4.1.2 Hasil Pengujian Daya Serap Air
Proses pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian, dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase
air yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendamn selama 24 jam.
Pengujian daya serap air ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada, dimana data hasil penimbangan berat sampel kering dan berat
sampel basah disubstitusikan ke persamaaan 2.2 untuk mendapatkan nilai persentase daya serap airnya. Berikut contoh perhitungan untuk sampel campuran aspal dan PP
variasi 70:30.
Diketahui : berat sampel kering M
k
= 251,7 g dan berat jenuh air atau berat sampel basah M
b
= 252,5 g, maka persentase daya serap air yaitu :
24 ,
100 7
, 251
6 ,
100 1
, 252
1 ,
252 7
, 252
100 =
= −
= −
= x
g g
x g
g g
x M
M M
WA
k k
j
Mengacu pada perhitungan tersebut, maka diperoleh persentase penyerapan air dari masing-masing sampel yang disajikan dalam bentuk Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Penyerapan Air Campuran Aspal Dan Polipropilena
No Variasi
Massa Sampel WA
Aspal PP
Mk Mj
g g
g g
1 60
40 251,7
252,5 0,32
2 70
30 252,1
252,7 0,24
3 80
20 250,3
251,3 0,40
4 90
10 248,1
249,5 0,56
5 100
270,9 273,0
0,78 Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut diperoleh grafik yang menyajikan hubungan
antara persentase penyerapan air campuran aspal dengan polipropilena.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Persentase Daya Serap Air Dengan Campuran
Aspal dan Polipropilena
4.1.3 Hasil Pengujian Termal Dengan DTA
Pengujian sifat termal dengan DTA merupakan metode karakterisasi untuk mengetahui perubahan sifat-sifat campuran aspal dengan bahan polimer dan campuran
aspal tanpa bahan polimer terhadap suhu terutama menentukan perubahan suhu transisi gelas T
g
dan suhu dekomposisi.
Pengujian ini telah dilakukan terhadap campuran aspal dengan polipropilena variasi 70:30 yang merupakan hasil maksimum dari pengujian mekanis dan juga
terhadap campuran aspal tanpa penambahan polipropilena. Dan hasil pengujian dengan menggunakan DTA ditampilkan dalam bentuk diagram seperti yang terlihat
pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Diagram DTA Campuran Aspal Dengan Polipropilena 70:30
Gambar 4.5 Diagram DTA Campuran Aspal
Universitas Sumatera Utara
Pengujian DTA dilakukan untuk menentukan nilai temperatur kritis atau transisi gelas T
g
dan nilai temperatur maksimum T
m
. Dimana untuk pengukuran T
g
atau T
m
dimulai dari puncak peak DTA yang ditarik garis lurus sampai memotong garis penunjuk temperatur, selanjutnya titik potong tersebut ditandai, dan diturunkan
dua skala kebawah sehingga didapat titik potong yang baru, dari titik potong ini ditarik garis lurus menuju skala temperatur 15 mv. Hasil yang diperoleh menjadi nilai
T
g
ataupun T
m
yang dinyatakan dalam skala
o
C.
4.1.4 Hasil Pengujian Dengan Spektroskopi FT-IR