sifat
mekanik. Mothe 2008 mengkarakterisasi campuran aspal dengan TGDTG, DTA dan FTIR.
Disamping itu, polipropilena PP adalah salah satu polimer termo-plastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan,
tekstil contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet, alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan laboratorium, pengeras
suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer. Plastik polipropilen juga digunakan untuk membuat alat-alat dirumah sakit, komponen mesin cuci, komponen
mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung. Cukup banyak pemanfaatan polipropilena dalam aplikasi kehidupan bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Begitu pula dengan limbahnya. Hal tersebutlah yang ingin coba dimanfaatkan pengelolaan limbah tersebut. Karena polipropilena mempunyai sifat sangat kaku, berat
jenis rendah, tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas dan tidak mudah retak Anonim, 2010a.
Pada campuran antara aspal dengan agregat yang ditambahkan bahan aditif polipropilena hanya akan terjadi ikatan fisis sehingga membuat bahan aditif yang
ditambahkan hanya berfungsi sebagai agregat. Perlunya penggunaan bahan peroksida seperti dikumil peroksida sebagai inisiator dan juga penambahan maleat anhidrat
sebagai pengikat sambung silang crosslinker dalam campuran aspal tersebut, akan menghasilkan ikatan kimia yang kuat dalam campuran aspal tersebut dan
menyebabkan agregat terperangkap diantara ikatan sambung silang yang terjadi antara aspal dengan polipropilena.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang pemanfaatan polipropilena daur ulang yang dicampurkan dengan aspal untuk
pembuatan aspal polimer menggunakan proses ekstruksi . Pemanfaatan polipropilena daur ulang ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan dan memperbaiki kualitas
campuran aspal tersebut.
1.2 Permasalahan