Analisis Pengujian Kuat Tekan

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Pengujian Kuat Tekan

Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan, diketahui bahwa penambahan polipropilena sebagai aditif dalam campuran aspal menunjukkan adanya peningkatan daya tahan sampel terhadap beban yang diberikan, hal ini terlihat jelas dari diagram pada Gambar 4.1 tersebut. Dimana pada gambar tersebut terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara campuran aspal dengan polipropilena dan campuran aspal tanpa polipropilena. Untuk campuran aspal tanpa penambahan polipropilena bentuk kurva terlihat agak melebar kesamping, hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kekuatan dari campuran aspal tersebut untuk menahan beban yang diberikan selain hanya bergantung pada kekuatan agregat pasir semata. Sementara untuk campuran aspal dengan bahan polipropilena, bentuk kurvanya hampir sama dimana bentuk kurvanya menurun kemudian sedikit melengkung dibawah yang menunjukkan bahwa peranan polipropilena yang memiliki sifat yang keras mampu menahan beban yang ada. Pada Gambar 4.2 tersebut terlihat jelas bahwa nilai kuat tekan maksimum pada komposisi aspal dan polipropilena 70:30 sebesar 2,73 MPa. Sedangkan nilai kuat tekan minimum pada komposisi aspal dan polipropilena 100:0 sebesar 0,39 MPa. Sementara pada komposisi aspal dan polipropilena 60:40 sebesar 2,28 MPa. Seharusnya berdasarkan sifat yang dimiliki polipropilena yang keras dan kaku, cenderung semakin banyak komposisi polipropilena ditambahkan ke dalam campuran hasilnya akan semakin lebih kuat, akan tetapi pada variasi 60:40 menunjukkan kekuatan tekannya jauh lebih rendah dibandingkan variasi 70:30. Hal ini disebabkan karena pada variasi 70:30 campurannya lebih homogen dan dispersi dari pada agregat pasir merata pada ikatan yang terjadi antara aspal dengan polipropilena. Komposisi polipropilena yang cukup besar dengan diiringi semakin kecilnya komposisi dari aspal dapat menyebabkan daya rekat antara aspal, polipropilena, dan agregat pasir menjadi semakin rendah, hal ini disebabkan karena polipropilena tidak dapat berikatan dengan pasir. Universitas Sumatera Utara Dan berdasarkan SNI 08-1991-03 untuk persyaratan aspal beton nilai kuat tekannya sebesar 15-40 MPa. Ini berarti semua campuran aspal yang diujikan belum memenuhi ini standar kekuatan dari campuran aspal beton. Hal ini disebabkan karena untuk persyaratan campuran aspal beton tersebut menggunakan agregat kasar kerikil dan agregat halus pasir yang lolos saringan 2,36 mm. Sementara dari pengujian skala laboratorium, untuk agregatnya yang digunakan hanya pasir yang lolos saringan 0,6 mm. Sehingga hasil kuat tekan dari campuran aspal tersebut belum memenuhi Standar Nasional Indonesia.

4.2.2 Analisis Pengujian Daya Serap Air