Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Sifat agregat yang
menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi, kebersihan, kekerasan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan
untuk menyerap air, berat jenis, dan daya kelekatan terhadap aspal. Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
2.5.1 Jenis Agregat
Agregat menurut asal kejadiannya dapat dibagi menjadi 3 jenis : 1.
Batuan Beku igneous rock. Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar extrusive igneous rock dan
batuan beku dalam intrusive igneous rock. 2.
Batuan Sedimen. Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di
danau, laut dan sebagainya. 3.
Batuan Metamorfik. Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan
temperatur dari kulit bumi.
Agregat menurut proses pengolahannya dapat dibagi atas 3 jenis : 1.
Agregat Alam. Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi
dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
2. Agregat melalui proses pengolahan. Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan
sungai-sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan. 3.
Agregat Buatan. Agregat yang merupakan mineral fillerpengisi partikel dengan ukuran 0,075 mm, diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau
mesin pemecah batu.
Universitas Sumatera Utara
Agregat, berdasarkan ukuran butirannya dapat dibagi atas 3 bagian menurut The Asphalt Institut, 1993, dalam Manual Series No. 2 MS-2 :
1. Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No.
8 2,36 mm 2.
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 2,36 mm.
3. Bahan Pengisi filler, adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75 lolos
saringan no. 30 0,06 mm.
2.5.2 Agregat Halus Pasir
Pasir adalah bahan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 - 5 mm didapat dari hasil disintegrasi batu alam natural sand atau dapat juga pemecahanya
artifical sand, dari kondisi pembentukan tempat terjadinya pasir alam dapat dibedakan atas : pasir galian, pasir sungai, pasir laut yaitu bukit-bukit pasir yang
dibawa ke pantai Setyono, 2003.
Pasir merupakan agregat halus yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran aspal beton. Agregat ini menempati kurang lebih 70 dari volume aspal,
sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kekuatannya Setyawan, 2006.
Senyawa kimia silikon dioksida, juga yang dikenal dengan silika dari bahasa latin silex, adalah oksida dari silikon dengan rumus kimia SiO
2
dan telah dikenal sejak dahulu kekerasannya. Silika ini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir
atau kuarsa, serta di dinding sel diatom.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Karakterisasi Polimer Modifikasi Aspal PMA