negara, di masa lalu, tar batubara sering diganti atau dicampur dengan aspal dalam industri. Penggunaan tersebut, sekarang seluruhnya berhenti, telah menyebar
kebiasaan baik menggunakan dua istilah dalam tar umum digunakan dan aspal Anonim, 2010b. Gambar berikut merupakan struktur kimia dari aspal
Gambar 2.1 Struktur Aspal
2.1.1. Sumber Aspal
Sumber aspal dari kilang minyak refinery bitumen. Aspal yang dihasilkan dari industri kilang minyak mentah crude oil dikenal sebagai residual bitumen,
straight bitumen atau steam refined bitumen. Istilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan umum digunakan.
Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga
suhu 350
o
C di bawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gasoline bensin, kerosene minyak tanah dan gas oil. Wignall, 2003.
Berikut diagram alir bermacam jenis aspal dan proses sebelumnya dari minyak bumi.
Universitas Sumatera Utara
Minyak Mentah Crude Petroleum
BensinGasoline Minyak Tanah
Minyak diesel Minyak Pelumas
Aspal
Minyak Creosole Batubara-Tar
Aspal Cut Back
Emulsi Aspal Cut back
Minyak penetrasi Aspal
Emulsi aspal penetrasi
bercampur rektifikasi udara
Fluks
Emulsifier dalam air
Gambar 2.2 Bermacam Jenis Aspal dan Proses Sebelumnya dari Minyak Bumi
2.1.2. Jenis – Jenis Aspal
Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut :
Aspal Alamiah. Aspal alamiah ini berasal dari berbagai sumber, seperti pulau Trinidad dan Bermuda. Aspal dari Trinidad mengandung kira-kira 40 organik dan
zat-zat anorganik yang tidak dapat larut, sedangkan yang berasal dari Bermuda mengandung kira-kira 6 zat-zat yang tidak dapat larut. Dengan pengembangan aspal
minyak bumi, aspal alamiah relatif menjadi tidak penting.
Aspal batuan adalah endapan alamiah batu kapur atau batu pasir yang diperpadat dengan bahan-bahan berbitumen. Aspal ini terjadi di berbagai bagian di
Amerika Serikat. Aspal ini umumnya membuat permukaan jalan yang sangat tahan
Universitas Sumatera Utara
lama dan stabil, tetapi kebutuhan transportasi yang tinggi membuat aspal terbatas pada daerah-daerah tertentu saja.
Aspal minyak bumi perrtama kali digunakan di Amerika Serikat untuk perlakuan jalan pada tahun 1894. Bahan-bahan pengeras jalan aspal sekarang berasal
dari minyak mentah domestik bermula dari ladang-ladang di Kentucky, Ohio, Michigan, Illinois, Mid-Continent, Gulf-Coastal, Rocky Mountain, California, dan
Alaska. Sumber-sumber asing termasuk Meksiko, Venezuela, Colombia, dan Timur Tengah. Sebesar 32 juta ton telah digunakan pada tahun 1980 Oglesby, C.H., 1996.
Aspal Beton atau Asphalt Concrete AC merupakan jenis aspal yang paling umum digunakan dalam proyek-proyek konstruksi seperti permukaan jalan, bandara,
dan tempat parkir. Aspal ini terbagi atas beberapa jenis yaitu : 1.
Aspal Beton Campuran Panas atau Hot Mix Asphalt Concrete HMAC, diproduksi dengan memanaskan aspal untuk mengurangi viskositas, dan
pengeringan agregat untuk menghilangkan uap air sebelum pencampuran. Pencampuran dilakukan umumnya pada temperatur sekitar 300 F 150
o
C, untuk aspal polimer modifikasi, dan aspal semen sekitar pada temperatur 200 F 95
o
C. Untuk pemadatan dilakukan sementara aspal cukup panas. HMAC merupakan
jenis aspal yang paling umum dipakai pada jalan raya. 2.
Aspal Beton Campuran Hangat WMAC, diproduksi dengan penambahan zeolit, lilin atau asapal emulsi untuk campuran. Penggunaan zat aditif dalam campuran
tersebut untuk lebih mudah melakukan pemadatan pada cuaca yang dingin. 3.
Aspal Beton Campuran Dingin CMAC, dipoduksi oleh emulsifier aspal dalam air dengan sabun sebelum pencampuran dengan agregat. Aspal ini umumnya
digunakan sebagai bahan penambal pada jalan-jalan yang lebih kecil. 4.
Aspal Beton Cut Back, diproduksi dengan melarutkan bahan pengikat dalam minyak tanah atau fraksi yang lebih ringan dari minyak bumi sebelum
pencampuran dengan agregat. 5.
Aspal Beton Mastis, diproduksi dengan memanaskan aspal keras dalam hot mixer sampai menjadi cairan yang lebih kental yang kemudian campuran agregat
ditambahkan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Kandungan Aspal