Implementasi Asas Luber dan Jurdil dalam Electronic Voting

75 Penerapan e-voting dalam pilkades di Kabupaten Jembrana yang secara geografis terletak di ujung Provinsi Bali dapat dikatakan berhasil terlaksana dengan baik demi mewujudkan pemilihan yang demokratis.Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya konflik ataupun sengketa dalam pelaksanaannya karena hasil akhir pemilihan dengan menngunakan metode e-voting dapat diuji secara manual.

4.2 Implementasi Asas Luber dan Jurdil dalam Electronic Voting

Pemilu di Indonesia menganut asas “Luber” yang merupakan singkatan dari “Langsung, umum, bebas, dan rahasia” serta asas “Jurdil” yang merupakan singkatan dari “jujur dan adil”. Asas-asas ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Apabila salah satu asas tidak terlaksana dengan baik dapat dikatakan bahwa suatu pemilihan tidak berjalan demokratis sesuai peraturan yang berlaku. Untuk mencapai suatu pemilihan yang demokratis sangat diperlukan sebuah proses yang baik dan benar serta didukung secara konstitusional. Pemenuhan asas-asas dalam pemilu dapat dikonstruksikan sebagai berikut : 143 1. Langsung 2. Masyarakat sebagai pemilih yang memiliki hak pilih secara konstitusional memiliki hak secara langsung untuk memilih secara langsung dalam suatu pemilihan sesuai keinginannya tanpa perantara. 3. Umum 4. Pemilu berlaku untuk seluruh warga negara yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih, tanpa membedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan dan status sosial yang lain. 5. Bebas 143 Asas-asas ini tercantum dalam pasal 22 E ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 76 6. Seluruh warga negara yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih dalam suatu pemilu, bebas untuk menentukan pilihannya tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak lain. 7. Rahasia 8. Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan. 9. Jujur 10. Semua pihak yang terkait dalam pemilu haruslah bertindak dan bersikap jujur sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. 11. Adil 12. Dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan mendapat perlakuan secara adil satu sama lain. Pengimplementasian pemilihan dengan metode e-voting harus memenuhi tiap asas sebagaimana telah diuraikan diatas dan tidak bertentangan dengan asas pemilu yang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku sebagaimana telah dijelaskan diatas. Berikut ini kembali dijelaskan secara detail tentang pengertian tiap asas dalam kaitannya dengan metode e-voting yakni sebagai berikut : 144 • Langsung Pemungutan suara elektronik harus dapat menjamin rakyat sebagai pemilihmempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara. • Umum Pemungutan suara elektronik harus berlaku bagi seluruh rakyat yang telah memenuhi persyaran sebagai pemilih • Bebas Pemungutan suara elektronik harus dapat menjaimn setiap warga negara yang berhak memilih, bebas untuk menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. • Rahasia Pemungutan suara secara elektronik harus dapat menjamin pilihan pemilih tidak dapat diketahui oleh siapapun • Jujur Pemungutan suara secara elektronik harus dapat menjamin bahwa Pemilih hanya dapat memilih satu kali untuk setiap pemilihan dan pilihan pemilih disimpan, dicetak, dihitung, dikirimkan dan ditayangkan dengan benar sesuai pilihannya. 144 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Rekomendasi Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemungutan Suara Secara Elektronik , Jakarta, 2012, Hal.5 77 • Adil Pemungutan suara secara elektronik harus dapat menjamin setiap pemilih danpeserta pemilu akan mendapat perlakuan yang sama. Selain itu, prosedur pelaksanaan pilkades yang merupakan miniatur Pilkada dengan metode e-voting yang berlandaskan asas Luber dan Jurdil dapat dideskripsikan sebagi berikut : Asas Langsung Harus dapat menjamin rajyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya Keabsahan pemilih dilakukan melalui card reader e-KTP yang kemudian dibandingkan dengan DPT online. Pemilih yang mempunyai hak pilih diberikan smartcard v-token untuk menghasilkan satu surat suara elektronik. Asas Umum Harus dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Pemilih yang mempunyai hak pilih dipastikan masuk dalam DPT online. Akan dihasilkan rekapitulasi jumlah pemilih yang hadir di tiap TPS dan total keseluruhan TPS pada saat penutupan TPS. Asas Bebas Harus dapat menjamin tiap masyarakat yang berhak memilih, bebas untuk Sistem dapat mengakomodir satu buah pilihan pemilih berdasarkan pilihan yang tersedia dan 78 menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. memungkinkan pemilih untuk melakukan konfirmasi masih ada kemungkinan untuk merubah pilihannya sampai mengkonfirmasi dengan yakin dan pasti pilihannya. Asas Rahasia Harus dapat menjamin kerahasiaan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya tanpa diketahui siapapun. • Sistem ini memberikan jaminan bahwa setiap hak suara yang diberikan tidak dapat dikaitkan dengan identitas pemilih • Identitas pemilih tidak terekam dalam sistem • Suara yang dihasilkan tidak mengandung identifikasi pemilih Asas Jujur Harus dapat memberikan kepastian bahwa tiap pemilih hanya dapat menggunakan hak pilihnya sebanyak satu kali dalam pemilihan. • Pemilih di dalam bilik tidak dapat memilih lebih dari satu kali dengan menggunakan smartcard v-token yang langsung tidak berguna setelah dipergunakan. • Sistem menghasilkan audit log yang akan diverifikasi pada saat penghitungan suara di akhir pemilihan dalam sutu TPS untuk memastikan jumlah pemilih dan jumlah perolehan 79 suara. • Sistem mencetak struk yang berguna untuk melakukan penghitungan secara manual apabila dibutuhkan dan diminta peserta pemilihan. Asas Adil Setiap pemilih dalam suatu pemilihan harus mendapat perlakuan yang sama • Setiap penduduk yang telah memiliki e- KTP secara sah dapat mengikuti proses pemilihan sesuai TPS yang telah ditentukan • Penyandang disabilitas dibantu dengan fasilitas berupa papan braille dan alat batu berbasis suara • Bagi yang belum memiliki e-KTP , penyelenggara pemilihan memberikan kemudahan kepada pemilih dengan menunjukkan bukti sebagai warga daerah setempat secara sah Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Penerapan teknologi dalam Pilkada yang mengimplementasikan asas langsung, umu, bebas, rahasia, jujur, dan adil merupakan salah satu kemajuan dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Selain itu mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pemilihan yang dilakukan dengan cara manual 80 seperti mencoblos atau mencontreng. Pemanfaatan teknologi secara tepat guna dapat menjadi solusi guna mengindari permasalahan yang dapat menyebabkan konflik dalam suatu pemilihan.

4.3 Keunggulan dan Kelemahan Penerapan Metode E-voting Dibanding

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Peranan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Dalam Lingkungan Wilayah Propinsi Aceh (Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Periode 2007-2012)

2 58 135

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

BAB II POLA PEMILIHANKEPALA DAERAH DI INDONESIA 2.1 Sejarah Pilkada di Indonesia - PenerapanElectronic Voting Sebagai Perwujudan Asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PenerapanElectronic Voting Sebagai Perwujudan Asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia

0 0 22